Soal Pemberitaan Korupsi, Jumadi: Media Massa Jangan Hangat-hangat Tahi Ayam

DISKUSI. Akademisi Kalbar, Jumadi, berbicara di kegiatan diskusi dan kampanye "Peran Masyarakat dan Jurnalis Dalam Memberantas Korupsi" di Gedung Rektorat UPB, Rabu (14/11). Bangun Subekti-eQuator.co.id

eQuator.co.idPontianak. Akademisi Kalbar mengkritik sikap beberapa media massa yang hanya fokus pada operasi tangkap tangan (OTT) tindak korupsi. Sementara, bila tidak ada kasus korupsi yang terungkap, media seolah diam.

“Padahal kasus korupsi yang belum terungkap lumayan banyak. Ini kalau ada OTT, ramai beritanya. Kalau sepi, ya ikutan sepi,” keluh pakar politik Kalbar, Jumadi, dalam paparannya pada kegiatan diskusi dan kampanye “Peran Masyarakat dan Jurnalis Dalam Memberantas Korupsi” di Gedung Rektorat UPB, Rabu (14/11).

Padahal, menurut Jumadi, peran serta jurnalisme dalam pemberantasan korupsi adalah yang terdepan. “Berdasarkan survey yang diadakan UGM pada 2006, peran media massa dalam pemberantasan korupsi mencapai 45,61%. Ini dikarenakan ada fungsi pengawasan yang dipegang oleh media massa,” jelasnya.

Dengan hal ini, ia menyatakan bahwa semangat jurnalisme harus benar-benar dipupuk agar turut membantu masyarakat dalam memberantas korupsi. “Media jangan hangat-hangat tahi ayam kalau memberitakan korupsi,” ujar Jumadi. (bek/miq)