Jarak Pandang Super Rendah, Maskapai Stop Penerbangan

DISINDIR. Meme sindiran paling menarik yang dikutip Merdeka.com dari chirpstory dikumpulkan akun @kopi_lava: Pesawat Garuda saja pakai masker karena tak tahan kena asap. NET

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kabut asap pekat yang menyelimuti sebagian besar Kalimantan Barat kini sudah sangat mengganggu perekonomian. Ditandai lumpuhnya transportasi udara sepanjang Senin (16/9). Maskapai membatalkan sebagian besar penerbangannya.

Garuda Indonesia (GA) paling hati-hati dengan cuaca. Asap pekat kemarin sangat tidak memungkinkan armadanya mengudara maupun landing.

“Kabut asap ini sangat berakibat pada penerbangan Garuda, bahkan kemarin sudah ada flight yang dibatalkan dari Pontianak,” ujar Sales and Service Manager Garuda Indonesia Branch Office Pontianak, Joko Ambarsetyawan, kepada Rakyat Kalbar.

Untuk sepanjang pagi dan siang hari ini (kemarin) saja sudah ada dua penerbangan cancel alias dibatalkan. Visibility alias jarak pandang kurang baik, Garuda taati aturan yang sudah berlaku atau SOP.

“Dengan kejadian kabut asap ini, kerugian pasti ada, karena kami yang seharusnya mendapatkan revenue dari penerbangan, sebagai ilustrasi satu pesawat mengangkut 174 penumpang yang sudah membeli tiket, namun tidak jadi terbang dan menguangkan kembali tiketnya ke Garuda,” ungkapnya.

Dikatakan Joko, selain pembatalan, sebelumnya GA juga mengalami keterlambatan alias delay. Karena delay itu cukup lama akhirnya penumpang memutuskan pembatalan.

“Kalau sudah pembatalan seperti ini, kompensasi tentu tidak diberikan, karena kondisi yang force majeur (bencana/keadaan memaksa,red),” jelasnya.

Maskapai lainnya: Lion. Pun mengambil langkah serupa membatalkan penerbangan dari dan ke Pontianak.

Dalam keterangan resminya, Lion Air Group mengalami keterlambatan keberangkatan dan kedatangan (delay), kembali ke bandar udara keberangkatan (return to base/ RTB), pengalihan pendaratan (divert) serta melakukan pembatalan penerbangan (cancel), di beberapa jaringan domestik yang dilayani.

Cuaca buruk berupa fog/smoke (kabut asap) di beberapa daerah mengakibatkan jarak pandang pendek (visibility below minimum). Tidak memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan untuk proses lepas landas dan mendarat.

“Tentu dampak yang timbul berpotensi mengakibatkan terganggunya rotasi pesawat untuk sektor atau rute penerbangan berikutnya,” ujar Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air. Ditegaskannya, seluruh operasional dijalankan berdasarkan SOP.

Asap Terlalu Pekat

Plt. Officer Incharge (OIC) Bandara Supadio, Andri Pelani, mengakui sejak awal dibuka penerbangan kemarin, jarak pandang sangat-sangat rendah. Hingga pukul 16.00 WIB, sedikitnya 55 penerbangan yang terkena dampak. Terdiri 22 penerbangan delay, dan 33 lainnya cancel.

“Dari 22 delay dengan rincian 10 keberangkatan dan 12 kedatangan (tertunda), sedangkan 33 penerbangan dinyatakan cancel, terdiri dari 18 keberangkatan dan 15 kedatangan yang terpaksa dinyatakan batal,” bebernya, kepada wartawan, Senin (16/9) sore.

Kondisi kabut yang yang kian pekat pada Senin, (16/9), diakui Andri lebih parah dibandingkan Minggu (15/9). Bahkan jarak pandang sempat berada pada angka hanya 150 meter.

“Jarak pandang terparah hari ini (kemarin), ada di pukul 09.24 WIB, dimana kisaran jarak pandang hanya berada di 150 sampai dengan 200 meter,” ujar Andri.

