Gempa di Lombok, Nusa Tengara Barat (NTB) menggugah rasa kemanusian berbagai elemen. Termasuk Relawan Indonesia (Relindo) Kalbar yang memberangkatkan empat orang anggotanya ke Lombok, Selasa (14/8).
Bangun Subekti, Pontianak
eQuator.co.id – Relawan Relindo Kalbar berangkat dari Bandara Supadio pukul jam 11.00 WIB. Relawan yang diutus ini harus siap lahir batin. Medan di sana sangat berat. Apa pun bisa terjadi. Persiapkan fisik dan mental dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini. “Kira support tenaga relawan yang ada di sana karena tenaga sangat dibutuhkan,” kata Ketua Relindo Kalbar, Hariyanto Saragih.
Relindo Kalbar sudah berniat membantu korban gempa Lombok sejak terjadinya gempa kedua. Karena visi mereka adalah kemanusiaan. Dia pun sempat menyesalkan gempa Lombok kalah dengan berita pemilihan Presiden tahun depan.
“Harusnya gempa Lombok ini mendapat perhatian lebih. Di sana ada saudara sebangsa kita yang membutuhkan bantuan,” katanya.
Dia menjelaskan ada beberapa pihak yang membantu pihaknya. Salah satunya SD Islam Al-Azhar. Karena sudah lama menjadi partner Relindo untuk bantuan kemanusiaan. “Ada juga donatur-donatur yang tidak ingin disebut namanya turut membantu,” jelasnya.
Total dana yang siap disumbangkan kepada korban lebih kurang Rp32 juta. Penggalangan dana tersebut Rp22 juta dari berbagai event. Seperti car free day, galang dana di lampu-lampu merah serta event lainnya.
“Rp8 juta didapat dari sumbangan SD Al-Azhar, donatur-donatur sekitar Rp1,3 juta dan dari sumbangan di rekening Relindo sebesar Rp1,5 juta,” paparnya.
Perwakilan Relindo Kalbar diperkirakan sekitar 10 hari di Lombok. Relawan ini meninggalkan pekerjaan dan keluarga demi kemanusiaan.
“Saya tegaskan, kami berangkat dengan dana pribadi. Di sana pun kami tidak dibayar. Murni kemanusiaan,” tegas pria berjenggot ini.
Dewan Penasehat Relindo Kalbar, Fatahillah Abrar mengatakan, dalam menjalankan tugas kemanusiaan merupakan salah satu bentuk jihad. Karena jihad tidak mesti dengan perang. “Tugas kemanusiaan pun adalah jihad membantu sesama. Menolong satu nyawa sama dengan menolong seluruh nyawa,” ujarnya.
Fatahillah menegaskan, bila ada manusia yang enggan membantu sesama, maka kemanusiaannya patut dipertanyakan. “Mungkin dia bukan manusia bila enggan membantu sesama,” ucap Fatahillah.
Sementara salah seorang relawan Relindo Kalbar yang diberangkatkan, Agus Harianto. Dia mengaku sebelum berangkat sudah minta izin sekaligus pamit kepada keluarganya.
“Minta maaf ke istri dan keluarga. Mohon doa mereka, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sana. Karena menurut pantauan relawan yang berada di sana, gempa sering terjadi dalam seminggu ini,” tutur Rian, sapaan akrabnya. (*)
Editor: Arman Hairiadi