eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tidak lama lagi perayaan Capgome digelar. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pontianak meminta kepada Panitia Capgome tidak memberikan ruang unsur kampanye. Tapi murni kegiatan keagamaan dan budaya.
“Artinya, kalau pun ada kegiatan barongsai dan segala macamnya, kita sepakati tidak ada berkaitan dengan partai politik dan kampanye,” kata Ketua Bawaslu Kota Pontianak Budhari, usai melakukan sosialisasi ke Sekretariat Komunitas Budaya Tionghoa (KBT) Pontianak, Senin (21/1).
Di Kota Pontianak perayaan Capgome dipusatkan di Jalan Diponegoro. Budhari berharap di lokasi tersebut tidak ada Alat Peraga Kampanye (APK). Baik foto, baliho, ataupun billboard. “Jadi semua yang berbau partai tidak ada,” ujarnya.
Tak hanya itu, panitia dipastikan tidak menyiapkan kursi untuk calon legislatif (Caleg). Silahkan Caleg maupun tim pasangan calon hadir dikegiatan, tapi sebagai masyarakat biasa yang ingin menyaksikan. Panitia juga dibatasi tidak boleh menerima sponsor dari Caleg. Karena nanti akan membebani panitia pada saat pelaksanaan Capgome. Misalnya menggunakan atribut pakaian. “Sebisa mungkin ada imbauan dari panitia, tidak ada sponsor dari Caleg,” pintanya.
Biasa dalam setiap perayaan hari besar, terdapat spanduk ucapan selamat dari Caleg. Budhari menganjurkan pemberian ucapan atas nama pribadi. Tidak boleh ada embel-embel Caleg dan Parpol.
Agar tak kecolongan, Bawaslu dan Panitia akan melakukan pencegahan sehari sebelum kegiatan dimulai. “Bawaslu, panitia, kepolisian akan melakukan pencegahan bersama, bila melanggar akan kita tindak,” pungkas Budhari.
Di tempat sama, Ketua Panitia Bidang Naga dan Barongsai Capgome Pontianak, Dji Sen mengaku bahwa pihaknya sudah berkomitmen dalam kegiatan ini betul-betul keagamaan dan kebudayaan. “Kami sudah bersepakat, dalam kegiatan ini tidak ada kegiatan politik,” katanya.
Lokasi kegiatan di Jalan Diponegoro, tidak akan ada terpasang APK. Namun misalnya ada caleg yang hendak menyumbang, panitia tetap menerima. Tapi atas nama pribadi. Bukan Caleg atau Parpol.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi
