eQuator.co.id – Pontianak-RK. Rabu (22/8), hujan sebentar yang mengguyur sejumlah kawasan kota Pontianak tak dapat mengusir kabut asap akibat lahan yang dibakar. Kebakaran lama belum terusir sepenuhnya, sejumlah titik kebakaran baru mencuat hingga tadi malam. Hingga bertotal delapan titik.
Kabut asap pada pagi hari tidak separah hari sebelumnya. Namun, bau asap malah terasa lebih menyengat akibat hujan yang “tak niat”. Dan, pemadam kebakaran (Damkar) swasta di Kota Pontianak dan sekitarnya masih terus berjibaku memadamkan api kebakaran lahan.
Lokasi yang mereka tangani pada hari ini cukup banyak. Di Kota Pontianak sendiri ada lokasi kebakaran baru. Para Damkar swasta mau tak mau menyebar. Ada juga yang memadamkan api di lahan Kabupaten Kubu Raya.
Sekretaris Forum Komunikasi Kebakaran Pontianak, Edi, tidak mengetahui persis atau memprediksi berapa luasan lahan yang terbakar. Yang pasti, kemarin kebakaran lahan sangat luar biasa. Lebih menyusahkan ketimbang sebelumnya.
Baca Juga: Kabut Asap, Produk Indonesia Bisa Diboikot
“Karena banyak titik dan meluas,” tukasnya sambil terengah-engah, seraya mengusap butir keringat sebesar biji jagung di dahinya.
Ia menyebut, kebakaran lahan di Kota Pontianak terjadi di Purnama. Di komplek Purnama Elok, komplek Pinangsia, dan Parit Demang 2. Selanjutnya lokasi kebakaran baru terdapat di wilayah Universitas Tanjungpura (Untan). Di belakang Fakultas Kedokteran.
“Ini (wilayah Untan) lokasi baru,” terangnya.
Musibah musiman yang gagal diantisipasi dan distop oleh otoritas pemerintahan dan keamanan ini juga terjadi di ujung jalan Parit Haji Husin 2. Di wilayah Sungai Raya Dalam, yang terus dibangun perumahan, bahkan sampai tiga titik lahan yang terbakar. Di Parit H. Muksin 2 juga.
Tak mau ketinggalan, kawasan seberang sungai Kapuas pun dilanda kebakaran serupa. Di wilayah Pontianak Utara itu, lahan terbakar terdapat di Jalan Parit Pangeran.
“Tadi titik pusatnya di Sungai Raya Dalam, paling parah, betul-betul super urgen, dekat dengan komplek perumahan Korpri,” bebernya.
Nah, saking banyaknya laporan yang masuk. Berbarengan pula, seperti di wilayah Parit H. Husin 2, Untan, Sungai Raya Dalam, dan Parit H. Muksin 2, petugas Damkar yang tak digaji dalam bertugas ini menyebar.
“Sebagian rekan – rekan yang pakai mobil tangki standby di Sungai Raya Dalam, lalu ada yang ke Untan dan Parit H. Muksin 2,” tukas Edi.
Ditambahkan salah seorang anggota Damkar Swasta, Syafrani Daniel, kebakaran lahan juga terdapat di Moton Tinggi Anjungan, sekitar komplek Pemda 28 Oktober, dan SMK N 1 Rasau Jaya.
“Dalam suasana hari raya ini, marilah mengorbankan perilaku egois, mari jaga kepentingan bersama dengan tidak membakar lahan, dan bersama-sama peduli asap,” ajaknya.
Sementara itu, situasi kebakaran lahan yang terjadi di Sungai Raya Dalam, komplek Korpri, Gang Harum Manis jalur 2, masih belum dapat dipastikan aman. Walau pemadam kebakaran yang dibantu oleh aparat kepolisian serta relawan-relawan kemanusiaan telah memadamkan api, sejumlah masyarakat di komplek masih tetap berjaga.
“Karena kami terkecoh, ada titik api yang berasal dari jalur sebelah tempat kebakaran sebelumnya, ternyata masih nyala, kami sempat menyangka bahwa api akan muncul di sana, ternyata malah merembet ke tempat kami,” tutur Ismiatul, warga setempat, diwawancarai Rakyat Kalbar, Rabu (22/8), lepas magrib.
Baca Juga: Kabut Asap Ganggu Aktivitas Masyarakat
Dikatakannya, api muncul pukul 07.00. Melihat api masih kecil, warga tidak begitu ambil peduli. Namun pada pukul 09.00, api membesar. Dan nyaris mengenai satu rumah warga di jalur 2 gang tersebut.
“Jarak api dan rumah warga hanya empat meter. Rumah yang hampir disambar api pun kosong. Beruntung warga langsung menghubungi pemadam. Baru sekarang bisa dipadamkan,” jelas Ismiatul.
Tidak ada korban jiwa maupun materi dalam kejadian ini. Namun ada satu warga yang harus diungsikan menuju rumah kerabatnya karena usia yang sudah tua.
“Ada kakek-kakek yang diungsikan. Takut kena asap,” tuturnya tanpa menyebut nama warga yang dimaksud.
Hal senada diungkapkan Yeyen. Juga warga setempat.
“Apinya muncul jam 9. Saat itu saya segera keluar rumah,” ujarnya.
Mengenai kesulitan yang dialami petugas pemadam, Koordinator BPBD Kubu Raya, Alamsyah, mengatakan bahwa pihaknya susah mencari sumber air.
“Api itu sendiri adalah api bawaan, yang mana api tersebut sebelumnya sudah dipadamkan tapi karena lahan ini tanah gambut, jadi tercipta bara yang akhirnya membuat api baru setelah terkena angin,” jelas Alamsyah.
Beberapa petugas pemadam pun terpaksa berhenti sejenak untuk memulihkan kondisi mata yang perih dan nafas yang sesak. Bahkan Yudi, salah satu petugas pemadam, mengatakan bahwa masih ada beberapa titik kebakaran yang harus ditangani.
“Ada di dekat Farmasi Untan, lalu Kampung Kapur, Parit Haji Husin dan lain-lain,” tukasnya, sembari istirahat sejenak melepas lelah.
Dari pantauan Rakyat Kalbar, asap tebal menyelimuti komplek itu. Aroma panas menyeruak. Warga komplek memakai masker untuk melindungi pernafasannya.
Beberapa relawan dari lembaga-lembaga kemanusiaan turut hadir untuk membantu warga. Salah satunya Relawan Kemanusiaan Rumah Zakat. Dengan sigap, mereka membantu warga dengan memberikan oksigen kepada lanjut usia dan membagikan masker.
Baca Juga: Kabut Asap Perburuk Ekonomi Kalbar
“Kami telah menurunkan bantuan berupa SDM untuk memadamkan api dan tenaga medis, dalam hal ini pemberian oksigen. Kami juga memberikan bantuan vitamin kepada seluruh tim pemadam yang bekerja pada hari ini,” jelas Asrul Putra, Branch Manager Rumah Zakat Kalbar di lokasi tersebut.
Dikatakannya, udara Pontianak saat ini sudah tidak sehat. Pihaknya telah mendapat data bahwa ada 1.075 titik api yang tersebar di berbagai tempat.
“Saat ini kami dan tim lainnya sangat membutuhkan tangki bergerak bersama mobil angkut, karena sulitnya mendapatkan sumber air. Kami juga membutuhkan BBM untuk mesin semprot. Lalu kami membutuhkan masker untuk warga dan juga supply oksigen bagi tim pemadam yang terus berkutat memadamkan api,” pungkas Asrul.
Di sisi lain, Kapolda Kalbar, Irjen Didi Haryono, yang ditemui usai salat Idul Adha mengatakan, setidaknya lima orang tersangka sedang diproses. Di Polresta Pontianak, Bengkayang, dan Sintang.
“Nanti ada lagi ni (tersangka,red), kita lagi dalami, tentunya untuk melakukan tindak tegas dalam arti penegakan hukumnya, tentunya harus ada alat bukti yang cukup,” tuturnya.
Baca Juga: Regulasi dan Kabut Asap, Tingkat Hunian Hotel Berkurang
Ia menjanjikan tindakan tegas akan dilakukan. Agar memberikan efek jera kepada para pelaku pembakar lahan. “Jangan sampai hanya karena satu, dua, atau satu kelompok tertentu yang membakar untuk kepentingan sendiri, 5 juta sekian ini akan terpengaruh, apalagi ada yang anak-anak,” ujar Didi.
Akibat yang ditimbulkan bencana ini dirasakan berbagai sektor: kesehatan, lingkungan, transportasi, serta pendidikan. Tak hanya itu, terhadap aspek ekonomi akan berdampak lebih parah kepada Inflasi dan ketersediaan sembako.
“Ini semua yang harus kita sikapi bersama, gara-gara asap saja bisa berdampak semua ini, makanya kita sampai saat ini melakukan upaya-upaya, baik penyuluhan juga penekanan dalam arti pemadaman, sekaligus menegakkan hukum,” pungkasnya.
Laporan: Maulidi Murni, Bangun Subekti, Ambrosius Junius
Editor: Mohamad iQbaL