eQuator – Ketapang-RK. Pj Bupati Ketapang, Kartius mengajak seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat mewujudkan komitmen bersama menanggulangi penyakit kaki gajah di Ketapang, sejalan dengan kebijakan global untuk mengeleminasi seluruh filariasis hingga tahun 2020.
“Saya minta kepala dinas menganggarkan untuk program ini, ini aspirasi Penjabat Bupati, apalagi 38 kasus yang ada seharusnya masuk status KLB, anggaran kita lebih besar dari Kota Pontianak jadi penangangan kasus harus sigap,” katanya pada pembukaan pemberian obat masal pencegahan filariasis di pendopo Bupati Ketapang Kamis (19/11).
Terlebih pemberantasan filariasis atau kaki gajah sudah menjadi sasaran pokok sesuai peraturan nomor 2 nomor 2015 dan menjadi RPJMN 2015 sampai 2019 yang menjadi acuan gubernur dan bupati untuk menjadi program prioritas.
“Kalbar termasuk wilayah endemis kaki gajah, dari 256 kasus tersebar di beberapa Kabupaten termasuk satu diantaranya Ketapang, jadi ini harus jadi catatan,” tegasnya.
Untuk itu, ia juga mengimbau semua penduduk nantinya dapat serentak meminum obat filariasis. Pencegahan ini akan berhasil jika semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat bersama-sama, dengan satu diantara pencegahan efektif dengan melalu POMP.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Heri Yulistio mengungakapkan pada 2015, terdapat 38 kasus penderita kaki gajah di Ketapang. “13 kasus di antaranya sudah masuk kategori
kronis,” ungkap Heri.
Ia menjelaskan, pihaknya terus berupaya menekan angka penyakit kaki gajah, terlepas dari adanya imbauan dari Menteri untuk mengeleminir penyakit kaki gajah di setiap daerah.
“Sesuai target WHO di tahun 2020 di Indonesia harus bebas dari generasi penyakit kaki gajah,” terangnya.
Dari total 38 kasus yang terindikasi penyakit kaki gajah di beberapa kecamatan, secara kasat mata terdapat 13 kasus kronis yang tersebar di 5 Kecamatan, diantaranya Matan Hilir Utara, Delta Pawan, Muara Pawan, Nanga Tayap serta Marau.
“Awalnya hanya kita temukan 13 kasus kaki gajah yang sudah kronis, tetapi saat dilakukan survey darah jari yang pengambilannya dilakukan pada tengah malam, Dari 100 sample, kita temukan 25 warga yang di dalam darahnya ada terdapat cacing filaria. Jadi total kasus untuk tahun ini menjadi 38 kasus,” jelasnya.
Untuk penanganan terhadap 13 kasus yang sudah kronis, petugas Dinkes sudah turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan melihat terlebih dahulu bagaimana perubahan fisik atau kecacatannya akibat penyakit kaki gajah tersebut. Jika memang sifatnya sudah permanen maka kecacatan itu mau tidak mau harus dilakukan tindakan operasi.
“Namun langkah terpenting kita harus membunuh cacing-cacing filaria yang berada didalam tubuh pasien, agar tidak menularkan ke orang lainnya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, sedangkan untuk 25 kasus lainnya yang belum mengalami perubahan fisik atau kronis, pihaknya juga terus melakukan upaya penanggulangan dan penyembuhan dengan memantau kesehatan dan berupaya membunuh cacing-cacing filaria yang ada didalam tubuh pasien tersebut.
“Jadi saat ini tidak hanya yang terdeteksi terkena penyakit kaki gajah, warga yang tidak terkena atau belum terkena juga diwajibkan meminum obat yang akan dibagikan secara gratis untuk mencegah penyakit kaki gajah ini. Obat-obat ini harus diminum setahun sekali selama
kurun waktu 5 tahun,” katanya.
Untuk sasaran meminum obat tersebut, Hery menjelaskan yang menjadi sasaran tidak hanya yang sudah terindikasi memiliki cacing filaria di dalam tubuhnya tetapi juga untuk seluruh masyarakat khususnya Ketapang terutama pada usia 2 Tahun hingga 75 Tahun dan akan dilakukan penundaan minum obat tersebut terhadap anak-anak di usia di bawah dua tahun, warga yang sedang sakit, penderita sakit ginjal, epilepsi serta ibu hamil.
“Untuk di Ketapang Pemeberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis yakni obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazole sedang berjalan, tadi waktu pembukaan di pendopo Bupati juga sudah dilakukan minum obat serenatk mencegah penyakit filariasis,” katanya.
Ia menambahkan, warga di Kecamatan lain sedang berjalan pemberian obat gratis untuk mencegah penyakit kaki gajah ini. Ia pun berharap dan meminta seluruh masyarakat di Ketapang dan yang menjadi sasaran minum obat khususnya agar tidak takut meminum obat yang akan dibagikan secara gratis tersebut agar dapat mengantisipasi penularan penyakit
kaki gajah di Ketapang.
“Selain kita minta meminum obat yang telah disediakan, kita juga meminta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan kehigienisan dalam rumah. Karena salah satu penyebab mudahnya menular penyakit ini karena kondisi lingkungan yang kotor,” pungkasnya.
Laporan: Jaidi Chandra
Editor: Kiram Akbar