eQuator.co.id – Sambas-RK. Kondisi Border Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas berbanding jauh dengan Biawak, Sarawak, Malaysia Timur.
Tokoh masyarakat Sajingan Besar, R Dingga mendesak pemerintah pusat, provinsi dan Pemkab Sambas melakukan penataan, agar Aruk bisa secantik Biawak. “Border Biawak tertata rapi, sementara Border Aruk semrawut. Perlu terobosan nyata dari pemerintah, bagaimana pembangunan yang ada memiliki kontribusi nyata bagi masyarakat perbatasan,” ucap tokoh adat Dayak Kecamatan Sajingan Besar ini kepada Rakyat Kalbar via handphone, Selasa (21/6).
Dingga tidak memungkiri, banyak pembangunan yang telah dilakukan pemerintah. Namun tidak diimbangi keseriusan. Faktanya, sejak dioperasikan pada 1 Januari 2011 hingga saat ini, aktivitas di Border Aruk tidak signifikan. Penataan pun terkesan semrawut. Parkir kendaraan, taman dan warung tidak teratur. Bahkan tidak sedikit kendaraan yang melintas melawan arus lalu-lintas.
Lebih memprihatinkan, ungkap Dingga, Customs, Immigration, Quarantine and Security (CIQS) masih belum lengkap dan memenuhi persyaratan untuk lalu lintas kendaraan, sementara Malaysia sudah sangat siap. Dia tidak tahu kenapa pemerintah terkesan masih setengah hati.
“Kita ingin ada tim khusus yang mengelola wilayah Border Aruk agar tidak semrawut. Kami harap Bupati Sambas yang baru bisa memperjuangkan ini,” harapnya.
Hal senada ditegaskan M Sidang, mantan Kepala Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar. Dia meminta pemerintah segera menata pembangunan kawasan Border Aruk agar lebih rapi, termasuk pembenahan taman dan kelengkapan sarana prasarana Pos Lintas Batas (PLB) Aruk. “Seharusnya border sudah siap, karena saat ini pembangunan sedang berlangsung. Jadi harus diikuti dengan kemajuan peningkatan di wilayah border,” desaknya.
Agar tidak semrawut, harus ada ketegasan dari pemerintah untuk melakukan pembenahan kawasan border sejak sekarang. Apalagi taksi dan bus umum telah beroperasi melayani transportasi di kawasan perbatasan. Penataan dan penertiban kawasan border harus gencar dilakukan. “Sekarang penataan masih mudah. Jangan menunggu ada keluhan. Ini saat yang tepat untuk berbenah. Sehingga kedepan, pemerintah tidak kesulitan dalam mengembangkan Border Aruk,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Ridho
Editor: Yuni Kurniyanto