Dukung Hadirnya PLTN di Kalbar

Midji: Punya Potensi tapi Takut, Kapan Bisa Maju?

DI SESKOAD. Gubernur Sutarmijdi berbicara di pembekalan Perwira Siswa, Pendidikan Reguler (Dikreg LVII) di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/7). Humas Pemprov untuk RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Upaya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar terus digaungkan. Pada sejumlah kesempatan, Gubernur Sutarmidji kerap menyinggung wacana pembangunan PLTN tersebut.

Termasuk, saat ia menjadi pembicara di kegiatan pembekalan pendidikan reguler (Dikreg LVII) Perwira Siswa (Perwasis) di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/7).

Pada kesempatan itu, Midji, karib ia disapa, mengatakan rencana pembangunan PLTN di Kalbar merupakan bentuk dukungan Pemprov Kalbar dalam menjamin ketahanan dan kemandirian energi nasional. Dengan target energi terbarukan sebesar 23 persen. Pada tahun 2025 mendatang.

Ia mengungkapkan, pasokan energiĀ  listrik di Kalbar saat ini masih impor dari negara tetangga, Malaysia. “Kita (Kalbar) masih membeli listrik dari Malaysia 200 megawatt. Belinya delapan sen dolar. Masyarakat membayar antara sepuluh sampai sebelas dolar,” ucap Midji.

Sambungnya, “Bagaimana kita mau bersaing dengan negara lain kalo listrik aja kita beli. Makanya kami dukung untuk pembangunan PLTN di Kalbar”.

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu menilai, pembangkit listrik tenaga diesel cost-nya besar. Sehingga, harga listrik yang dijual ke masyarakat menjadi mahal. Kondisi itu otomatis membebani masyarakat dan pelaku industri.

“Nah, PLTN itu ketika beroperasional harganya hanya empat sen dollar,” klaim Midji.

Untuk bahan baku, ia menyatakan, potensi uranium di Kalbar cukup besar. Bahkan dinilai terbaik kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Tapi kita tidak manfaatkan potensi itu. Karena ketakutan. Kalo kita berpikir ketakutan, kapan kita bisa maju,” imbuhnya.

Midji juga tak bosan-bosannya memaparkan program desa mandiri. Yang merupakan salah satu program andalannya. Yang ia gagas bersama Wakil Gubernur Ria Norsan. Saat mencalonkan diri.

Provinsi Kalbar memiliki 2031 desa. Dari jumlah itu, sekitar 1000 lebih Desa dikategorikan sebagai desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. Sementara desa mandiri hanya ada satu.

“Maka saya mempunyai target di tahun ini akan jadikan 55 desa mandiri. Kita akan sinergikan dengan TNI-Polri membangun desa mandiri,” demikian Sutarmidji.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Mohamad iQbaL