-ads-
Home Rakyat Kalbar Kayong Utara Bupati Citra: Tak Mudah Padamkan Api di Lahan Gambut

Bupati Citra: Tak Mudah Padamkan Api di Lahan Gambut

LOKASI KARHUTLA: Danrem 121/Abw, Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, dan Bupati Kayong Utara Citra Duani beserta sejumlah Forkopimda saat melihat langsung dan ikut memadamkan api di hamparan lahan gambut di Dusun Sinar Palung, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Sabtu (21/9). Istimewa for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – KAYONG UTARA-RK. Bupati Kayong Utara, Drs Citra Duani mengatakan, lokasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, tepatnya di kompleks transmigrasi Dusun Sinar Palung merupakan satu di antara titik api di hamparan lahan gambut.

Pemda dan Satgas Karhutla dibantu warga setempat, kata Citra, terus berupaya memadamkan titik api di daerah tersebut. Salah satu langkahnya, membuat parit supaya api tidak menjalar ke daerah lain.

“Di lokasi transmigrasi ini cukup banyak terdapat hamparan pohon karet,” jelas Bupati Citra, Senin (23/9).

-ads-

Citra mengatakan, dalam memadamkan api dilahan gambut tentunya bukanlah hal yang mudah. Sebab untuk 5000 liter air hanya dalam hitungan 10 menit air tersebut sudah habis.

Jadi kalau untuk titik api dengan jumlah banyak, sangat memerlukan air yang lebih banyak lagi. “Ini tentunya menjadi perhatian kita bersama, dan ini kita tangani dengan serius. Karena tidak ada Pemda dan Forkopimda menangani ini main-main.  Sampai pak Danrem turun langsung ke sini (Kayong Utara, red). Jadi siapa yang mau main-main dengan api,” lanjut dia.

Sementara, Kadus Sinar Palung, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, Kasi Mulyono mengatakan, untuk Karhutla di daerahnya sudah terjadi sejak 14 September lalu. Adapun lokasi yang terbakar merupakan lahan pertanian milik warga. “Ini yang tebakar ada karet, pohon jengkol, petai, dan juga sawit,” ungkapnya.

Ia menambahkan, atas peristiwa ini sempat ada antisipasi warga akan mengungsi melihat api yang hingga saat ini tidak kunjung padam. Sebab untuk lahan yang terbakar merupakan lahan gambut. “Jadi kalu antisipasi pasti ada, melihat api yang sampai saat ini masih hidup,” sambung dia.

Dalam proses pemadaman api diakui dia mengalami kesulitan dalam menemukan sumber air. Karena sumber air yang ada mengalami kekeringan. “Untuk air kita memang sangat sulit menemukannya, saat melakukan pemadaman bersama Satgas Karhutla yang ada,” pungkasnya.(lud)

Exit mobile version