Nilai Ekonomi Mempawah Tertinggi di Kalbar

850 Juta USD Investasi Smalter Alumnium di Bukit Batu

MENABUH GENDANG Menteri BUMN Rini Soemarno, bersama Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, anggota Komisi XII DPR RI Maman Abdurrahman, Direktur PT Antam dan Direktur PT Inalum menabuh gendang bersama-sama menandai diresmikannya Pencanangan Pembangunan Smalter Grade Alumina Refeneri (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah. Abdul Halikurrahman/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – MEMPAWAH-RK. Mempawah praktis menjadi primadona bagi investasi dalam setahun ini. Pasalnya, mega proyek Pelabuhan Internasional di Pantai Kijing belum selesai dikerjakan, datang lagi investasi sebesar 850 Juta USD (United States Dollar). Pembangunan Smelter Grade Alumina Refeneri (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit.

Pencanangan pembangunan SGAR merupakan kerjasama PT Antam dan Inalum di Kabupaten Mempawah. Kamis (4/4), Menteri BUMN Rini Soemarno bersama Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, dan Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan datang langsung meresmikan pencanangan pembangunan smalter hilirsasi bauksit menjadi bahan baku alumunium. “Alhamdulilah, menjadi kenyataan. Ini komitmen presiden melakukan hilirasi bauksit menjadi alumina,” kata Rini dalam sambutanya.

Proyek pembangunan smelter kabarnya menelan nilai investasi  fantastis sekitar 850 juta USD. Dalam dua tahun, ditargetkan smalter tersebut sudah produksi. “Pabrik pengolahan biji bauksit menjadi alumina yang akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton perbulan,” terangnya.

Rini mengklaim, keberadaan smalter alumina di Kabupaten Mempawah, maka negara akan menghemat devisa mencapai 220 USD setiap tahun.

Sebab, smalter tersebut diyakini dapat menekan impor kebutuhan aluminium dalam negeri sekitar 550 ribu ton per tahun. “Insyaallah nanti di Mempawah sudah bisa bikin alumina. Hasilnya akan dikirim ke Sumatra Utara untuk dijadikan alumunium. Jadi tidak impor lagi,” katanya.

Selain itu, pabrik tersebut diyakini bisa memberi manfaat besar bagi warga sekitar dan Kabupaten Mempawah. Terutama, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan daerah dari royalti. “Kita bisa mengembangkan pendidikan juga disini. Tadi saya sudah minta dari Dirut Inalum, untuk bikin SMK disini. Yang nantinya betul-betul menyiapkan masyarakat Mempawah menjadi karyawan di smelter alumina,” pungkasnya.

Sementara Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan bersyukur pabrik hilirisasi bauksit berupa SGAR bisa dibangun di Mempawah. “Mudah-mudahan proses pembangunannya lancar. Dan Mempawah bisa lebih maju dari yang sebelumnya,” tuturnya.

Norsan mengatakan, dua mega proyek yang masuk ke Mempawah saat ini, merupakan wujud komitmen presiden menjamin pembangunan yang merata.

Di tempat yang sama, Direktur PT Inalum, Budi G Sadikin memastikan, pencanangan Smalter Grade Alumina di Desa Bukit Batu untuk membantu negara mengelola bauksit, supaya bisa dioalah sendiri menjadi bahan baku alumunium.

Sedangkan Ketua DPD RI, Oesman Sapta menegaskan, keberadaan pabrik alumina di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, harus bisa memberi dampak terhadap kesejahteraan warga setempat. “Berdirinya pabrik alumia ini, yang paling penting meningkatkan kehidupan sosial ekonomi maysarakat di Mempawah. Dengan pabrik ini, Mempawah menjadi kabupaten yang memiliki nilai tertinggi nilai ekonominya,” katanya.

Dia mengapresiasi upaya Menteri BUMN, Rini Soemarno. Yang dinilai telah berani membuat keputusan membangun Smalter Greade Alumina di Kabupaten Mempawah. “Sekarang yang dibangun oleh bu Rini adalah edit value yang tinggi. Jadi baranganya diproduksi dalam negeri, dan yang membelinya nanti adalah industri dalam negeri,” pungkasnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Yuni Kurniyanto