eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Personel Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio menggelar latihan survival (bertahan hidup) dasar, Jumat (15/2). Bersandikan “Alap Mandau-19”, latihan ini sebenarnya rutin dilaksanakan. Setiap tahun.
Dibuka Komandan Pangkalan Komandan Lanud Supadio, Kolonel Pnb Palito Sitorus, di main Apron Lanud Supadio, kegiatan ini diikuti personel gabungan Skadron Udara 1 dan Skadron Udara 51. Berlokasi di danau buatan, di Desa Kuala Dua, Kubu Raya, Sabtu (15/2) pagi.
Palito menjelaskan, latihan merupakan bagian dari upaya pembinaan sumber daya manusia menuju profesionalisme prajuritnya. Dalam menghadapi situasi darurat. Kemampuan survival dasar salah satu yang harus dimiliki setiap prajurit TNI AU.
Mereka latihan bertahan hidup di dua kondisi alam: darat dan laut. Dalam situasi melaksanakan tugas, menghadapi kecelakaan di wilayah musuh sehingga mau tak mau mesti meninggalkan pesawat.
Palito mengulas, ketika personel TNI AU mengalami kecelakaan di perairan daerah rawan, maka harus mampu bertahan. Tak hanya itu, mereka juga harus siap menghadapi ancaman musuh.
“Mereka membalikkan perahu untuk mengelabui musuh, maka terhindar dari ancaman itu,” jelasnya.
Latihan digelar selama dua hari. Selain latihan bertahan hidup di perairan, juga latihan di darat. Di hutan-hutan.
“Juga disimulasikan mereka mengalami kecelakaan di daerah musuh, kemudian mereka menjauh dari kejaran musuh, dan mereka masuk ke dalam hutan karena musuh mengintai, di hutan serba terbatas, dan harus bisa hidup dalam kondisi yang minim,” papar Palito.
Di dalam hutan, para prajurit ini harus bertahan dalam kondisi yang serba minim. Tidak ada makanan. Pun tanpa minuman.
“Dalam situasi sesungguhnya, berepa lama mereka ditemukan, belum bisa ditentukan, sehingga mereka berusaha bertahan hidup, mencari makanan apa yang mereka bisa makan,” terangnya.
Imbuh dia, “Misalnya bertemu ular, ya mereka makan ular, bertemu dedaunan, mereka makan daun”.
Kegiatan tahunan ini, ia melanjutkan, akan disambung dengan latihan SAR. Yang dilaksanakan oleh komando operasi di Jakarta.
Direktur Latihan (Dirlat) Kolonel Pnb Radar Soeharsono mengatakan, latihan survival ini melibatkan ratusan anggota. Terdiri dari Kolat (kelompok latih) 21 personel, pendukung 22 personel, Wasdal dan penilai 9 personel. Sedangkan pelatihnya dari Batalyon 465 Paskhas dan Denhanud 473 Paskhas berjumlah 11 personel dan 37 personel.
“Adapun materi latihan berupa SERE (survival, evasion, tesistance, and escape), mengesan jejak, penggunaan GPS dan kompas, keterampilan melempar pisau, P3K, caraka malam dan pengenalan Landing Craft Rubber (LCR),” jelas pria yang kesehariannya menjabat Danwing 7 Lanud Supadio itu.
Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Mohamad iQbaL