eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ketergantungan pada wisata alam pada industri pariwisata di Kalbar, dengan cepat akan tertohok oleh dampak Karhutla yang memproduksi kabut asap. Transportasi terganggu, calon wisatawan tak mau menunggu.
“Kabut asap ini sangat berpengaruh sekali pada industri Pariwisata. Selain kesehatan, kabut asap menurunkan kualitas keindahan alam, termasuk di danau Laet,” ungkap Anselmus Efendi, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kepada Rakyat Kalbar, via selulernya, Jumat (9/8).
Kabut asap reguler di Kalbar jelas dikeluhkan pelaku wisata yang terdampak pada turunnya jumlah pengunjung ke beberapa objek wisata. Satu diantaranya wisata Danau Laet, di Desa Subah, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau.
Anselmus Efendi mengeluhkan sudah puluhan tahun asap tak pernah lenyap di musim kemarau. Akibatnya, kelompoknya mengalami penurunan dari sisi pengunjung hingga 60 persen. Biasanya, di musim normal, setiap pekan objek wisata baru ini didatangi hingga seribu pengunjung.
“Karena kondisi begini paling hanya 400an per pekannya. Kondisi payah ini cukup terasa dalam kurun tiga minggu terakhir,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Ketua Pokdarwis ini, pihaknya meminta agar Pemerintah menindak tegas pelaku Karhutla siapapun yang dengan sengaja mengolah lahannya dengan cara dibakar terutama korporasi. “Lahan-lahan gambut perusahaan yang terbakar menyumbang 85 persen kabut asap pada musim kemarau seperti ini,” tutur Anselmus tanpa menunjuk data konkret.
Ishak, pemilik Wisata Balek Kampoeng yang berlokasi di Kubu Raya, merasakan dampak buruk kabut asap pada kunjungan masyarakat ke objek wisata yang satu ini. “Biasanya pengunjung yang datang ke Balek Kampoeng ini mulai pagi sudah ramai. Kalau kondisi sekarang cenderung sepi, pengunjung datang sore. Pengaruh kabut asap ini sudah kita rasakan dalam dua pekan ini,” kata Ishaq
Ia berharap penindakan tegas terhadap pembakar lahan yang sengaja dibakar setidaknya sudah mulai dibentuk kelompok-kelompok kecil di masyarakat. “Seperti tim Satgas Karhutla sehingga setiap kejadian lebih cepat teratasi,” ucapnya
Di sisi lain, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kalbar, Natalia Karyawati, belum punya data merosotnya kunjungan wisata ke Kalbar di musim kabut asap ini. Natalia bahkan berharap kondisi demikian tak mengurangi pengunjung ke provinsi berasap untuk tujuan.
“Kita selalu berharap bahwa kunjungan wisatawan meningkat,” ujarnya.
Nah, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kalbar pada Juni 2019 mencapai 7.556 kali. Naik 38,21 persen dibandingkan kunjungan Wisman Mei 2019 yang sebesar 5.467 kunjungan.
Sedangkan kunjungan Wisman Juni 2019 tertinggi melalui pintu masuk Entikong (31,55 persen) disusul pintu masuk Aruk (27,54 persen) dan pintu masuk Pontianak (21,12 persen). Sedangkan pintu masuk Nanga Badau dengan kunjungan terendah (19,79 persen).
Laporan: Nova Sari
Editor: Mohamad iQbaL