Bekerja dengan Laptop dan Koneksi Internet, Omzet Ratusan Juta per Bulan

Eddy Setyawan: Pengusaha E-commers Produk Lokal yang Go Nasional

Eddy Setyawan: Pengusaha E-commers Produk Lokal yang Go Nasional

eQuator.co.id – Eddy Setyawan, pria kelahiran Purworejo, 17 Juni 1972 silam itu kini telah memiliki lebih dari sepuluh usaha yang beberapa diantaranya dikelola secara online.

Pria lulusan S1 Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mulai terjun ke dunia usaha sejak masih menjadi mahasiswa 1992. Berawal dari motivasinya untuk mencukupi biaya hidup selama berkuliah, ini pun sebisanya menangkap peluang untuk mencari uang, dari pagi sampai malam. Mulai dari jualan komputer, membuka jasa pengetikan dan olah data pada siangnya. Kemudian, bekerja part time di sebuah perusahaan konsultan arsitek pada malamnya.

Hingga saat ini, Founder Pontianak Entrepreneur (2013) dan Koordinator BukaLapak.com Pontianak (2016) ini memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan. Dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya, Eddy sering diundang sebagai pembicara dibeberapa forum bisnis. Bahkan, dia pernah diundang sebagai dosen tamu di Akademi Bina Sarana Informatika (BSI) Pontianak, pada 15 April lalu, untuk tema wirausaha digital.

Lebih lanjut seperti apa perjalanan Eddy Setyawan dalam membangun usaha serta apa-apa saja usaha yang dibangunnya hingga kini? Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar, Selasa (19/4).

+Bisa Anda ceritakan bagaimana awalnya terjun ke dunia usaha?

-Saya sudah mulai berwirausaha sejak kuliah di Fakultas Geografi UGM. Karena waktu itu, saya merasa uang saku yang dikirimi dari orangtua kurang. Maksudnya, untuk mencukupi kebutuhan di luar biaya kuliah. Seperti mau beli sepatu dan celana. Saya sungkan minta dengan orangtua. Saya kepingin hal lain-lain itu, akhirnya saya memotivasi diri saya sendiri untuk mencari sampingan.

Mulai dari jualan komputer, membuka jasa pengetikan dan olah data. Malamnya, saya masih kerja part time di sebuah perusahaan konsultan arsitek.

+Kapan Anda mulai serius terjun ke usaha Anda sendiri?

-Setelah selesai kuliah 1998, saya masuk kerja di konsultan manajemen di daerah Blitar, selama dua tahun saya di sana. Kemudian, saya pindah ke Djogja dan bekerja di salah satu bank.

Sambil berjalan, saya punya bisnis Event Organizer (EO) dan buka counter handphone (HP). Counter HP ini, saya join partner dengan dua kawan saya. Salah satunya adiknya Roy Suryo, bekas Menpora, Doni Surya Megananda dan satunya lagi kawan saya Jonathan.

Kami buka lima counter HP. Modalnya sekitar Rp100 juta dan bangunannya kita sewa. Karena memang saat itu, bisnis ini sangat menjanjikan. Tapi sekarang, bekasnya pun sudah tidak ada. Karena seiring berjalannya waktu untungnya semakin tipis, sementara persaingan semakin banyak, makanya saya tinggalkan. Doni kemudian lanjut buka usaha warnet dan Jonathan kini menjadi pendeta.

+Setelah itu, bagaimana awalnya bisa sampai ke Pontianak?

-Sekitar 1,5 tahun kemudian, dapat informasi bahwa istri saya, Endah Sayekti diterima sebagai dosen S2 di Universitas Tanjungpura. Saya datang ke sini 2003 dan tinggal di Jalan Parit Haji Husein II, Komplek Wana Bakti II, Nomor 12, Jalan Tanjung Raya II.

Awal-awal saya di Pontianak menjalankan usaha suplemen Herbal Life. Sembari ada beberapa usaha di Djogja yang dikerjakan sambil berjalan.

+Apa-apa saja produk yang Anda jual secara online?

-Saya baru belajar internet dan membuat website sendiri 2006, kerjasama dengan layanan iklan google. Kemudian, saya membuka usaha JNE tahun 2007 dan sekarang juga menjual tiket pesawat. Sejak lima tahun terakhir, saya lebih cenderung ke bisnis-bisnis e-commerce.

Beberapa produk yang saya jual secara online, ada lempok durian yang kami jual di www.lempokdurian.com, sama madu hutan, di www.maduhutan kalimantan.com. Untuk pengirimannya, saya memanfaatkan usaha JNE saya. Untuk tiket, www.bookpegipegi.com.

Di samping itu, saya juga men-dropshit untuk produk-produk kecantikan dari Jakarta dan kerajinan Djogja. Untuk suplemen dan nutrisi kesehatan di www.dietberatbadan.com. Kemudian, ada beberapa produk dari Cina yang saya jual di www.produkkeren.com.

Kemudian, akhir 2015, saya fokus juga di portal www.pontienak.com, yang menjual berbagai produk kuliner khas Kota Pontianak. Mengingat karena mau jelang Lebaran. Selain ada enam produk yang saya jual, ada pula produk teman-teman yang dipasarkan di sini. Kemudian, saya juga membuat www.wisatapontianak.com. Di sini saya menyediakan jasa paket wisata komplit dengan teman-teman. Mulai dari tiket, penginapan sampai makan minumnya.

+Apa keuntungannya menjual produk dengan sistem e-commerce bagi Anda?

-Efisien waktu, efisiensi tempat, efisiensi karyawan. Saya bisa kerja di mana saja hanya dengan menggunakan laptop, HP, ada koneksi internet, sudah bisa kerja dan menasional.

+Sejauh ini, apakah produk-produk yang Anda jual sudah ada yang sampai ke luar negeri?

-Kalau penjualan langsung belum ada. Namun biasa belinya di sini, tapi untuk dibawa ke luar negeri. Jadi biasa ada yang ngubungi, Mas saya pesan mau saya bawa ke Amerika, Bunei, Arab Saudi dan Malaysia. Sampai ke Taiwan dan Hongkong,

+Dari semua usaha yang Anda jalankan ini. Berapa kira-kira omzet yang bisa dihasilkan?

-Kalau omzet tidak pernah saya hitung. Tapi untuk gambarannya, untuk yang dari suplemen itu minimal Rp30 juta per bulan, untuk lempok durian maksimal 20 kilogram, per kilogram Rp150 ribu. Untuk tiket sekitar Rp50 jutaan. Dari JNE sekitar Rp50-an juta. Kemudian lain-lain, saya juga punya usaha kos-kosan di Jawa Tengah, saya juga ada sawah lima hektar.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe