eQuator.co.id – LIMBOTO (RADAR) – Setelah dilakukan uji laboratorium di Makassar dan dinyatakan positif anthrax, Dinas Perikanan, peternakan dan kelautan mengakui bila dengan kejadian ini sudah bisa dinyatakan sebagai KLB. “Memang jumlah sapi yang mati dan diduga positif anthrax hanya berkisar sebanyak 30 ekor dan disayangkan sapi tersebut masih diperjual belikan pada masyarakat dan itu sudah kita dapati di Pasar telaga cs dan Pasar Sentral Kota Gorontalo,” ungkap Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Haris Tome dalam pembahasan LKPj di DPRD Kabupaten Gorontalo, Jumat (15/) kemarin.
Haris ketika diwawancara usai pembahasan LKPj mengatakan, memang sampai saat ini belum diketahui apa penyebab sapi tersebut terkena virus anthrax, karena dugaan awal dikarenakan sapi impor dari luar daerah tetapi setelah diperiksa kenyataannya semua sapi yang terkena anthrax keseluruhan adalah sapi Gorontalo asli. “Memang kita dapatkan dikawasan Desa Lupoyo dan Ulapato A, karena penangkaran sapi yang hanya satu lokasi di dekat danau Limboto,” ungkap Haris.
Ditanyakan apakah ada dampak dari penggerukan danau Limboto, Haris mengakui memang ungkapan masyarakat sapi-sapi tersebut tersebar dilokasi danau, tetapi belum bisa dipastikan sapi tersebut terkena anthrax karena digembalakan di danau. “Memang virus anthrax itu adalah virus tanah tetapi belum bisa dipastikan penyebabnya dari Danau, kita masih sementara melakukan pengujian,” jelas Haris. Haris juga mengakui, memang dari operasi yang dilakukan di lapangan yakni di pasar sentral Kota Gorontalo dan pasaran di kawasan telaga cs, ada beberapa daging yang diduga terkena virus anthrax diperdagangkan, tetapi ini sudah ditarik dari peredaran. “Memang senin dan selasa kemarin sudah ditarik tetapi kami belum tahu saat ini, jangan sampai masih ada lagi jika kami turun lagi ke lapangan,” jelas Haris.
Ditambahkannya pula, saat ini upaya untuk mengantisipasi masalah ini, selain membentuk tim terpadu juga melakukan isolasi penangkaran penangkaran sapi serta sudah ada 5000 vaksin yang didatangkan untuk melakukan vaksinasi kepada sapid an jika sapi divaksinasi betul terkena virus setelah divaksin sapi itu akan mati, tetapi sebaliknya jika sapi tersebut tak mempunyai bibit anthrax maka sapi tersebut justru akan menjadi kebal. “Kami menganjurkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dalam mengkonsumsi daging sapi,” tandasnya. (RG-56).