eQuator – Nanga Pinoh-RK. Kabupaten Melawi layak dibangun pabrik mini pengolahan buah kelapa sawit. Pasalnya selain memiliki banyak kebun sawit pribadi, pabrik yang ada di Melawi sudah tidak mampu mengolah produksi buah sawit yang ada di Melawi.
Salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Belimbing, Latif menyebutkan, kalau didata kebun sawit pribadi milik petani, yakni mulai dari daerah Bonet sampai Nanga Pinoh. Kemungkinan ada sekitar 1000 hektar kebun sawit yang sudah dibangun oleh petani secara pribadi.
“Ini belum termasuk kebun pribadi milik warga yang ada di Kecamatan Ella Hilir, Sayan, Sokan dan Kora Baru serta kebun pribadi milik petani yang ada di Kecamatan Belimbing dan Belimbing Hulu. Karena kebun milik petani yang ada di Belimbing serta Belimbing Hulu susah dibedakan antara milik pribadi dengan kebun flasma,” ujarnya.
Menurutnya, kalau kebun sawit di Melawi ini bisa dikumpulkan tentu mencapai 1000 hektar luasnya dan tentunya sangat layak untuk dibangun pabrik mini untuk pengolahan buah kelapa sawit.
“Kemampuan dari pabrik mini, minimal akan mengolah buah segar sebanyak 30 ton per jam. Sehingga ke depan bisa membantu pengolahan buah sawit dari kebun milik petani yang ada di Melawi ini,” paparnya.
Latif menambahkan, untuk mendongkrak perekonomian masyarakat yang ada di Melawi ini, salah satunya melalui pembuatan pabrik mini, karena akan sangat membantu mendongkrak ekonomi petani yang memiliki kebun sawit secara pribadi.
“Karena pengolahan buah sawit ini berbeda dengan karet. Sebab buah sawit hasil kebun petani hanya bisa diolah di pabrik. Apalagi saat ini harga karet anjlok. Harga karet pun tidak pernah stabil,” ulasnya.
Dijelaskannya, melihat dari kebun sawit pribadi yang ada di Melawi, kebanyakan dari kebun sawit pribadi tersebut sudah mulai buah pasir. Sehingga jika dibuat pabrik mini pada tahun ini sudah bisa mengolah buah sawit hasil produksi dari kebun milik pribadi tersebut.
“Dengan adanya pabrik mini, tentunya masyarakat yang sudah memiliki kebun pribadi bisa mengolah buah sawitnya di pabrik mini tersebut,” jelasnya.
Dikatakan Latif, keberadaan pabrik mini memang sangat dibutuhkan di Melawi. Kalau ada pabrik mini, nantinya akan ada persaingan pasar sehingga pabrik yang ada di Melawi tidak akan semena-mena saat menerima buah dari petani.
Karena seperti pabrik di PT SDK yang ada di buil, sudah tidak mampu mengolah buah sawit milik petani. Bahkan buah sawit yang akan dimasukkan ke pabrik ada yang ditolak. Akibatnya petani merasa was-was untuk menanam sawit.
“Oleh karena itu, kita sangat mengharapkan ada investor yang mau membangun pabrik mini di Melawi. Masalah izin bisa kita bantu, termasuk juga masalah lahan bisa kita siapkan,” ulasnya. (aji)