Bandarnya Orang Malaysia Kurirnya Warga Pontianak

2016, Polisi Sita 200 Kg Sabu

TES. BNNP Kalbar melakukan tes 1 kg sabu sitaan di Bandara Supadio, sebelum dituangkan cairan karbol untuk dimusnahan, Selasa (21/2) FOTO:Achmad Mundzirin-Rakyat Kalbar.

eQuator.co.idPontianak-RK. Semakin gencar diberantas, malah semakin marak masuknya narkoba dari Malaysia ke Indonesia melalui perbatasan antarnegara di Kalbar.

Peredarannya tak pernah berhenti. Sebaliknya, jaringannya malah semakin luas dan bertambah. Sindikat Narkoba justru menjadikan semua jalur transportasi sebagai sarana untuk mengedarkan barang haram tersebut ke berbagai wilayah di nusantara.

Tak hanya narkoba jenis sabu, pil ekstasi dan happy five juga masuk ke Indonesia melalui pintu perbatasan antarnegara. Jumlahnya tak sedikit, ratusan kilogram dan puluhan ribu butir yang sudah disita. Belum lama peredaran narkoba yang lolos dari incaran aparatur hukum di Kalbar.

Diakui Kapolresta Pontianak Kombes Pol Iwan Imam Susilo, sedikitnya 200 kilogram sabu Malaysia masuk ke wilayah hukumnya. Kemudian diedarkan hingga ke provinsi lainnya pada 2016 lalu. “Sebanyak 200 Kg sabu dalam setahun, itu yang terdata,” kata Kombes Iwan, Senin (21/2).

Dia mengaku sudah menyebar anggota Intelkam untuk memantau maupun mendata aktivitas atau pergerakan warga asing yang masuk ke Kota Pontianak. Berdasarkan evaluasi maupun penyelidikan polisi, jaringan narkoba tak terlepas dari peran warga Malaysia di Kota Pontianak.

“Dari Malaysia barang ini dikirim. Ketika sampai di Kota Pontianak, ada jaringan yang merupakan warga Malaysia pula. Selanjutnya WNA Malaysia ini memanfaatkan warga Kota Pontianak yang dijadikan kurir dalam rangka misi peredaran barang haram itu,” jelas Kombes Iwan.

“Warga Kota Pontianak dimanfaatkan sebagai kurir, dengan imbalan Rp10-20 juta,” sambungnya.

Selain menggunakan jasa warga Kota Pontianak, jaringan WNA Malaysia juga berkolaborasi dengan bandar-bandar besar di Kota Pontianak. “Perintah Kapolri jelas dan terukur, pasti kita lakukan penembakan. Itu tindak tegas Polri dalam memberantas narkoba,” ujar Iwan.

Terkait peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas, mungkin saja bisa terjadi. “Semua kemungkinan bisa terjadi. Maka dari itu, penanganan narkoba memang harus sinergi antara institusi satu dengan lainnya,” jelasnya.

Peredaran narkoba dilakukan melalui jalur udara, darat dan laut. Bahkan udara dan darat sudah sering diungkap. Sedangkan jalur laut melalui pelabuhan, hingga saat ini masih diselidiki. “Jalur pelabuhan ini sangat rawan. Pengamanan juga kita tingkatkan,” tegas Kombes Iwan.

Kapolresta sudah meminta, agar Kapolda menempatkan K9 (satwa kepolisian) dilibatkan dalam pengamanan di Bandara Supadio maupun Pelabuhan Dwikora Pontianak. Penggunaan satwa dalam melakukan pemeriksaan sangatefektif . “Namun harus diakui, K9 jumlahnya terbatas,” ujarnya.

Berdasarkan pengungkapan di bandara, berbagai modus digunakan pelaku. Narkoba dikemas dalam koper, tas maupun kardus. Bahkan dimasukkan ke dalam roti dan kondom (alat kontrasepsi). “Begitu modus mereka. Namun dengan cekatan Polri dan petugas bandara, barang-barang haram itu tak lolos dari pengamanan,” tegasnya.

Dia berharap pelaku narkoba dihukum sebarat-seberatnya oleh hakim. “Hukuman mati untuk para pelaku, itu yang saya harapkan. Namun kembali lagi dengan hak dan kewenangan hakim dalam memberikan putusan,” harapnya.

Musnah Sabu

Kapolresta Kombes Pol Iwan Imam Susilo memusnahkan 1 Kg sabu. Pemusnahan disaksikan perwakilan instansi penegak hukum lainnya. Sabu dimusnahkan dengan cara dilarutkan dalam pembersih lantai yang ditampung dalam ember.

Sebelum dimusnahkan, 1 Kg narkoba asal Malaysia itu terlebih dahulu dites oleh BNNP. Dua gumpalan sabu yang membeku dicampur dengan cairan kimia, memastikan asli apa palsu. Gumpalan sabu itu berasap dan berubah warna dari putih menjadi biru gelap.

Sedangkan tersangka 1 Kg sabu berinisial DJ ikut menyaksikan pemusnahan tersebut. Warga Kota Pontianak itu mengenakan baju tahan dan wajahnya ditutup. DJ dibekuk polisi di Bandara Supadio. (zrn)