Dari Indonesian Cultural Performance di Sarawak (Bagian 1)

Penjualan Cukup Memuaskan bagi Pedagang UKM

INDONESIAN CULTURAL PERFORMANCE. Masyarakat Sarawak, Kuching, Malaysia, antusias menyaksikan pertunjukan seni musik tarian tradisional Indonesia yang dikombinasikan dengan koreografi tarian modern di Vivacity Mall, Kuching, Malaysia, Minggu (3/7) siang. Ocsya Ade CP

eQuator.co.id – Ratusan mata masyarakat Sarawak terpana melihat pertunjukan di lantai dasar Vivacity Mall, Kuching, Malaysia, pada Sabtu (2/7) dan Minggu (3/7) siang. Sebuah pertunjukan seni musik tarian tradisional khas Indonesia meramaikan pusat perbelanjaan terbesar dan terbaru di kota tersebut.

Indonesian Cultural Performance nama show tersebut. Sebuah event promosi kebudayaan dan sebagai penutup suksesnya Festival Produk Indonesia (FPI) 2016 yang digelar Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Kuching sejak 8 Juni hingga 3 Juli.
Konsul Jenderal RI, Jahar Gultom mengatakan, perfoma dari muda-mudi asal Jawa Barat dan Jakarta ini terwujud atas kerja sama KJRI dengan Kementerian Parawisata RI. “Acara Indonesian Cultural Performance ini bermaksud untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian Indonesia kepada masyarakat Sarawak dalam event penutupan festival,” jelas Jahar Gultom, Konsul Jenderal RI usai menutup FPI di Vivacity Mall, Kuching, Malaysia, Minggu (3/7) siang.
Pertunjukan seni musik tarian tradisional Indonesia yang dikombinasikan dengan koreografi tarian modern ini juga untuk menunjukkan bahwa kebudayaan dan kesenian Indonesia khususnya seni tari terus berkembang dan mengikuti perkembangan jaman. Tentunya, tidak melupakan ciri khas kebudayaan Indonesia itu sendiri.
Dengan demikian, Jahar berharap dengan semakin eratnya hubungan antara masyarakat Sarawak dan Indonesia, maka akan semakin banyak masyarakat Sarawak yang berminat untuk mengunjungi Indonesia. Tidak hanya ke Pontianak, Kalimantan Barat. Pun demikian kota-kota Iainnya di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Solo, dan berbagai destinasi pariwisata lainnya.
“Saya juga berharap masyarakat Sarawak dapat terhibur. Karena rombongan penari Indonesia ini profesional juga pernah tampil di berbagai event internasional antara lain di Australia, Bangkok, Hongkong, dan lainnya,” pinta Jahar.
Festival diikuti 28 pedagang UKM dari Pontianak, Singkawang, Sambas, Sanggau dan Kapuas Hulu, serta dua asosiasi perhimpunan pedagang UKM. Kurang lebih 100 jenis produk-produk UKM berkualitas yang dipamerkan. Ada produk fashion, garment, batik, kain tenun, kain songket, aksesoris, handy crafts, serta produk makanan dan minuman dalam kemasan.
Menurut Jahar, lengkaplah sudah kegiatan promosi di Kuching ini. Kegiatan promosi yang menggabungkan berbagai unsur-unsur terkait dari sektor perdagangan, industri UKM, sektor pariwisata serta promosi seni dan kebudayaan Indonesia. Secara keseluruhan, lanjut dia, FPI 2016 telah berjalan baik dan lancar serta menerima respon antusias dari masyarakat Sarawak.
“Begitu juga hasil penjualan yang cukup memuaskan bagi pedagang UKM, bahkan ada yang menerima order pesanan barang, serta menjalin hubungan partnership dengan counterpart-nya yang baru di Kuching,” terang Jahar.
Bahkan para pedagang UKM menerima banyak pesanan barang. “Serta menjalin hubungan partnership dengan counterpart-nya yang baru di Kuching,” ungkapnya.
Hal ini, ia menjelaskan, menunjukan bahwa sebenarnya masih banyak sektor dan peluang usaha yang ada antara Sarawak dan Indonesia. Yang dapat dikembangkan secara bersama-sama demi mendukung kemajuan dan pembangunan ekonomi kedua negara. (*)

Ocsya Ade CP, Kuching