eQuator – Nanga Pinoh-RK. Harapan baru serta segudang asa masyarakat kini digantungkan dipundak pemimpin baru Kabupaten Melawi. Salah satunya pembangunan akses Kecamatan Menukung, baik infrastruktur jalan maupun jembatan.
“Dalam bulan ini saya sudah berkeliling ke seluruh desa yang ada di Kecamatan Menukung. Kondisi jalan sangat memprihatinkan. Banyak akses yang melintasi jembatan tidak ada jembatan,” ucap warga Melawi, Sandi, kemarin.
Seluruh jalan di Kecamatan Menukung tidak ada yang beraspal, kecuali pusat kecamatan yakni Desa Menukung. Dari Kecamatan Ella Hilir menuju Kecamatan Menukung, desa pertama yang dilewati di kecamatan paling ujung ini adalah Desa Siyai. Mulai dari desa ini, pengendara sudah tidak akan menemukan jalan yang beraspal sehingga ke ibu kota Kecamatan Menukung. Hanya ada jalan yang bersemen di beberapa desa yang dilintasi, termasuk ibu kota Kecamatan Menukung, Menukung Kota.
Bukan hanya jalan yang perlu penangan serius, jembatan penghubung pun mesti dibangun. Diantaranya jembatan yang melintasi Sungai Melawi. Meskipun jembatan Melawi II penghubung Nanga Pinoh dan Pinoh Utara belum kelar, warga Menukung juga membutuhkan keberadaan jembatan melintasi Sungai Melawi.
“Dari Popai ke Tanjung Beringin melintasi Sungai Melawi. Ke Batas Nangka dan Plaik Keruap harus melintasi Sungai Melawi dari ibu kota Kecamatan Menukung,” ucap mahasiswa STKIP Melawi yang bertualang menggunakan sepeda motor.
Jembatan lain yang dibutuhkan untuk akses ke desa di Menukung pun masih banyak. Paling tidak harus ada jembatan gantung. Diantaranya Desa Keruap, Batu Onap, Mawang Mentatai dan Desa Oyak.
“Dari Tanjung Beringin melintasi Sungai Keruap baru sampai ke Desa Keruap. Bagian Desa Oyak juga dibatasi oleh sungai. Pemukiman kanan sungai ke bagian kiri sungai menuju pusat Desa Oyah menggunakan perahu,” paparnya.
Menurutnya, kebutuhan akan jembatan juga dirasakan oleh warga Desa Sungai Sampak. Sebab, kantor desa dengan pemukiman penduduk dibatasi oleh Sungai Sampak. Sehingga bila warga ingin pusat pelayanan desa harus melintasi sungai dengan lanting yang ditarik.
“Mawang Mentatai juga harus melintasi Sungai Mawang. Batu Onap menggunakan perahu untuk ke pusat desa. Jadi banyak yang perlu jembatan, paling tidak jembatan gantung,” ucapnya. (aji)