Berharap Kalbar Lahirkan Banyak Penghafal Alquran

Ratusan Jemaah Hadiri Tabligh Akbar Syekh Ali Jaber

TABLIGH AKBAR. Syekh Ali Jaber memberi tausiah dalam acara Tabligh Akbar menyambut tahun baru Islam 1440 Hijriyah di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Sabtu (22/9). Bangun Subekti-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Syekh Ali Jaber memberi ucapan selamat kepada Wakil Gubernur terpilih, Ria Norsan. Penceramah kenamaan ini berharap ke depan Kalbar menjadi provinsi yang melahirkan para penghafal Alquran.

“Saya berharap Kalbar ini akan menjadi lebih baik dan menjadi pusat penghafal Alquran,” harap Syeh Ali Jaber di sela-sela memberi tausiah dalam Tabligh Akbar menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Sabtu (22/9).

Sebelumnya, Tabligh Akbar bertema ‘Mari Berhijrah Menuju Masa Depan Lebih Baik’ ini Syekh Ali Jaber mengawali materi dengan memberi pengertian akan makna ulama yang sebenarnya di hadapan ratusan jemaah yang hadir. Ulama yang sesungguhnya kata dia, adalah seseorang yang perbuatannya sesuai dengan ucapan.

“Ia mewakili Allah dan merupakan orang yang paling takut kepada Allah. Begitu yang diungkapkan Surat Al Fathir ayat 28,” jelasnya.

Takut pada Allah bukan berarti menjauh dari-Nya. Justru takut pada Allah adalah berusaha untuk dekat dengan-Nya. Tidak juga berupa takut akan siksa dan azab. Namun lebih kepada takut bila Allah tidak ridho akan segala amal perbuatannya.

Maka dari itu, umat perlu berdoa. Semoga Allah menerima semua amal. Walau apa adanya dan banyak kekurangan. Karena sesungguhnya dalam kekurangan itu pasti masih ada hal yang baik di dalamnya. “Itu yang kita Ingin agar Allah melihatnya,” ujarnya.

Dai kondang ini sempat berkelakar bahwa terkadang ia menceritakan mengenai Masjid Mujahidin kepada rekan-rekannya di Madinah, Arab Saudi. Bahkan dia pernah berkeinginan ingin cuti dari segala jadwal syi’ar agama dan beri’tikaf di Masjid Mujahidin selama satu bulan. “Sambil belajar Alquran bersama jemaah Kalbar,” ucapnya.

Kembali melanjutkan ceramahnya, Syekh Ali Jaber menceritakan mengenai kisah Umar bin Khathab dan Abu Bakar Shiddiq saat membantu Rasulullah dalam berhijrah menuju Madinah. Kala itu Umar menyumbangkan setengah hartanya dan Abu Bakar menyumbangkan seluruh hartanya. Kalau di zaman sekarang, mungkin dikata gila kalau ada orang seperti ini. “Setengah harta saja sudah dipandang heran, apalagi semua harta,” ceritanya disambut tawa para jemaah.

Dalam kisah ini, kedua sahabat Rasulullah itu benar-benar tidak memikirkan mengenai harta dunia. Melainkan semata-mata hanya memikirkan harta yang ada di sisi Allah. Sebaliknya, zaman sekarang orang sangat bernafsu untuk mengumpulkan harta dunia. Karena mereka belum percaya akan harta yang ada di sisi Allah. Merasa bahwa harta yang dimiliki akan mampu menyelesaikan berbagai masalah.”Namun terkadang kita lihat bahwa harta dunia pun tidak selamanya menyelesaikan masalah,” pungkasnya.

Harta dunia bukanlah tanda kebahagiaan. Tanda kebahagiaan adalah iman dan amal sholeh. “Kita berikhtiar mencari harta karena Allah yang memerintahkan demikian,” tegasnya.

Ia mengatakan, tidak perlu khawatir akan ikhtiar mencari harta. Karena sesungguhnya tidak akan mati satu jiwa di dunia kecuali telah sempurna rezeki yang ditetapkan untuknya. “Banyak manusia yang lebih stres karena rezeki daripada menghadapi kematian,” lugasnya.

Ditegaskannya, rezeki setiap makhluk tidak akan tertukar. Tidak akan mati satu jiwa sebelum rezekinya sempurna. “Demikian yang disampaikan oleh Rasulullah,” jelasnya.

Ulama asal Madinah ini mengatakan, bila dalam keadaan bersedih, sempatkan untuk mengucapkan hamdalah. Karena dengan sering membaca hamdalah saat terjadi musibah, maka Allah akan meringankan kesedihan yang ada di hati. Menangis sah-sah saja, tapi tidak berlebihan. Karena itu ajaran setan. “Ingatlah, Allah akan ganti dengan yang lebih baik bila kita semua menyerahkan apa yang kita punya kepada Allah,” pesannya.

Menjelang akhir ceramah, Syekh Ali Jaber berharap dalam momen tahun baru Islam ini kaum Muslimin semakin terus memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Kemudian terus mempersiapkan diri dengan bekal terbaik pada saat akhirat kelak. “Dalam Surat Al Hasyr ayat 18-21, Allah melihat apa yang kita perbuat, terutama apa yang menjadi bekal kita di akhirat,” imbuhnya.

Allah banyak memberi pelajaran dengan perumpamaan. Tujuannya agar manusia bisa berpikir.

“Semoga di tahun baru Islam ini kita bisa lebih dalam untuk mencintai Allah dan Rasul, karena dengan itulah kita bisa merasakan manisnya iman,” demikian Syekh Ali Jaber.

Tabligh akbar ditutup dengan pembacaan doa oleh Syekh Ali Jaber. Di antara isi doanya, semoga banyak muncul para penghafal Alquran di Kalbar. Dia juga mendoakan keselamatan bagi para korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, ditempat sama, Ria Norsan yang datang sebagai ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kalbar mengucap terima kasih atas kehadiran Syekh Ali Jaber. Secara pribadi dia juga mengucap terima kasih atas partisipasi warga Kalbar dalam Pilkada kemarin. “Saya sadar ini amanah, namun kami akan menjalankan dengan sebaik mungkin,” ujar Wakil Gubernur Kalbar ini.

Sementara Ketua Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Abdul Munir meminta kepada jemaah yang hadir untuk memanjatkan doa kepada Ketua Dewan Pembina Masjid Mujahidin serta anggotanya, Gusti Syamsumin dan Hassan Ghaffar. Keduanya kata dia, tidak diragukan lagi dalam upayanya mempersatukan umat Muslim di Kalbar. Namun kini keduanya sedang sakit. “Mari kita berdoa semoga para sesepuh kita sembuh dari sakitnya,” ucap Abdul Munir yang kemudian segera diikuti dengan pembacaan Surat Al Fatihah.

 

Laporan: Bangun Subekti

Editor: Arman Hairiadi