Ceceran Tanah Merah Ganggu Pengguna Jalan

Tanah merah berceceran sepanjang 100 meter di badan Jalan Daeng Menambon, tidak jauh dari proyek pembangunan Taman Adipura Mempawah. Ari Sandy

eQuator – Mempawah. Selain kotor dan berdebu, ceceran tanah merah dari truk pengangkut material untuk proyek pembangunan di sekitar Jembatan Antibar II hingga Taman Adipura telah mengganggu pengguna Jalan Daeng Menambon, Kabupaten Mempawah. Pelaksana proyek diminta mencontoh proyek di Jalan Arteri Supadio, Kabupaten Kubu Raya.

“Tiap kali saya melintas di Jalan Daeng Menambon, debu pasti mengepul mengganggu jarak pandang. Ditambah lagi, tanah yang berserakan sampai ke tengah jalan, sangat-sangat mengganggu masyarakat,” kesal salah satu warga, Iwan Suhaindar, Kamis (19/11).

Pria 38 tahun ini mengungkapkan, sangat mendukung pengembangan Taman Adipura Mempawah. Namun, pelaksana proyek juga harus bertanggungjawab membersihkan ceceran tanah yang berserakan di badan jalan. Jika tidak dibersihkan, maka masyarakat yang akan merasakan dampaknya. “Sebaiknya para pekerja proyek memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Kita mendukung pengembangan taman, namun jalanan juga harus bersih dong. Kami sangat terganggu dengan ceceran tanah merah itu,” imbuhnya.

Kekesalan senada juga dikatakan Irma Widianti Sukma, 28. Warga Mempawah ini setiap hari melintasi kawasan tersebut, karena rumahnya tidak jauh dari pengerjaan proyek. “Saya sering lewat depan Taman Adipura. Tanah merah yang berceceran banyak sekali di jalanan, terlebih siang sewaktu menjemput anak sekolah, mau tak mau saya bekali anak saya dengan masker untuk menutup hidung, karena debu dari tanah itu luar biasa tebalnya,” keluhnya.

Ia membeberkan, tidak seperti pengerjaan proyek lain yang pernah dilihatnya. Bahkan, pelaksana proyek sengaja mengupah ibu-ibu untuk menyapu badan jalan, ketika kendaraan keluar masuk mengangkut muatan. Sehingga kegiatan proyek tidak meninggalkan ceceran tanah di tengah jalan. “Saya pernah lihat pengerjaan proyek di Kubu Raya, saat saya akan berangkat menggunakan pesawat. Ketika lewat di Jalan Arteri Supadio Kubu Raya terlihat ada proyek yang juga mengangkut tanah. Namun, disana ada petugas yang siap sedia menyirami jalan membersihkan ceceran tanah. Ada ibu-ibu yang diupah untuk menyapu ceceran tanah. Beda sekali dengan di Mempawah, saya tidak melihat seperti itu,” paparnya.

Irma mengaku tidak ingin membandingkan pelaksanaan proyek di Mempawah dengan Kubu Raya. Dia hanya menyarankan, akan lebih baik jika pengerjaan proyek di Mempawah mencontoh Kubu Raya. “Selain proyeknya lancar, masyarakat juga tidak resah akibat ceceran tanah dan sisa material proyek,” sarannya.

 

Reporter: Ari Sandy

Redaktur: Yuni Kurniyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.