DUKA mendalam dirasakan keluarga korban yang menjadi penumpang Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang, Senin (29/10). Niat dan hajat para korban yang berada di dalam pesawat naas yang mayoritas dari Negeri Laskar Pelangi Bangka Belitung (Babel) itu, terhenti sontak seiring dengan penerbangan yag hilang kontak.
Awan Sasmika, Pangkalpinang
eQuator.co.id – NIAT dan hajat mau liburan, menunaikan tugas negara, hingga menggapai cita-cita kandas seiring dengan jatuhnya pesawat yang baru lepas landas. Pesawat hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB dan dipastikan jatuh di kawasan Perairan Karawang Jawa Barat. Pihak keluarga korban pun masih menunggu sebuah keajaiban. Bahkan, ada pula yang mengikhlaskan dan berharap jasad keluarga bisa segera ditemukan.
Suasana Bandara Depati Amir Pangkalpinang, sontak ramai dikunjungi keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang. Keluarga masih terus menunggu informasi pesawat Lion air JT 610 yang hilang. Salah satunya, keluarga dari gadis cantik, Erma Rayna Puri yang turut menjadi penumpang pesawat jatuh Lion Air JT 610.
Bibi korban, Emi mengatakan, satu jam sebelum keberangkatan pulang keponakannya Erma Ratna Puri masih sempat menelepon Ibunya. “Karena Erma ini mau ikut Tes CPNS di Kejati Bangka Belitung, jadi segala persiapan pun telah disiapkan,” ungkap Ibu Emi.
Erma baru satu hari pulang liburan dari Eropa. Dia langsung berangkat ke Pangkalpinang dan rencananya akan mengikuti tes CPNS.
“Jadi setelah mendapatkan kabar pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang hilang kontak, keluarga sempat syok, apalagi Ibunya Erma sangat dekat dengan korban,” kata Emi.
Pihak keluarga sampai saat ini masih terus menunggu kabar resmi dari pihak terkait. “Karena sampai saat ini belum juga ada kabar dari pihak maskapai maupun pihak Bandara. Kami berharap masih ada keajaiban untuk keluarga kami,” harap Emi.
Hal serupa dirasakan Putri, salah satu PNS di Dinas Penanaman Modal Daerah dan PTSP Babel yang terlihat tak mampu menahan air matanya. Dengan wajah pucat dan tertunduk lesu, didampingi sang ibunda, sesekali ia berusaha menghapus linangan air matanya. Wanita yang juga nampak tengah mengandung itu sedang berduka mendalam.
Betapa tidak, suaminya, Wahyu Adila yang seorang wirausaha di Pangkalpinang dan putranya, Serda (4th) turut menjadi korban pesawat Lion Air JT 610. Suami dan anaknya bertolak ke Jakarta sekitar Sabtu pagi (28/10) untuk menonton pertandingan sepak bola antara Indonesia lawan Jepang di Gelora Bung Karno, Jakarta. Wahyu juga sempat meminta izin kepada istrinya untuk membawa anak keduanya yang masih belum bisa berjalan untuk ikut bersamanya.
“Semalam itu keluarga masih sempat berkomunikasi lewat telepon, si Serda memang sedang bersama ayahnya di GBK Jakarta dan sedang makan es krim,” ujar salah satu pihak keluarga Putri lainnya yang juga ikut mendampinginya di salah satu Posko Krisis yang disediakan di sayap kiri gedung Bandara Depati Amir Pangkalpinang tersebut.
Atas musibah ini Putri dan keluarga memang nampak sangat terpukul. Namun demikian, pihak keluarga juga masih berharap yang terbaik buat sang suami dan anak sulungnya tersebut. Seusai diverifikasi oleh tim Basarnas dan Lion Air, Putri didampingi keluarganya pun langsung bertolak ke Jakarta untuk ikut melihat langsung proses evakuasi keluarganya tersebut.
DALAM TUGAS
Korban Lion Air ini juga banyak yang sedang menjalankan tugas perusahaan bahkan negara. