eQuator.co.id – Palu-RK. Memasuki hari ke-5 pascagempa, berangsur-angsur sektor ekonomi mulai pulih. Hal ini ditandai dengan telah berfungsinya fasilitas ATM di Kota Palu, meski sangat terbatas.
Pantauan Radar Sulteng, ATM yang beroperasi yakni di Bank Mandiri Cabang Utama Palu, Jalan Sam Ratulangi, Palu Timur. Di ATM ini tampak warga menari uang tunai. Sementara, di luar ATM petugas gabungan TNI Polri tampak berjaga.
Eksan, polisi Polda Metro Jaya Jakarta yang diperbantukan ke Palu, mengungkapkan dirinya telah berjaga di bank sejak Senin (3/10). Sejak itu pula ATM berfungsi. Adapun jam operasional layanan ATM sejak pukul 09.00 sampai 17.00 WITA.
“Bisanya juga sampai jam 4 sore, tergantung ketersediaan bahan bakar,” ungkap Eksan. Dia menambahkan sejak dibuka layanan ATM, tidak ada ancaman keamanan yang bararti.
Selain layanan ATM yang mulai pulih, aliran listrik juga pulih. Meskipun sangat terbatas dan hanya di wilayah tertentu saja. Seperti di kawasan kantor Telkom Jalan Juanda dan Markas Korem 132 Tadulako Jalan Sudirman, yang merupakan pusat Komando Operasi Tanggap Darurat Bencana.
Rabu sore pukul 17.45 WITA, aliran listrik juga ada di sekitar posko pengungsian Taman Vatulemo Palu, yang merupakan alun-alun kantor Wali Kota Palu. Begitu pun di Posko Pengungsian Rujab Gubernur Sulteng di Jalan Muh. Yamin. Hal ini juga tampak dari menyalanya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU).
Selain itu, situasi Kota Palu sudah mulai kondusif. Beberapa SPBU di Kota Palu sudah mulai beroperasi dengan pengawalan ketat petugas gabungan TNI-polri lengkap dengan senjata. Seperti yang terpantau di SPBU Muh. Yamin, SPBU Yos Sudarso dan SPBU Sisingamangaraja.
Di tiga SPBU ini tampak warga antri teratur dengan menjejerkan jerigen mereka.Tampak ratusan jeringen diikat dengan tali. Jeringen ini milik warga yang mengunakan kendaraan roda dua. Sementara warga dengan kendaraan roda empat mengantri bersama kendaraannya.
Namun berbeda dengan sehari sebelumnya, di mana setiap warga dibatasi hanya membeli seharga Rp30 ribu perjeringen, kali ini pantauan Radar Sulteng setiap jeringen bisa diisi full sebanyak 5 liter.
Di sisi lain, dua pasar induk tradisional di Kota Palu, yakni Pasar Inpres Manonda, Palu Barat dan Pasar Masomba, Palu Selatan, sejak Senin (1/10) sudah mulai beroperasi.
Padahal dua lokasi pasar ini tidak jauh hari dua titik parah akibat gempa berkekuatan 7,7 SR pada Jumat (28/9). Pasar Inpres Manonda terletak hanya lebih kurang 500 meter dari Perumnas Balaroa, sementara Pasar Masomba terletak tepat di belakang Mal Tatura Palu (MTP).
Pada Rabu siang (3/10), seakan tidak terdampak bencana, beberapa para pedagang membuka lapak mereka. Umumnya para pedagang ini memiliki lapak berupa kios maupun toko bahan makanan campuran. Bukan pedagang kaki lima yang biasanya memenuhi emperan toko dan sempadan jalan pasar, atau pedagang ikan.
Sementara itu kurang dari 10 warga juga terlihat membeli berbagai kebutuhan pokok. Mulai Sembako hingga sayur dan buah-buahan.
Ika (25), penjual Kios Nur Rinjai di Pasar Masomba, mengungkapkan harga Sembako masih stabil seperti sebelum gempa terjadi. Tidak ada kenaikan berarti. Kecuali harga sayur mencapai Rp10 ribu per ikat.
“Mau bagaimana lagi harganya sudah naik waktu saya ambil di pengepul di Pasar Inpres (Pasar Manonda, Red),” ungkap Ika.
Selain sayur, harga cabe juga tembus Rp50 ribu hingga 60 ribu per kilogram. Sedangkan harga tomat masih normal yakni Rp7 ribu per kilogram.
Harga bahan pokok yang mengalami kenaikan lainnya yakni telur ayam ras. Jika sebelumnya harga berkisar Rp40 ribu per rak, maka naik menjadi Rp66 ribu per rak.
Ika mengungkapkan sudah dua hari belakangan kiosnya diserbu oleh para relawan untuk membeli bahan pokok dalam jumlah besar. Di antaranya tim Basarnas yang membelanjakan uang Rp2 juta untuk Sembako dan beberapa bahan makanan lainya seperti kecap, saos, hingga mie instan.
Besarnya belanja bahan pokok menuai kekhawatiran. Pasalnya, menurut Ika, tidak ada distribusi bahan pangan sejak gempa terjadi. Sehingga stok pangan yang ada diperkirakan hanya bertahan hingga 2-3 hari ke depan.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kasmah (35). Pemilik kios beras Sinar Indah di Pasar Masomba ini mengungkapkan tidak ada penambahan stok beras. Beras yang dijual merupakan stok lama.
“Tidak berani kirim beras ke sini (Palu, Red) lagi karena setelah kejadian kemarin (Gempa, Red), satu truk beras dijarah di jalan,” ungkap Kasmah.
Meski begitu, dia memperkirakan stok beras masih aman. Karenanya, tidak ada kenaikan harga beras yang berarti. Harga beras masih dijualnya seharga Rp11 ribu per kilogram. Hanya saja, menurut Kasmah, pascagempa tidak ada lagi diskon harga yang diberikan pada pembelian beras 50 kilogram.
“Semuanya dihitung per kilogram. Jadi harus bayar penuh,” tandasnya.
KORBAN TEMBUS 1.400
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendata korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami di Sulteng. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, sampai kemarin pukul 13.00, korban jiwa mencapai 1.407 orang.
Korban meninggal di Kota Palu paling banyak, yakni mencapai 1.177 orang. Berikutnya disusul Kabupaten Donggala (153 orang) dan Kabupaten Sigi (65 orang). Lalu, di Kabupaten Parigi Moutong, 12 orang tewas.
Dari seluruh korban meninggal tersebut, sebanyak 519 jenazah sudah dimakamkan. Selain itu, 113 orang dinyatakan hilang. Kemudian, 2.549 orang dirawat di rumah sakit. ’’Ada 70.821 orang yang mengungsi dan 65.733 unit rumah rusak,’’ ungkap Sutopo. Untuk rumah rusak tersebut, belum dipetakan klasifikasinya antara rusak ringan, sedang, dan berat.
Selain itu, Sutopo menjelaskan penerimaan bantuan internasional. Dia menyatakan, pemerintah menetapkan Balikpapan sebagai posko untuk memfasilitasi bantuan internasional. Secara berkala, posko itu mengirimkan laporan kepada Kemenko Polhukam. Salah satu tawaran bantuan internasional adalah pesawat C130.
Saat ini sudah ada empat negara yang menawarkan bantuan pesawat C130. Yaitu, Singapura, Korea Selatan, dan Jepang (masing-masing dua unit) serta Inggris (satu unit). Total pesawat tersebut mencapai tujuh unit sesuai dengan kapasitas atau daya tampung bandara Balikpapan.
Beberapa hari setelah bencana, kondisi jenazah yang belum dikuburkan berpotensi semakin buruk. Seperti saat tsunami Aceh pada 2004, muncul wacana untuk membakar jenazah. Alasannya, mengantisipasi penyakit.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa’adi menuturkan, dalam kondisi bencana seperti di Palu dan sekitarnya, bisa muncul masalah kondisi mayat yang sangat rusak. Dia menjelaskan, penanganan jenazah dilakukan semampunya dan tidak harus memenuhi syarat atau ketentuan agama. ’’Misalnya, harus dikafani atau dimandikan dan disolatkan,’’ katanya.
Karena kondisi yang sudah rusak, jenazah boleh langsung dimakamkan. Selain itu, dalam pemakaman, bisa dicampur antara jenazah laki-laki dan perempuan dalam satu atau beberapa liang.
Mengenai wacana pembakaran jenazah, Zainut menyatakan MUI belum membahas fatwanya. ’’Kami tidak melarang (pembakaran jenazah, Red). Tapi, MUI belum keluarkan fatwa,’’ jelasnya. Untuk pembuatan fatwa, masalah harus dibahas dulu dalam komisi fatwa MUI.
Dia menegaskan, prinsipnya adalah menyelamatkan yang hidup, tetapi tidak berarti tidak menghormati yang sudah meninggal. Dia mengakui, ada potensi munculnya penyakit dari jenazah yang semakin hancur karena membusuk. Apalagi, tidak ada tempat penyimpanan yang memadai.
BEKUK PEMBUAT KABAR BOHONG
Dari Jakarta, hoax yang menari di atas kesedihan musibah gempa Palu dan Donggala direspons serius oleh Polri. Kemarin (3/10) Polri mengungkap penangkapan empat penyebar hoax terkait gempa Palu dan Donggala. Keempatnya mengelola 14 akun media sosial untuk menyebarkan hoax.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, keempat tersangka ditangkap di tempat terpisah. Yang pertama berinisial EW ditangkap di Lombok Timur akhir September. Tersangka lain berinisial JA ditangkap selang beberapa hari di Batam. ”lalu UUF ditangkap di Sidoarjo awal Oktober dan dihari yang sama ditangkap BK di Manado,” ujarnya.
EW ditangkap karena menyebarkan hoax gempa yang kemungkinan terjadi di Sumbawa. Lalu, JA membuat hoax soal jasad korban gempa di Palu dan Donggala. ”UUF dan BK ditangkap karena hoax yang menyebut gempa bsia terjadi di pulau Jawa,” ujar mantan Wakabaintelkam tersebut.
Hoax dari keempat pelaku dengan 14 akun media sosial ini membuat dampak yang buruk untuk masyarakat. Masyarakat menjadi takut dan gelisah soal gempa.”Bahkan, sampai ada yang takut hingga membatalkan keberangkatan pesawatnya. Ini kerugian,” ungkapnya.
Menurutnya, sesuai dengan pernyataan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa gempa itu tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. ”Tidak ada satu pun ahli mampu memprediksi. Hingga masyarakat diminta jangan was-was dan takut,” ujarnya.
Dengan ditangkapnya empat orang tersebut, lanjutnya, hoax terkait gempa itu jangan lagi dipedulikan. Hapus saja bila menerima hoax soal gempa. ”Yang sudah menyebar jangan disebar lagi,” terangnya.
Soal motif dari penyebaran hoax gempa, dia mengaku bahwa keempatnya masih diperiksa untuk mengetahui motif tersebut. Apakah memang ingin melakukan sesuatu atau tidak. ”Ini pasti kita dalami,” ujarnya.
Selain hoax, dia menuturkan bahwa Polri saat ini juga telah mengendalikan situasi keamanan di Palu. Penjarahan ditindak tegas dan sudah ada sekitar seribu personil Polri yang berada di Palu. ”Rencananya hari ini ada tambahan seribu personil lagi, jadi dua ribu,” paparnya.
Dia menjelaskan, untuk hari pertama dan kedua pasca gempa tentu masih ditoleransi untuk mengambil bahan pangan. Tentu, diperlukan untuk bertahan hidup, apalagi bila ada anak kecil. ”Tapi, selanjutnya tentu akan diproses, untuk yang mengambil barang selain bahan pangan. Itu merupakan pidana,” tegasnya. (Radar Sulteng/Jawa Pos/JPG)