eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus mendorong Pemerintah Desa untuk membangun destinasi wisata, menggali dan mengembangkan potensinya, sehingga dikenal masyarakat luar.
“Seperti yang pernah dilakukan beberapa bulan lalu di daerah Rasau Jaya. Desa sudah membangun dengan baik, terutama destinasinya,” ungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kubu Raya, Yusran Annizam, Minggu(6/1).
Pada 2019 ini, Yusran menambahkan, di era yang semakin maju, semakin banyak pula cara dan strategi untuk mengangkat potensi wisata di suatu daerah.
“Nantinya masing-masing daerah memiliki kekhasan atau penonjolan karakteristik alam maupun sosio kultural dan aspek lainnya,” ucapnya.
Dia menambahkan, desa memiliki segudang potensi bisnis yang menguntungkan untuk bisa diangkat menjadi komoditas dan dipoles dengan manajemen strategi yang tepat untuk menjadi Desa Wisata.
“Melalui dinas-dinas terkait, untuk membuat regulasi, perizinan, pajak dan sebagainya. Sehingga secara organisasi, administratif Desa Wisata berada di bawah pembinaan dan tanggung jawab Pemerintah,” ucapnya.
Untuk menjadi Desa Wisata, Yusran menambahkan, diperlukan perangkat regulasi atau norma sebagai aspek legalitas. Dengan memiliki dasar hukum yang jelas dan kuat, Desa Wisata diharapkan dapat beraktivitas tanpa ada gangguan misalnya keberatan dari pihak-pihak lain.
“Namun pastinya masyarakat akan mendukung Desa Wisata ini, dengan manajemen yang baik. Karena sebesar apapun dan sebagus apapun potensi yang akan menjadi komoditas unggulan, jika pelaku usaha pariwisata (desa) tidak siap dengan ilmu manajemen pariwisata, maka bisa dipastikan kegiatan pariwisata itu tak akan berlangsung lama,” papar Yusran.
Ia menambahkan, pariwisata itu memerlukan pengelolaan yang profesional dan inovatif, termasuk dalam strategi pemasarannya, untuk meningkatkan kunjungan.
“Ke depan perlu diberikan pelatihan manajemen pariwisata yang sesuai dengan karakteristik desa, karena banyak contoh tempat pariwisata yang akhirnya terpuruk, mangkrak karena tidak inovatif. Sehingga tidak kompetitif,” tutupnya.(sul)