Bapak dan Anak Bobol Mesin ATM

Usai Beraksi di Jakarta, Cari Tambahan di Surabaya

Kasubaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar (kanan) menunjukkan empat tersangka pembobol ATM, dari kiri, Abdul Rofik, Lalu Sueb, Lalu Hadikusuma, dan Muhammad Rendi.

eQuator.co.id – SURABAYA-Pelaku pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kembali diungkap tim Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Kali ini yang menjadi otak komplotan ini adalah bapak dan anak asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka adalah Lalu Sueb,46, dan Lalu Hadisukma,22. Keduanya ditangkap bersama dua temannya yakni Abdul Rofiq,42, dan Muhammad Rendi,34 saat menyusun strategi di Hotel Fave di Jalan Pregolan, Surabaya.

Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Komisaris Polisi (Kompol) Lily Djafar menjelaskan penangkapan keempat tersangka ini bermula saat polisi mendapat informasi adanya kasus bobol mesin ATM di Giant Sukolilo. Setelah itu, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)dan mengecek CCTV di bilik ATM.

“Setelah itu, kami mendapat ciri-ciri tersangka. Setelah itu kami mencoba mencari tahu di beberapa hotel di kawasan Surabaya. Ternyata di salah satu hotel di kawasan Jalan Pregolan kami menemukan ciri-ciri yang sama dengan pelaku pembobolan ATM tersebut,” ungkapnya, Rabu (29/6).

Lily juga menjelaskan setelah mengetahui lokasi pelaku, polisi pun langsung melakukan penggerebekan. Di salah satu kamar tersebut, polisi mengamankan empat pelaku pembobol ATM bersama barang bukti berupa 38 kartu ATM, bungkus korek api dan gergaji besi berukuran kecil. “Setelah kami periksa identitasnya, ternyata dua di antara empat pelaku tersebut adalah ayah dan anak,” jelasnya.

Menurut Lily dalam menjalankan aksinya cara kerja pelaku ini sama dengan pelaku pembobolan mesin sebelumnya. Mereka berkeliling menggunakan taksi untuk mencari mesin ATM yang akan dijadikan target. Setelah itu, mereka memasukkan batang korek api ke dalam mesin ATM. Kemudian, mereka menunggu korban untuk melakukan penarikan tunai.

“Setelah ada korban yang masuk dan kesulitan memasukkan ATM-nya mereka lalu berpura membantu. Padahal itu hanya modus untuk mendapatkan atau menukarkan ATM dan mengintip nomor PIN milik korban. Setelah itu, mereka menguras uang yang ada di ATM korban,” jelasnya.

Saat diperiksa, Lalu Sueb mengaku sudah melakukan aksinya sejak tiga bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, mereka berhasil beraksi di 20 TKP yang tersebar di Jakarta dan di Surabaya. Menurut Lalu sebelum di Surabaya, mereka baru beraksi di Jakarta. “Rencananya saya ingin pulang kampung. Mampir dulu ke Surabaya untuk mencari tambahan uang,” ungkapnya.

Lalu juga menjelaskan dalam sekali beraksi dia bisa memperoleh uang Rp 10 hingga Rp 20 juta. Dia mengaku belajar menjadi pelaku pengganjal mesin ATM setelah kenal dengan temannya seorang pedagang kain yang mengajarinya. “Setelah itu, saya mengajak anak dan dua teman saya untuk bergabung. Sebab kalau sendirian saya kesulitan,” jelasnya.(yua/no)

SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

KOMPLOTAN: Kasubaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar (kanan) menunjukkan empat tersangka pembobol ATM, dari kiri, Abdul Rofik, Lalu Sueb, Lalu Hadikusuma, dan Muhammad Rendi.