Event Barongsai Terbesar di Tanah Air

Jelang Pontianak Lion Dance International Championship

Digelar selama tiga hari, 21-23 Juni 2019 di GOR Perbasi Pontianak, sejumlah tim barongsai internasional yang sudah malang-melintang di berbagai kejuaraan dunia turut serta dalam Pontianak Lion Dance International Championship 2019. Kegiatan ini sekaligus sebagai tolak ukur menuju kejuaraan internasional selanjutnya.

Rizka Nanda, Pontianak

eQuator.co.id – Bong Bie Chiung, Ketua Panitia Pontianak Lion Dance International Championship mengaku kaget dengan animo peserta. “Setahu saya dalam beberapa kali kejuaraan di tanah air, maksimal hanya tiga tim luar negeri yang hadir. Tapi kali ini bisa belasan,” ujarnya, Selasa (11/6).

Karena itu, panitia berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada peserta yang akan hadir. Dijelaskan Bie Chiung, kepastian keikutsertaan diketahui dari formulir yang diserahkan peserta kepada panitia hingga penutupan pendaftaran pada 31 Mei lalu.

Tim luar negeri yang mendaftar diantaranya Yao Lin Kungfu dari Australia. Sedangkan China terdiri dari tim Bilintang, Fatt Keung, Guang Xi, Guan Dong Qing Yuan dan GuangXi Normal University. Unicorn Pai Yau dan Keungs dari Hongkong. Malaysia diwakili tim Khuan Loke, KSK, Tiang Eng dan Wen Ching. Tim barongsai LDCR dari Myanmar, Singapura diwakili Wen Yang, tim barongsai dari China Taipei, dan Vietnam diwakili Ho Yong.

Tim dari dalam negeri yaitu Maha Virya dari Banten, San Guodari Jawa Tengah, Tarakan Kalimantan Utara, YPKK dan All Star dari Kalimantan Barat, dan Naga Langit dari Sulawesi Selatan.

Menurut Bie Chiung, kehadiran tim-tim luar negeri tidak lepas dari kerjasama Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Kalbar dengan Federasi Barongsai Internasional yang bermarkas di Kuala Lumpur, Malaysia.

Bahkan, Ketua Barongsai Internasional, Leong Lik Thong bersama rombongan telah melakukan pengecekan persiapan panitia di Pontianak. “Karena momen ini sangat luar biasa, saya berharap panitia harus bekerja profesional. Tim yang hadir adalah atlet barongsai terbaik dari masing-masing negara,” jelas Leong.

Ketangkasan pemain barongsai di atas tonggak menjadi tontonan dan hiburan yang menarik. Leong mengingatkan panitia, agar mempersiapkan tim keamanan, kesehatan, kebakaran, transportasi dan hal-hal lain yang sangat menunjang pelaksanaan kegiatan. Dia memperkirakan, kejuaraan ini bakal terbesar di Indonesia. Baik dari jumlah peserta dari mancanegara, dalam negeri maupun penonton yang akan hadir.

Leong yang juga Ketua Federasi Olahraga Barongsai Malaysia ini berharap, Pontianak Lion Dance International Championship masuk dalam kalender even barongsai internasional. Untuk mewujudkan itu, panitia harus benar-benar melakukan persiapan yang matang. Kejuaraan ini bisa dijadwalkan untuk dua tahun sekali. “Kalau bisa panitia menyiapkan satu hari usai kejuaraan untuk city tour. Ini moment yang tepat untuk mengenalkan Kota Pontianak kepada peserta dari negara-negara lain,” pinta Leong.

Sementara itu, Ketua Umum FOBI Kalbar, Rico menjelaskan, panitia akan bekerja semaksimal mungkin, agar peserta merasa nyaman saat berada di Kota Pontianak. Segala fasilitas seperti hotel, transportasi, makanan dan keperluan lain sudah disiapkan. Sehingga tidak mengganggu mereka untuk berlaga.

Rico menambahkan, kejuaraan ini bukan hanya sekadar event olahraga. Namun, memperkenalkan wisata Kota Pontianak. Karena itu, panitia akan menyiapkan waktu bagi peserta untuk city tour. “Pontianak ini terkenal dengan makanan yang enak-enak. Nanti kita coba bawa mereka menikmati kuliner khas kota ini,” pungkasnya.

 

Editor: Yuni Kurniyanto