eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali berharap agar HIPMI Kubu Raya senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya. Hal itu penting guna menciptakan situasi usaha yang kondusif serta menciptakan lapangan kerja baru sekaligus dapat mengurangi angka pengangguran.
“Sehingga pada akhirnya kita bersama-sama mewujudkan visi Kabupaten Kubu Raya. Yaitu terwujudnya Kabupaten Kubu Raya yang maju, harmonis dan berbudaya serta memiliki daya saing,” ucap Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali dalam sambutan yang dibacakan Kepala BPMPT Kubu Raya, Lugito ketika membuka Rakercab BPC HIPMI Kubu Raya 2016, Sabtu (12/11).
Menurutnya, Rakercab BPC HIPMI Kubu Raya 2016 tentunya akan turut menentukan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kubu Raya ke depan. Karena itu, pemerintah menaruh harapan besar kepada para pengusaha muda di Kubu Raya untuk selalu mengembangkan diri serta meningkatkan kemampuan dalam berusaha. Agar usahanya senantiasa maju dan berinovasi serta mencermati setiap perkembangan teknologi agar tidak ketinggalan zaman.
“Potensi Kubu Raya sangat besar dan banyak. Namun masih banyak bidang usaha yang belum tersentuh. Seperti halnya bidang pariwisata, pertambangan, pertanian maupun usaha lainnya. Saya harap HIPMI dapat menjaring para pemuda di Kubu Raya serta memberikan pelatihan dan keterampilan agar mampu menyongsong masa depannya dengan optimisme,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rakercab BPC HIPMI Kubu Raya 2016, Rusdi menyatakan, 10 bidang di HIPMI masing-masing telah menyusun dan merumuskan program yang kreatif dan inovatif. Program tersebut akan disinergiskan dengan program Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
“Program itu untuk memperkuat eksistensi para pelaku usaha mikro atau UMKM di Kubu Raya. Bentuk programnya bermacam-macam, di antaranya pelatihan, workshop atau diskusi publik, akses permodalan maupun akses pemasaran. Semuanya bertujuan menambah wawasan, meningkatkan keterampilan, menciptakan peluang usaha untuk para entrepreneur muda serta mendulang pendapatan ekonomi keluarga,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) BPD HIPMI Kalbar, Mohamad Qadhafy mengungkapkan, permasalahan pengusaha khususnya bidang UMKM terbilang sangat kompleks.
“Minggu lalu pada Seminar OJK di Singkawang, saya bicara soal pengusaha dan permasalahannya, antara lain mentality. Mental pengusaha kita mudah menyerah, malah cenderung bermental pegawai/karyawan,” ujar Qadhafy.
Di singgung sejauh mana kesiapan dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)? “Saya jawab tidak. Karena sebagai contoh di Ketapang ribuan tenaga kerja asing dari China menempati posisi itu. Tenaga kerja kita dianggap tidak memenuhi syarat dan kemampuan. Lalu jadi apa kita? Penonton?! Pengangguran?!” ulasnya.
Qadhafy menjabarkan, permasalahan pelaku UMKM dari akses permodalan, produksi, perizinan, sertifikasi, kemasan, pemasaran ke pasar ritel hingga promosi melalui event pameran.
“Bicara akses permodalan, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan menurunkan bunga hingga 9% dan Insya Allah tahun depan jadi 7% adalah perjuangan HIPMI. Melalui diskusi antara Ketua Umum BPP HIPMI, Bahlil Lahadalia dengan Presiden Joko Widodo. Namun masih ada batasan di regulasi Perbankan yang mengharuskan dua tahun usaha berjalan, karena dana yang digunakan adalah dana bank. Ini membatasi ruang gerak pengusaha UMKM dan start up,” ucap Qadhafy yang pernah menjabat Ketua Umum BPC HIPMI Kubu Raya.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe