eQuator.co.id – PONTIANAK.RK- Kalimantan Barat berada di peringkat ke-23 dalam daya saing usaha. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei Co-Director of Asia Competitiveness Institute, Tan Khee Giap. Peringkat ini mengalami kenaikan lima peringkat dari tahun sebelumnya.
“Kalbar juga mengalami penurunan peringkat dalam lingkup pemerintahan dan institusi publik (dari 16 ke 17), kemudian terjadi lagi peningkatan peringkat dalam lingkup stabilitas ekonomi makro (dari 26 ke 18), dan kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja (dari 19 ke 15), peringkat stabil dalam kualitas Hidup dan pembangunan infrastruktur (dari 33 ke-31),” ujar Tan Khee Giap, kemarin.
Ia mengatakan, bahwa kekuatan Kalbar terletak pada kinerja perusahaan faktor penunjang kesejahteraan. Sedangkan kelemahannya yaitu berada pada pendidikan dan persaingan usaha.
“Dengan demikian, kami pun merekomendasikan agar Kalbar melakukan peningkatkan iklim berusaha yang kondusif dan persaingan yang sehat serta peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Terkait daya saing, Koordinator Wilayah Kalbar Konfederasi Serikat Butuh Sejahtera Indonesia (KSBI), Suherman menyebutkan, dengan adanya ukuran daya saing, tentu dapat menjadi ukuran bagaimana dapat berkompetisi dengan dunia luar apalagi masyarakat ekonomi Asia.
“Dalam rangka ekonomi revolusi 4.0 tentunya ini sangat penting bagi kita khususnya bagi pengusaha,” kata Suherman.
Suherman menilai, bahwa, kelemahan Kalbar terletak pada daya saing tenaga kerjanya. Dan permasalahan yang terjadi di Kalbar saat ini adalah dengan keberadaan perusahaan sawit yang cukup banyak namun tidak terpola.
“Kami menyadari selaku organisasi serikat buruh, saya mendorong pemerintah untuk bagaimana pemerintah menyiapkan sertifikasi kopentensi bagi pekerja-pekerja, supaya merka punya daya saing. Jangan sampai nanti pekerja dari luar masuk karena tidak ada daya saing,” ungkapnya.
Suherman yang juga selaku pembina UMKM yang dalam wadah payung PLUT Kalbar, pihaknya juga menyayangkan agar jangan sampai produk dari luar masuk. Terlebih dari 34 provinsi, Kalbar itu termasuk yang rendah indeks pembangunan manusianya.
“Maka dari itu tidak cukup hanya usaha dari pemerintah saja. Kita juga harus bersama-sama menuntaskan ini semua sehingga Kalbar punya daya saing tinggi. Dan saya juga mengucapkan terimakasih untuk ACI Singapura yang sudah mau bekerjasama,” tandasnya.
Laporan: Nova Sari
Editor: Andriadi Perdana Putra