Ajak Negara Tetangga Lihat Gerhana Bareng

ilustrasi - net

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Mitos seputar anomali peristiwa alam perlahan harus dihilangkan. Pada 9 Maret mendatang, gerhana matahari total yang sangat langka bakal melintasi Kalimantan Barat. Fenomena super menarik itu tentu layak dikemas sebagai objek wisata, pasalnya ribuan peneliti diyakini akan membanjiri provinsi yang berada di garis Khatulistiwa ini.

“Di Kota Pontianak, ada dua titik bagi yang akan menyaksikan gerhana matahari, yakni di Pontianak Convention Center (PCC) dan Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan),” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Hilfira Hamid, dalam konferensi pers di ruang kerja Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Senin (15/2).

Bagi pengunjung PCC yang terletak di Pontianak Selatan, diizinkan melihat langsung dari puncak gedung berlantai tiga tersebut. Di Pontianak Timur tempat Markas Lapan berdiri bahkan peralatan khusus sudah disiapkan. Hilfira menyatakan, peristiwa alam yang hanya terjadi dalam kurun waktu puluhan tahun ini memberikan makna tersendiri bagi pihaknya.

“Kami harapkan bisa mendongkrak wisatawan baik itu datang untuk melihat gerhana secara langsung ataupun melakukan penelitian. (Peneliti) Malaysia dan Brunei Darussalam akan kita undang karena di kedua negara tersebut tidak dilewati atau tidak bisa menyaksikan gerhana matahari,” tukasnya.

Koordinasi dengan Lapan pun sudah dilakukan. Lembaga penelitian dan pengembangan sains antariksa itu menyediakan 180-an kacamata khusus pada 9 Maret nanti. “Gunanya hanya untuk kesehatan dan menangkal tingginya radiasi gerhana matahari. Tidak seseram yang orang bilang, bahwa yang menyaksikan gerhana matahari total bisa menyebabkan kebutaan,” tegas Kepala Lapan Pontianak, Muzirwan.

Ia menjelaskan, Kota Pontianak akan dilewati gerhana matahari sedang, sekitar 92,96 persen. “Kemungkinan besar gerhana matahari total bisa dilihat di Ketapang, karena di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, akan terjadi gerhana matahari total,” timpalnya.

Muzirwan menambahkan, terakhir kali gerhana matahari total melintasi Indonesia pada 30 tahun lalu (11 Juni 1983) dan baru akan terjadi lagi dalam 250 tahun yang akan datang. Salah satu tahayul yang menyertai penampakan gerhana matahari ini adalah hewan menelan pusat tata surya tersebut.

Laporan: Gusnadi

Editor: Mohamad iQbaL