eQuator.co.id – Kondisi kabut asap di Kabupaten Ketapang pada kategori sangat tidak sehat, dan tak kunjung membaik. Data Dinas Kesehatan Ketapang dari laporan seluruh Puskesmas, 13 September 2019 tercatat 152 orang menderita ISPA.
“Data itu berdasarkan laporan harian seluruh Puskesmas,” ungkap Kepala Dinkes melalui Kasi Penyehatan Lingkungan dan Kesja, Nuhdi Arfarisy, Sabtu (14/9).
Nuhdi mengkhawatirkan penderita ISPA akibat buruknya ISPU tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Belum seluruh Puskesmas yang menyampaikan laporan.
“Yang 152 orang itu belum termasuk dari Puskesmas Nanga Tayap, Pesaguan, Hulu Sungai dan Simpang Dua,” katanya.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes telah menyiapkan 750 box masker untuk dibagikan ke masyarakat. Juga sudah mengusulkan minta ke Dinkes Provinsi sebanyak 1000 Box.
“Info dari Kasi Kefarmasian Dinkes, saat ini sudah menyiapkan masker 750 box atau 37.500 lembar untuk dibagikan ke masyarakat Ketapang sebagai upaya pencegahan ISPA,” ucap Nuhdi.
Ia mengimbau agar warga mengurangi aktivitas luar rumah, dan jangan lupa menggunakan masker di luar. Ia pun tidak menyarankan membawa anak-anak dibawah umur bepergian mengingat kondisi udara sangat tidak sehat.
“Apabila merasa sesak nafas, infeksi iritasi pada hidung, tenggorokan dan mata agar segera ke Puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan,” pintanya.
SALAT ISTISQA
Kian buruknya udara dan makin tebalnya asap Karhutla di cuaca kemarau ekstraekstrim ini, masyarakat Kabupaten Ketapang mendirikan Salat Istisqa di halaman Masjid Agung Al-Ikhlas Ketapang, Ahad (15/9) pagi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ketapang, Ustadz Faisal Maksum, meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan. Terlebih beberapa lokasi kebakaran hanya dapat dipadamkan melalui hujan.
“Karena asap sudah terlalu kuat pekatnya, kita berharap segera diturunkan hujan,” harapnya saat menjadi Imam Salat Istisqa.
Ustadz Faizal mengatakan, doa merupakan senjata bagi mukmin. Ia mengajak seluruh kompnen masyarakat agar bisa bersama-sama berdoa kepada Allah agar dikabulkan segera turun hujan.
“Insya Allah, Allah akan menjabah doa kita semua,” tuturnya.
Wakil Bupati Ketapang, Suprapto, mengaku upaya penanganan Karhutla kurang lebih dua bulan, baik melalui pemadaman lewat darat hingga udara. Kini berikhtiar dengan Salat Istisqa untuk meminta kepada Allah agar dapat segera menurunkan hujan seperti harapan seluruh masyarakat.
“Saat ini status tanggap darurat belum kita tentukan. Kita masih evaluasi. Kalau kondisi tidak memungkinkan dan harus ditetapkan status tanggap darurat akan segera lakukan itu,” terangnya.
Pada APBD Perubahan telah mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp 200 juta sehingga total anggaran yang sudah dialokasikan seluruhnya mencapai Rp 500 juta. “Semoga dengan dana ini cukup menanggulangi kesulitan dana yang kita alami dalam rangka operasional di lapangan,” tutur Suprapto.
Muhammad Fauzi, Ketapang
Editor: Mohamad iQbaL