Kondisi tersebut tidak aman untuk landing. Standar jarak pandang penerbangan minimal di angka 1.000 meter. Sedangkan take off berada pada 800 meter.

Namun, pagi sebelum kondisi parah, pihaknya sempat memberangkatkan empat pesawat tujuan Jakarta dua penerbangan, ke Jogja satu penerbangan, dan Batam satu penerbangan.

Jarak pandang di Bandara Supadio sempat mengalami peningkatan hingga pukul 13.45 WIB. Tercatat meningkat di level 750 sampai 800 meter. Pada saat itu, satu peswat berhasil take off . Yakni penerbangan dengan nomor JT 958 tujuan Batam.

Pada pukul 16.45 WIB, jarak pandang semakin membaik dan mencapai 900 hingga 1.000 meter. Bersamaan, beberapa penerbangan bisa mendarat di Bandara Supadio, namun angka tersebut masih belum bisa dipastikan pihak bandara.

“Jadi sampai pukul 16.00 WIB ada lima penerbangan yang kita lakukan, dan dari pantauan sampai pukul 16.45 kita dapat data ada beberapa penerbangan yang bisa landing di Supadio, ini masih akan kita update lagi perkembangannya,” tambah Andri. Untuk beberapa penerbangan yang dinyatakan batal, kompensasi dikembalikan haknya kepada tiap maskapai penerbangan.

Sorang penumpang asal Kalbar, Sevi, mengaku kecewa karena keberangkatannya menuju Jakarta ditunda akibat kondisi kabut asap tersebut. Padahal sesuai jadwal semula seharusnya Sevi berangkat pada pukul 11.30 WIB.

“Pesawat saya delay. Infonya, tidak jadi berangkat karena kabut asap. Padahal saya mau ke Kemenkumham Jakarta, mau ngukur baju di sekolah dinas,” tuturnya ditemui wartawan, Senin (16/9) pagi.

Senada, Jimmy penumpang Pontianak-Surabaya ditemui wartawan, Senin, (16/9) pagi. Belum mengetahui secara jelas waktu keberangkatan pesawat yang ditumpanginya.

“Katanya dibatalkan. Terpaksa tunggu informasi dari petugas,” tuturnya.

Di sisi lain, dikutip dari Merdeka.com, sejak akhir pekan lalu, tanda pagar #TerimaKasihIndonesia ramai digunakan pengguna Twitter asal Malaysia. Selama 48 jam terakhir, tagar itu dicuitkan nyaris 10 ribu kali, termasuk oleh Netizen Singapura.

Gerakan viral ini bertujuan menyindir pemerintah Indonesia yang gagal mengendalikan pembakaran hutan, memicu kabut asap parah yang berulang saban tahun.

Mulai tiga hari terakhir, Indeks Asap (API) di Kuala Lumpur dan sekitarnya sudah menembus 200. Artinya asap tidak sehat bila dihirup dalam waktu lama. Demikian pula Singapura yang indeks udaranya mencapai 150.

Selain jarak pandang mata berkurang drastis, di Malaysia serta Singapura mulai dilaporkan ada warga mengidap penyakit saluran pernapasan. Bahkan untuk menjaga kesehatan, beberapa sekolah di lima negara bagian diliburkan hingga lima hari.

Penerbangan di kawasan Kuching beberapa dibatalkan karena jarak pandang di bandara tidak aman. Jika asap terus menerjang, ajang Grand Prix F1 di Singapura pada 20 September nanti terancam batal.

Tradisi kabut asap yang rutin menghampiri Negeri Jiran selama 10 tahun terakhir itu membuat warga emosi. Sebagian segera membuat meme sindiran yang kocak, sengit, maupun pahit bila dibaca warga Indonesia. Hingga hari ini, tagar #TerimaKasihIndonesia masih ramai berseliweran di linimasa.

 

Laporan : Nova Sari, Andi Ridwansyah, Syamsul Arifin

Editor: Mohamad iQbaL