eQuator – Mempawah. Penyebaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak tepat sasaran. Buktinya, warga yang telah meninggal dunia dan ekonominya sudah mapan malah menerima kartu yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
“Sekitar 50 persen dari data yang ada itu tidak tepat sasaran. Banyak orang yang tidak seharusnya dapat karena perekonomiannya sudah mapan tapi dalam data itu masih muncul. Begitu sebaliknya, malah yang seharusnya dapat, malah tidak dapat,” ungkap Kepala Desa Sungai Kunyit Laut, Kecamatan Sungai Kunyit, M Kaut Mahat, baru-baru ini.
Dia mengaku heran dengan kacaunya penyaluran KIS, data nama penerimaan KIS di desa yang dipimpinnya muncul nama warga yang sudah meninggal dunia, dan banyak dari kalangan ekonomi menengah ke atas. “Data KIS yang disalurkan melalui Kantor Pos hingga tanggal 15 Desember 2015 lalu, telah menimbulkan gejolak di masyarakat,” bebernya.
Kaut mengatakan, data yang diterima Pemdes Sungai Kunyit Laut dari Kantor Camat Sungai Kunyit tersebut kini menjadi pembicaraan banyak pihak. Sebab, dalam data itu tertera nama-nama yang tak sesuai dengan ketentuan penerima KIS. “Jumlah keseluruhan ada 12 desa untuk 682 KIS. Jadi khusus untuk daerah Sungai Kunyit pengambilannya di Pos Giro diberikan sampai tenggat waktu yang telah ditentukan,” paparnya.
Dikatakannya, nama warga yang sudah meninggal dunia pada tahun lalu masih muncul dalam data penerimaan KIS. Padahal, KIS ini merupakan program era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menyasar masyarakat bawah. “Yang jadi pertanyaan kami, dari mana data ini didapat. Karena datanya sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya menerima. Aneh sekali, sebab orang mati saja masih saja muncul namanya,” kata Kaut heran.
Di tempat terpisah, Camat Sungai Kunyit, Iwan Supardi juga mengaku bingung lantaran data yang didapat tidak valid. “Dalam realisasi pelaksanaan program yang menyasar masyarakat bawah ini, tentunya bakal tak berjalan sesuai dengan program yang semestinya,” katanya singkat.
Reporter: Ari Sandy
Redaktur: Yuni Kurniyanto