Danpussenif: Disiplin adalah Nafas dan Kehormatan adalah Segala-galanya

Pembaretan 295 Prajurit Infanteri

CEK PASUKAN. Danrindam XII Tanjungpura Kolonel Inf Martin Susilo M Turnip SH mencek pasukan pada tradisi pembaretan di Pantai Kura Kura, Bengkayang, Rabu (6/6)--Rindam XII TPR for RK
CEK PASUKAN. Danrindam XII Tanjungpura Kolonel Inf Martin Susilo M Turnip SH mencek pasukan pada tradisi pembaretan di Pantai Kura Kura, Bengkayang, Rabu (6/6)--Rindam XII TPR for RK

eQuator.co.idSingkawang-RK. Sebanyak 295 Prajurit Infanteri melakukan upacara tradisi Pembaretan Pendidikan Kejuruan Bintara Infanteri (Dikjurbaif) Abiturien Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) dan Pembaretan Pendidikan Kejuruan Tamtama Infanteri (Dikjurtaif) Abiturien Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) TNI AD Tahun Anggaran 2017 (OV) di Pantai Kura Kura, Kabupaten Bengkayang, Rabu (6/6).

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif), Mayjen TNI Surawahadi dalam amanatnya yang dibacakan oleh Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Martin Susilo M Turni mengatakan, pembaretan dan penyematan brevet kualifikasi Yudha Wastu Pramukha merupakan suatu pengakuan dan penghargaan bagi para siswa Infanteri.

“Baret Infanteri adalah lambang kehormatan Prajurit Infanteri tertinggi yang merupakan Queen Of The Battle,” kata Surawahadi, Rabu (6/6).

Prajurit Infanteri, kata dia, harus memiliki kemampuan untuk bergerak di setiap bentuk medan pertempuran baik di hutan, gunung, laut, sungai dan pantai. “Dimana kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh prajurit di luar kecabangan Infanteri,” tambahnya.

Dalam amanatnya, Surawahadi menyampaikan, semboyan Infanteri Yudha Wastu Pramuka mempunyai arti yang terkandung didalamnya bahwa Prajurit Infanteri merupakan pelaksana pertempuran terdepan. Menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran jarak dekat di darat untuk mencari, mendekati dan menghancurkan musuh serta merebut menguasai dan mempertahankan medan.

Selain itu, Prajurit Infanteri harus disiplin, jago tembak, jago beladiri dan memiliki fisik yang prima. Harus dilandasi nilai-nilai jati diri prajurit yaitu sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional yang memiliki mental kuat.

“Dan sadari secara sungguh-sungguh sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing, jalani hidup yang ditempuh sebagai Prajurit Infanteri adalah rencana dan Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa,” tegasnya.

Untuk itu, Surawahadi berpesan, Prajurit Infanteri tetap berpegang teguh pada sapta marga, sumpah prajurit dan 8 Wajib TNI serta jangan pernah ragu atau bimbang dalam menjalankan setiap tugas dan kewajibanmu untuk menjaga serta menegakkan panji Korps Infanteri.

“Namun, jangan pernah lupakan jati dirimu sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional serta jadilah insan perekat persatuan dan kesatuan NKRI yang memperkokoh semangat kebhinekaan dan kemanunggalan TNI Rakyat,” pesannya.

Surawahadi juga mengingatkan, sebagai prajurit TNI, disiplin adalah nafas dan kehormatan adalah segala-galanya. “Pelihara kesegaran jiwa dan kesegaran jasmanimu tingkatkan kemampuan dan keterampilan merawat serta pelihara senjata dan perlengkapan yang menjadi tanggung jawab dengan baik,” katanya.

Juga, sambung dia, jaga dan tingkatkan kebersamaan, jiwa korsa serta kebanggaan sebagai prajurit infanteri serta senantiasa memegang komitmen berbuat terbaik berani tulus dn ikhlas dilandasi oleh disiplin loyalitas dan kehormatan,” tutupnya.

Tradisi pembaretan tersebut turut dihadiri juga Wadanrindam XII/Tpr, Dandodiklatpur, para Dansatdik dan Kabag Rindam XII/Tpr serta para orang tua dan keluarga siswa.

 

Laporan: Suhendra

Editor: Ocsya Ade CP