-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Depresi Atas Penyakitnya dan Tak Ingin Jadi Beban Keluarga, Pak Lau Bunuh...

Depresi Atas Penyakitnya dan Tak Ingin Jadi Beban Keluarga, Pak Lau Bunuh Diri

EVAKUASI. Kompol Abdullah dan jajarannya melakukan evakuasi jenazah Lau, yang ditemukan gantung diri di kamar rumahnya, Gang Bunga Luar, Jalan Komyos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (27/12/2019) pagi. Polisi for eQuator.co.id

eQuator.co.id – PONTIANAK. Depresi dengan penyakit yang dideritanya, Lau San Phin mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Jumat, (27/12/2019) sekira pukul 08.15 Wib. Kakek 73 tahun tersebut gantung diri di kamar rumahnya, Gang Bunga Luar, Jalan Komyos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat.

Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Abdullah mengatakan, berdasarkan keterangan dari anak korban bernama Agustina, sebelumnya sekitar pukul 01.00 WIB Lau masih terlihat normal. Anak korban juga mengaku sempat mendengar suara ayahnya tersebut di dalam kamar. Sama sekali tak ada yang mencurigakan.

“Paginya sekitar pukul 08.15 Wib, anak korban baru merasa curiga, karena tak melihat aktivitas korban dirumah,” katanya.

-ads-

Agustina lantas mengecek ke dalam kamar korban. Alangkah terkejutnya ia melihat ayahnya sudah tergantung dalam keadaan tak bernyawa. Kondisi leher Lau terikat kain bewarna hitam, lidah terjulur, serta ada tetesan air mata di pipinya.

Abdullah mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat korban sebelum ini mengidap penyakit prostat. Di rumah tersebut, sebelumnya korban hanya seorang diri semenjak istrinya meninggal dunia lima tahun silam. Sementara untuk pekerjaan sehari-hari, korban sebagai pengepul barang bekas.

“Saksi yang merupakan anak korban juga menjelaskan bahwa dirinya baru tinggal selama seminggu di rumah tersebut. Alasannya, untuk merawat orangtuanya tersebut yang sudah memasuki masa lansia dan juga mengidap penyakit prostat,” bebernya.

Atas dasar itu lah, dugaan dan analisa sementara polisi korban nekat gantung diri lantaran depresi. Terlebih, korban merasa berat dalam masalah biaya berobat. Sedangkan korbab tak ingin merepotkan orang lain, termasuk anaknya.

Jenazah Lau sempat dibawa ke Rumah Sakit Anton Soedjarwo untuk dilakukan visum. Namun, keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi. Pihak keluarga memilih agar jenazah korban disemayamkan.

“Visum tetap kita lakukan, namun keluarga korban menolak dilakukan otopsi. Sehingga terhadap korban kita serahkan kepada keluarga,” tutup Abdullah.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Abdul Kadir menjelaskan, pada November lalu korban sempat menemuinya. Lau bercerita tentang penyakit yang dideritanya. Selain prostat, korban juga mengeluhkan sakit bekas tabrakan yang pernah dialaminya.

“Korban juga bercerita bahwa dirinya tengah kesulitan mencari uang dan mengaku merasa tidak enak apabila harus merepotkan anaknya dan tidak mau menjadi beban,” ungkapnya.

Kadir juga membenarkan bahwa anak korban memang baru terlihat sekitar seminggu ini di rumah tersebut. Sebelumnya korban hanya tinggal sendirian selama lima tahun.

“Yaitu sejak ditinggal istrinya meninggal dunia,” pungkas Kadir. (and)

Exit mobile version