eQuator.co.id – AMPANG – Bocah berumur lima tahun di Desa Tanah Merah, Kecamatan Torjun, memiliki dua alat kelamin. Moh. Shaydan Safari, 5, memiliki kelainan sejak lahir.
Bocah kelahiran 24 Januari 2011 itu memiliki dua jenis kelamin. Yakni, laki-laki dan perempuan. Walaupun mem dua alat kelamin, putra Hoirul Anwar itu tampak normal seperti bocah laki-laki seusianya.
Shaydan –panggilan Moh. Shaydan Safari– tampak girang bermain dengan teman-temannya. Hanya, dia sering mengeluh sakit di kemaluannya.
Hoirul Anwar, 35, ayah Shaydan, menuturkan, tingkah laku anaknya lebih mengarah kepada laki-laki. Karena itu, dalam akta kelahirannya, bocah tersebut berstatus laki-laki. Namun, dirinya khawatir, jika semakin dewasa, jenis kelaminnya akan berubah.
Dia menjelaskan, alat kelamin laki-laki ada. Namun, penisnya kecil. Di bawah penisnya itu ada lubang juga seperti jenis kelamin perempuan. Biasanya, saat kencing, sama-sama keluar air seni. Anwar yang bekerja serabutan itu mengaku tidak tega melihat kondisi anaknya yang semakin tumbuh dewasa.
”Kami berharap, anak kami bisa dioperasi. Sehingga diketahui, jenis kelamin apa yang lebih dominan,” jelasnya kepada wartawan saat ditemui di kediamannya kemarin (20/2).
Shaydan, terang dia, lahir saat masih berumur delapan bulan dalam kandungan. Ketika itu beratnya 1,8 ons. Dia mengaku sempat membawa anaknya ke Surabaya untuk dioperasi. Namun, pihak rumah sakit meminta tarif hingga Rp 20 juta. Sebab itu, operasi digagalkan dengan alasan tidak mempunyai dana.
Anwar sudah lama memikirkan masa depan anaknya. Bahkan, hingga anaknya saat ini berusia lima tahun. ”Kami berharap, ada bantuan dari pemerintah. Sehingga anak kami bisa hidup normal seperti anak lainnya,” harapnya.
Kepala Desa (Kades) Tanah Merah R.H. Suhartono mengetahui keanehan kelamin warganya itu beberapa hari lalu. Dia mengaku terkejut. Ada bocah yang memiliki alat kelamin ganda.
Pihaknya berharap, pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan, bisa memberikan keringanan biaya operasi. Pihaknya mengaku, keluarga Anwar tergolong kurang mampu. Jadi, tidak mungkin bisa membiayai operasi sendiri.
”Kami berharap, dinas terkait memberikan bantuan agar bisa dioperasi. Sehingga bisa dipertegas jenis kelaminya apa,” jelasnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura, sepintas Shaydan layaknya anak laki-laki lainnya. Karakter dan kesukaanya mencerminkan sosok laki-laki. Saat ditanyakan, Shaydan mengaku ingin menjadi anak laki-laki. Itu dibuktikan dengan senang bermain sepak bola.
”Saya ingin menjadi laki-laki,” ucapnya. (dry/zul)