eQuator.co.id – Singkawang-RK. Singkawang diganjar sertifikat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Naga 178 meter yang disiapkan untuk menyambut Capgome 2017 ditetapkan sebagai terpanjang di Indonesia.
“Ini suatu kebanggaan. Tidak gampang membuat naga terpanjang ini. Tentu butuh dukungan semua pihak, termasuk alumni Santo Yosef Singkawang, yang telah mengadakan pembuatan naga terpanjang ini,” ujar Wali Kota Singkawang, Awang Ishak, di Atrium Singkawang Grand Mall, Kamis (9/2).
Sertifikat MURI untuk Kota Singkawang tersebut memang diserahkan secara simbolis kepadanya oleh Wakil Direktur MURI, Osmar Semesta Susilo. “Naga terpanjang ini bukan hanya untuk Indonesia saja, tapi bisa dikatakan untuk dunia,” tutur Awang.
Ia berharap, melalui event rutin Capgome, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara meningkat signifikan. “Dan kita kecipratan rezeki atau masyarakat Singkawang akan kecipratan rezeki,” tandasnya.
Naga di Singkawang ini memecahkan rekor sebelumnya, sepanjang 143 meter di PT Tri Sakti Purwosari. “Ini tidak gampang, karena panjang, 178 meter, yang dibuat alumni Santo Yosef. Tim kami sudah menilai mulai dari kepala hingga ekor,” tutur Wakil Direktur MURI, Osmar Semesta Susilo.
Menurut dia, MURI mengukur mulai dari terpanjang, terpendek, terkecil, terbesar, dan semua yang dapat diberi penilaian. “Naga terpanjang ini akan kita cek apakah termasuk terpanjang di dunia,” terangnya.
Dituturkan Ketua tim pembuatan naga tersebut, Bong Cin Fo, naga besutan alumni Santo Yosef Singkawang ini pembuatannya memakan waktu sekitar empat bulan. Memiliki 52 ruas, satu ruas diisi satu orang secara bergantian untuk membawanya.
“Terutama di bagian kepala harus dipegang sekitar 3 hingga 8 orang. Untuk bagian badan naga sekitar 2 hingga 3 orang, jadi totalnya sekitar 180-an orang,” ujar Cin Fo.
Pihaknya juga membuat naga di Sungai Pinyuh, Mempawah. Yang di Singkawang akan diarak pada malam pawai lampion. “Dan diarak pada Capgome 11 Februari, namun rutenya agak pendek,” terangnya.
Sementara itu, bagi Ketua Alumni Santo Yosef, Bong Ku Kiat, naga tersebut lah yang memotivasi dirinya dan kawan-kawan yang merantau di Jakarta untuk kembali ke Singkawang. “Menciptakan keinginan pulang kembali ke kampung halaman di Singkawang dan untuk persatuan Singkawang,” ujarnya.
Senada, Ketua Panitia Festival Imlek dan Capgome Singkawang 2017, Wijaya Kurniawan. Kata dia, ini prestasi bagi anak-anak Singkawang di perantauan. “Sangat luar biasa dan bangga, dan ini memicu kita untuk terus berprestasi menciptakan banyak MURI,” tuturnya.
Naga tersebut kemudian diarak menuju Kelenteng Tri Dharma di Jalan Ali Anyang, tak jauh dari Singkawang Grand Mall. Ditandai dengan tabuhan beduk dari Wali Kota Awang Ishak.
PAWAI LAMPION DAN TATUNG
Kemeriahan Capgome Singkawang tak hanya terlihat dari naga tersebut. Sebanyak 33 peserta akan memeriahkan pawai lampion rangkaian Festival Imlek dan Capgome 2017 kemarin malam. “Peserta pawai lampion terdiri dari berbagai instansi swasta, instansi pemerintahan dan para pengurus Vihara se-Singkawang. Juga ada beberapa peserta dari sekolah,” ujar Koordinator Pawai Lampion, Liu Moi Thon, di Sekretariat Panitia, Rabu (8/2).
Ia mengklaim persiapan kegiatan mencapai sekitar 99 persen. “Mudah-mudahan berjalan sukses dan meriah, pembukaan festival lampion ini akan dibuka langsung Wali Kota Singkawang,” jelasnya.
Dikatakan Ketua Panitia Festival, Wijaya Kurniawan, pawai lampion merupakan kiasan bagi masyarakat Tionghoa. Penanda bahwa akan ada suatu acara.
Ia bercerita, dahulu kala ada seorang selir raja yang sedih karena ingin dipulangkan ke kampung halamannya. Sehingga masyarakat kampung disuruh untuk membuat dan menyalakan lampion menyambut kedatangan selir itu.
“Kami berharap seluruh rangkaian kegiatan Imlek dan Capgome tahun ini berjalan lancar. Sehingga momen ini dapat menghibur seluruh masyarakat,” tukasnya. Wijaya menambahkan jumlah tatung yang mendaftar mencapai 556.
Pihaknya berharap, event Capgome di Singkawang memiliki nilai jual tinggi di dunia internasional. “Semoga kedepan lebih meriah lagi,” tandas Wijaya.
Sayangnya, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Singkawang, Bosni menyebut ada kemungkinan para menteri, termasuk Menteri Pariwisata, tidak hadir dalam acara puncak Capgome. Diwakilkan ke Deputi saja.
“Tadi siang konfirmasi Menteri tidak hadir. Untuk RI 1 (Presiden Joko Widodo) kita tidak berani memastikannya. Namun sinyal datang itu ada,” ujarnya, Kamis (9/2).
Namun, ia mendapat kabar gembira dari Hotel Swiss Bellin Singkawang bahwa para Duta Besar (Dubes) negara-negara sahabat yang hadir mencapai 50 orang. “Tentu Festival Capgome kali ini lebih meriah dibandingkan tahun lalu. Bisa dilihat dari kedatangan para duta besar ini,” tutur Bosni.
Laporan: Suhendra
Editor: Mohamad iQbaL