eQuator.co.id – Tak ada impian untuk menjadi pengusaha saat masih menjadi kuli gula di salah satu pengusaha gula yang berada di dekat rumahnya. Impian sejak masih kecil adalah mengumpulkan uang dan bisa bekerja serta mempunyai aktivitas sampingan yaitu bertani. Adalah H.Suryanto (50), pengusaha gula di Kecamatan Cilongok yang saat ini sukses menjalankan usaha tersebut sejak 15 tahun yang lalu, berawal jadi kuli gula selama 20 tahun.
Agus Munandar, Banyumas
Dengan ukuran rumah yang terbilang besar karena menyatu dengan garasi truk dan gudang gula, terlihat tampak depan rumah belum selesai tahap pembangunannya. Di rumah tersebut, tepatnya masuk Desa Sudimara Kecamatan Cilongok, H Suryanto tinggal bersama istri, tiga orang anak dan satu cucu. Di tempat itu juga, ayah dari Eka, Iis dan Dia menjalankan bisnis gula jawa sejak 15 tahun yang lalu.
Bagian depan rumah menyatu tempat usaha kelontong dan di bagian belakang, terlihat karyawan serta truk berjejer. Karyawan terlihat sibuk untuk mengemas, menimbang, membongkar dan memuat produk gula jawa. Bahkan, Suryanto yang memiliki enam truk saat ini terlihat ada dua truk yang akan dimuat gula jawa dengan tujuan Jakarta.
“Aktivitas saya setiap hari mengkoordinir karyawan untuk menjemput muatan gula. Kemudian mengawasi langsung kegiatan di gudang sampai komunikasi dengan kolega, terutama pihak perusahaan yang akan membeli gula jawa. Biasanya waktunya tidak tentu. Diluar tersebut, waktu dihabiskan bersama keluarga, apalagi sekarang sudah ada cucu, paling momong cucu,”kata Suryanto.
Kegiatan bisnis yang dijalani tersebut merupakan buah dari kerja keras dan usaha serta doa. Sebelum sampai kondisi saat ini, Suryanto mengaku pernah bekerja sebagai kuli di sebuah Usaha Dagang (UD) di dekat rumahnya. Namun, setelah 20 tahun menjalani, ia memutuskan untuk keluar dan membuka usaha mandiri.
“Jadi kuli sejak masih muda, belum menikah. Namun, saat menjadi kuli tidak ada pikiran untuk menjadi mandiri. Karena dari hasil mengumpulkan gaji saat jadi kuli, saya sudah bisa menyewa sawah untuk digarap,”katanya.
Namun, pada tahun ke 20, ia mendapat tawaran untuk bisa menyediakan sejumlah gula jawa ke sebuah perusahaan. Tawaran tersebut langsung ditanggapi dan beberapa saat setelah itu, ia keluar kemudian membuka usaha sendiri dengan mencari gula ke pedagang di berbagai wilayah.
“Dulu hanya modal nekat dengan uang yang dikumpulkan mencari gula jawa dengan kendaraan pikap. Untuk mengangkut gula jawa ke Jakarta, saya cari truk untuk mengangkut. Sampai akhirnya saya bisa punya truk sendiri sampai enam unit,”tuturnya.
Menurut Suryanto, kebutuhan angkutan berupa truk dengan jenis gandeng sangat membantu dalam antar barang berupa gula jawa ke perusahaan kecap di Jakarta. Dengan 6 truk yang dimilik sekarang mempermudah pengantaran barang dibanding sewa truk seperti saat memulai usaha. Pasalnya, jika sudah ada barang untuk diantar, mencari truk untuk mengantar gula jawa sering kali tidak mendapatkan truk yang mau mengangkut karena sudah punya muatan sendiri.
“Truk menjadi impian semua pengusaha seperti usaha saya di bidang usaha dagang (UD) Hasil Manis. Untuk transportasi tidak ada masalah, namun yang menjadi hambatan jika sedang banjir di wilayah Jakarta, pengiriman menjadi terkendala. Sehingga truk itu snagat penting dan perawatan dilakukan oleh sopir masing-masing truk termasuk pemeriksaan oli sebagai faktor utama truk bisa jalan,”katanya.
Suka dan duka yang dihadapi dalam menjalani usaha tersebut, kata Suryanto, adalah bisa memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang ada di sekitar tempat usahanya dan hasilnya bisa dirasakan baik oleh keluarga maupun warga sekitar. Duka yang dialami adalah jika harga gula jawa sedang naik, namun perusahaan tidak ada yang membeli gulanya, sehingga kerugian menjadi efeknya.
“Kalau senang pasti yang enak-enak, tetapi kalau duka, jika gula jawa yang saya beli harganya sedang naik, tetapi tidak ada permintaan dari perusahaan, otomatis gula menumpuk. Saat ada permintaan, harga sedang anjlog. Di situ dukanya,”ujarnya.
Dengan usaha yang sudah berjalan sampai saat ini, Suryanto mempunyai mimpi usahanya tetap berjalan dengan lancar. Sehingga usaha dan kerja keras yang terus dilakukan adalah dengan terus bekerja dan berdoa. “Hasilnya bukan hanya untuk keluarga saya, tetapi masyarakat juga tetap bekerja. Makanya memelihara itu lebih sulit. Artinya, menjalankan usaha lebih sulit daripada memulai itu sendiri. Sehingga motivasi saya adalah semangat untuk keluarga dan kesejahteraan warga yang ikut bekerja kemudian ada bentuk sosial seperti sembako atau santunan baik kepada karyawan atau orang tidak mampu,”katanya.
Suryanto juga mengatakan, hal yang terus dilakukan sampai saat ini dalam kegiatan usahanya adalah dengan puasa rutin. “Apapun masalahnya pasti kita meminta tolong kepada Tuhan dan hal yang rutin selain kegiatan ibadah seperti sholat dan berdoa, juga puasa. KEmudian, kuncinya jangan menghindar dari masalah. Hadapi masalah tersebut serta jujur,”pungkasnya. (gus)