eQuator.co.id – Beruntung saya bisa mendapatkan pekerjaan kecil dari sahabat lama. Sebenarnya hanya membuat dokumentasi video dan foto sebuah acara. Nah, yang menarik adalah isi acaranya itu.
Acara itu sendiri ada dua macam. Pertama seminar umum. Kedua, diskusi kelas. Pesertanya 600 orang. Sebanyak 87 di antaranya adalah para pemegang saham. Selebihnya para direktur.
Bayangan saya ketika mendapatkan pekerjaan, saya akan berjumpa dengan orang-orang paruh baya. Yang wajahnya sudah mulai tua.
Dugaan saya meleset. Hanya sedikit yang usianya di atas 50 tahun. Itu pun dari kelompok pemegang saham saja. Sementara direktur-direkturnya semua muda-muda. Di bawah 40 tahun. Bahkan di bawah 30 tahun.
Para direktur itu, berasal dari lebih dari 100 perusahaan. Semua berbisnis dengan basis teknologi informasi dan internet. Keseluruh perusahaan itu berada dalam satu group. Dengan satu investor.
Begitulah wajah baru bisnis masa depan yang bisa dilihat hari ini. Bisnis yang dijalankan anak-anak muda berpenampilan santai. Dengan celana belel. Berkaos oblong. Bila tidak bertemu di ruangan itu, saya pasti menduga mereka adalah para mahasiswa!
Satu-satunya orang yang hadir dengan baju batik adalah pemilik perusahaan investasi yang mendanai ratusan start up itu. Masih muda. Belum 50 tahun. Berbaju batik dengan celana jins dan ransel hitam.
Start up. Model bisnis baru yang dikembangkan dengan teknologi informasi dan internet. Wilayah yang memang lebih disukai anak-anak muda.
Bidang usahanya yang dipilih sebenarnya sama dengan usaha konvensional. Yang sederhana misalnya jasa persewaan kos-kosan.
Secara konvensional, banyak orang yang pekerjaannya menjadi makelar kamar kos. Oleh anak-anak muda itu, fungsi makelar didigitalkan. Dibuatkan website dan mobile apps.
Semua yang punya kamar kos kosong diminta mengisi. Semua orang yang butuh kamar kos diberi informasi. Lalu terjadi transaksi. Melalui website atau aplikasi.
Ada juga yang membuat aplikasi bayar gaji. Secara konvensional, manager HRD harus membuat perhitungan setiap bulan. Menggunakan banyak alat bantu kerja. Ribet.
Anak-anak muda itu kemudian membuat aplikasi bayar gaji. Manager HRD tinggal mengakses aplikasi itu untuk mengelola penggajian karyawan. Lengkap dengan perhitungan pajaknya. Gampang. Praktis.
Aplikasi yang menurut saya rumit juga ada. Misalnya, software untuk menganalisa suara seseorang. Aplikasi ini berguna untuk mengenali keaslian suara seseorang. Juga untuk membangun aplikasi lain berbasis suara.
Dua puluh tahun lalu, orang berlomba-lomba membangun website untuk menerbitkan berita. Hari ini, anak-anak muda itu, memanfaatkan website untuk membangun bisnis.
Dari ratusan perusahaan start up dalam forum itu, saya hanya melihat lima website berita. Itu pun website yang sudah cukup lama. Sudah lebih dari 10 tahun usianya.
Ada perbedaan yang mendasar antara model bisnis website berita dengan website bisnis. Website berita memperoleh pendapatan usaha dari orang yang beriklan saja. Sedangkan website bisnis memperoleh pendapatan dari jasa pemanfaatan software-nya.
Bagaimana dengan bisnis Anda?
*Joko Intarto, admin www.disway.id dan blogger.