eQuator – Mempawah. Beras masih menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, termasuk di Kalbar. Padahal, makanan ini tidak selamanya menyehatkan dan mendorong kemandirian pangan masyarakat.
Penegasan itu disampaikan Bupati Mempawah, Ria Norsan pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Mempawah, akhir pekan lalu. Menurutnya, masih banyak bahan pangan lain yang bisa menggantikan beras, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, pangan hewani, sayur, dan buah-buahan. “Dari sisi kesehatan yang baik adalah pola konsumsi yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA),” ujarnya.
Dia melanjutkan, telah terbit Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal. Gerakan Percepatan Konsumsi Pangan Lokal mendapat angin segar dan harus segera ditindaklanjuti. Untuk mengimplementasikannya di masyarakat, Norsan menyebut, pentingnya komitmen dari pihak pemerintah terlebih dahulu.
Pemkab Mempawah telah menerbitkan Peraturan Bupati tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Lokal. Peraturan tersebut selanjutnya akan diteruskan hingga level pemerintah kecamatan dan seterusnya ke bawah. Norsan meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Mempawah menyajikan makanan berbahan dasar pangan lokal Mempawah dalam setiap kegiatan pertemuan. Pangan produksi lokal tersebut diantaranya keladi, ubi jalar, ubi kayu, sukun, sagu, keribang, dan sebagainya. “Untuk makan pagi, siang, atau malam dapat menyajikan menu alternatif, seperti nasi ubi, nasi jagung, nasi ubi jalar, mie sagu, dan lain-lain,” imbaunya. (sky)