eQuator – Nanga Pinoh-RK. Salah satu sekolah swasta di Kabupaten Melawi, SMA PGRI 02 Ella Hilir tidak pernah tersentuh perhatian pemerintah, khususnya dalam pembangunan fisik sekolah. Umur bangunan yang hampir 20 tahun ini terlihat usang karena terlupakan pemerintah.
“Sejak berdiri tahun 1998 yang lalu tidak pernah mendapatkan bantuan pembangunan fisik ruang kelas dari pemerintah. Baik saat Melawi masih menjadi bagian Kabupaten Sintang maupun saat Melawi telah menjadi kabupaten sendiri. Hanya mendapatkan bantuan ruang perpustakaan saja,” ujar pengelola sekolah SMA PGRI 02 Ella Hilir, Drs Sajirin, Rabu (25/11).
Menurutnya, bangunan yang ada saat ini kondisi atap seng sudah berkarat serta bocor. Akibatnya plafon sering terkena rembesan air hujan. Sehingga dek-dek ruangan belajar mengajar banyak yang rusak, bahkan sudah ada yang terlepas.
Begitu pula dengan lantai ruang belajar, ungkap Sajirin, sudah banyak yang retak. Lantai beton sudah ada yang jebol ke bawah sehingga ruangan sering berpasir. Banyak pasir di ruang belajar jelas berpengaruh pada konsentrasi guru dan siswa dalam menjalankan proses belajar mengajar.
“Bangku dan meja belajar pun sudah banyakyang rusak. Ada yang goyang, patah serta banyak banyak diantaranya sudah tidak bisa dipergunakan untuk menunjang proses belajar mengajar,” papar Sajirin.
Sebenarnya, pihak SMA PGRI 02 Ella Hilir hampir setiap tahun mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah, tetapi tidak pernah dikabulkan. Padahal SMA ini telah menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Melawi.
“Padahal SMA tersebut banyak prestari yang telah diraih, baik dibidang akademik maupun nonakademik,” ujarnya.
Lantaran ajuan tidak pernah ditanggapi, Sajirin menilai SMA PGRI 02 Ella hanya dilihat sebelah mata oleh Pemerintah Kabupaten Melawi. Khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Melawi sebagai pihak yang melakukan pembinaan terhadap sekolah.
“Padahal swasta maupun negeri tidak ada perbedaan, sama-sama mendidik anak bangsa. Apalagi sekarang siswa SMA PGRI Ella Hilir memiliki siswa kurang lebih 300 orang. Sementara ruang kelas tidak ada. Untuk mengatasi itu, terpaksa ruang kelas yang ada disekat,” ulasnya. (aji)