eQuator.co.id – Achmad Sukarno Hamid, Jakarta
Risa Maharani, Nafida Royyana, Nia Faradiska, dan Rania, tak menyangka kemampuanya membuat pola menggiring mereka ke panggung internasional. Padahal, usia empat remaja ini masih belasan tahun.
Dunia fashion tanah air berkembang subur. Banyak desainer muda unjuk kebolehan. Tak hanya di panggung lokal, di level internasional pun begitu. Bahkan, Baru-baru ini, empat desainer muda asal Kudus, Jawa Tengah, membuat heboh.
Mereka adalah Risa Maharani, Nafida Royyana, Nia Faradiska, dan Rania. Kemampuan para siswa-siswi SMK asal Indonesia ini mendapat pengakuan di kancah internasional. Koleksi karya siswi SMK NU Banat, Kudus, Jawa Tengah, itu mencuri perhatian saat tampil dalam pagelaran fashion show bergengsi, Asia’s Fashion Spotlight, di Hongkong, Rabu (7/9).
”Rasanya masih tidak percaya bisa membawa identitas Indonesia melalui busana ke panggung utama ajang internasional seperti ini,” ungkap Risa Maharani kepada INDOPOS (Jawa Pos Group), belum lama ini.
Mengusung brand Zelmira, mereka mengangkat tema Revive yang menampilkan busana gaya urban modest wear yang dipadukan dengan penggunaan kain batik serta bordir yang kental dengan nuansa khas Indonesia. Sontak, karya mereka mendapat sanjungan dan apresiasi dari para pengunjung yang sebagian besar adalah pelaku dan ikon industri fashion asal Asia, Eropa, sampai Amerika Serikat.
”Di sini kami belajar banyak, menjadi desainer itu tidak bisa hanya mengandalkan kreativitas tetapi juga perlu kemampuan mengembangkan bisnis,” ceritanya.
Keempat siswi SMK ini berada di Hongkong dan berpartisipasi dalam Center Stage’s Asia’s Fashion Premiere selama tiga hari yang dimulai dari 7 hingga 10 September. Sejak hari pertama, koleksi busana Zelmira sukses memukau seluruh pengunjung yang hadir di Grand Hall Center Stage Hongkong.
Risa mengatakan seluruh seat dipenuhi para buyer dan trader fashion mancanegara. Hadir Konsulat Jenderal RI untuk Hongkong, Tri Tharyat, dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, M. Mustaghfirin Amin. Bahkan Tri pun dibuat terkagum dengan kemampuan mereka.
”Jujur saya bangga. Mereka membuat saya terkesan,” ujar Risa mengingat ucapan Tri Tharyat.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut dia, Tri pun berpesan kepada empat siswa SMK tersebut untuk terus berkarya dengan melihat segi bisnisnya. Risa kembali menyebut ucapan Tri, ”Harus bisa dipasarkan dan dipakai di Hongkong juga. Dari Hongkong menyebar ke seluruh dunia”.
Pujian publik internasional pun berdatangan menyanjung koleksi busana mereka. Salah satunya datang dari Alexander Geyman. Editor majalah fashion dari Amerika Serikat ini, terang Risa, melihat karyanya sebagai salah satu koleksi busana paling berkelas dan tampil berbeda dibandingkan dengan berbagai label fashion internasional lainnya.
“Apa yang kita tampilkan katanya sangat berbeda. Sangat berkelas dan sophisticated. Mereka menampilkan identitas yang sangat kuat dalam koleksi busananya,” ujarnya menirukan ucapan Alexander.
Alexander yang editor majalah Focus on Shoes memang terkejut ketika mendapati bahwa desainer di balik koleksi Zelmira adalah para siswi tingkat sekolah menengah yang baru berusia 16-17 tahun. ”Saya sudah sering melihat fashion show di berbagai negara, termasuk koleksi busana bergaya muslim. Namun apa yang mereka tampilkan ini berbeda. Tidak seperti desainer pada umumnya yang bergaya Eropa dan semua hampir sama karakternya,” tuturnya kepada INDOPOS.
Kesempatan tampil dalam Asia’s Fashion Premiere ini tidak terlepas dari program dukungan yang diberikan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Ditali Cipta Kreatif. Sebelum bertolak ke Hongkong, mereka terlebih dulu mendapatkan pendampingan secara intensif berkonsep inkubasi selama 4 bulan dengan dimentori para desainer profesional dari IFC. (*/JPG)