Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Sintang

Warga Mengira Runtuhan Batu di Bukit Kelam

BUKIT KELAM Bukit Kelam, Kabupaten Sintang yang sempat diguncang gempa M 3,1, Rabu (27/3) sekira pukul 05.40 WIB. Saiful Fuat/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Kabupaten Sintang diguncang gempa bumi tektonik, Rabu (27/3) sekira pukul 05.40 WIB. Meski tidak berpotensi Tsunami, bencana alam yang baru kali ini terjadi itu dirasakan di sejumlah desa dalam lingkaran Bukit Kelam.

Camat Kelam Permai, Maryadi mengatakan, dirinya kaget dan tidak percaya jika getaran yang terjadi merupakan gempa. Karena selama ini belum pernah terjadi guncangan itu. “Namun setelah ada pernyataan dari BMKG, baru kita percaya bahwa itu memang gempa bumi,” ujarnya saat dihubungi Rakyat kalbar melalui seluler, Rabu (27/3).

Camat juga menjelaskan, gempa bumi tersebut kuat dirasakan oleh warga yang tinggal di desa dalam lingkaran Bukit Kelam, seperti Merpak, Kelam Senja dan Kembong. Sementara desa-desa lain tidak terlalu merasakan ada kejadian tersebut. “Dari pengakuan beberapa warga yang saya ditemui, bahwa memang sangat terasa sekali guncangannya selama beberapa menit,” ujarnya.

Warga, kata Camat, juga tidak percaya jika itu gempa bumi. Warga mengira guncangan tersebut akibat batu yang terjatuh dari puncak Bukit Kelam, karena hal tersebut sudah biasa terjadi. “Sejauh ini saya juga belum dapat laporan ada kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut. Kalau memang ada, segera laporkan, sehingga dapat ditindaklanjuti segera oleh instansi terkait,” terangnya.

Ia juga meminta warga jangan panik, dan selalu menjaga kewaspadaan. Kalau menemukan hal-hal yang dirasanya mengganjal, segera hubungi pemerintah. Ia juga berharap kejadian ini tidak terjadi lagi. “Harapan kita juga, ada penelitan lebih jauh di lingkaran Bukit Kelam oleh instansi terkait. Karena terasa disitu saja guncangan yang kuat. Jadi perlu ada follow up, agar tidak hanya memberitahu ada gempa bumi saja, tapi tindaklanjutnya tidak ada,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno membenarkan kejadian tersebut. Dia sudah melakukan koordinasi dengan Kepala BMKG Sintang terkait gempa bumi yang terjadi di Bukit Kelam. “Kita harapkan masyarakat tetap waspada. Kalau terjadi gempa seperti itu, langkah penyelamatan diri mesti ditingkatkan. Dengan keluar dari rumah,” ujarnya melalui telepon.

Jarot mengimbau masyarakat, jangan sampai panik. Selalau siaga dengan bencana alam yang terjadi. Sehingga dengan begitu dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita harapkan dengan kejadian ini tidak berdampak besar. Mudahan semuanya baik-baik saja,” harapnya.

Sedangkan Ketua DPRD Sintang, Jeffray Edward mengatakan, sepengetahuannya baru kali ini terjadi gempa bumi di Sintang. Dia berharap masyarakat berhat-hati dan selalu waspada. Terutama warga yang ada di Bukit Kelam. “Selama ini yang saya tahu disana hanya longsor batu-batuan dari atas Bukit Kelam. Tidak pernah ada gempa,” katanya.

Ia juga berharap,  BKSDA Sintang sebagai pengelolah Bukit Kelam menyampaikan imbauan mengenai kondisi Bukit Kelam terkini, supaya tidak ada aktivitas memanjat bukit untuk sementara waktu. “Tentu itu untuk keselamatan juga. Jadi jangan sampailah ada aktivitas memanjat dulu, hindari itu kalau bisa,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sintang, Supriandi mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukan, gempa bumi tersebut memiliki kekuatan Magnitudo (M) 3,1. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.08 LU dan 111.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat 48.63 kilometer timur laut Sintang, pada kedalaman 5 kilometer. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” ujarnya.

Dijelaskannya, dampak gempa bumi berdasarkan informasi dari masyarakat dirasakan I-II Modified Mercalli Intensity (MMI). Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang (I MMI). Sedangkan II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Di daerah tersebut, guncangan gempabumi dirasakan oleh beberapa orang. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. “Hasil pemodelan menunjukan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelasnya.

Terkait peristiwa ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi seperti Instagram/Twitter @infoBMKG, website inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps, wrs-bmkg atau infobmkg,” pungkasnya.

Kalimantan bisa dikatakan daerah yang aman dari gempa, tapi bukan berarti pulau ini bebas risiko gempa. Dikutip dari laman kumparan.com, terdapat endapan batuan lunak di morfologi dataran Pulau Kalimantan. Selain itu, struktur geologi pulau ini didominasi oleh sesar dan lipatan, dua hal yang dapat memicu gempa.

Arah sesar-sesar di Pulau Kalimantan umumnya punya tiga arah, yakni utara-selatan, barat laut-tenggara, dan barat daya-timur laut. Dan lipatan pada bagian timur Kalimantan umumnya memiliki arah barat daya-timur laut.

Dikutip dari kompilasi data beberapa peneliti (Hamilton 1979; Moss; Simons dkk., 2007; Hutchison, 2007), yaitu Sesar Tinjia di Serawak, Sesar Adang di Kalimantan Barat, Sesar Sangkulirang di Kalimantan Timur, dan Sesar Paternoster di Selat Makassar.

Selain itu, terdapat pula penunjaman Borneo di barat laut Sabah, penunjaman Sulu di timur laut Sabah, dan penunjaman Sulawesi Utara di Kalimantan Utara dan Kalimantan Utara. Hal itulah yang membuat Kalimantan tidak sepenuhnya bebas risiko gempa bumi, kendati sudah dicap sebagai wilayah berpotensi rendah mengalami gempa bumi.

Megashear Lupar-Adang-Paternoster seperti dilansir dari laman geologi.co.id, memanjang mulai dari Bantimala (Makassar), melewati tinggian Kuching berlanjut hingga ke Natuna dan terus memanjang ke arah barat laut pada Lempeng Benua Asia. Pada Selat Makassar, Sesar Adang sekaligus menjadi batas mikrokontinen paternoster dengan cekungan kutai, maka dikenal sebagai Sesar Adang-Paternoster. Batas keduanya tampak sangat jelas pada penampang variasi medan magnet pada gambar di bawah ini.

Sesar Adang-Paternoster merupakan sesar normal yang mengalami reaktivasi. Aktivitas tektonik ini menghasilkan bentukan  pop up  atau transpenssion structure pada bawah permukaan bumi yang relatif dangkal. Kawasan sesar Adang-Paternoster menjadi kawasan rentan gempa apabila Paternoster mengalami pergerakan. Jadi pantas saja kawasan Balikpapan dan sekitarnya, termasuk Tabalong kerap terjadi gempa.

 

Laporan: Saiful Fuat

Editor: Yuni Kurniyanto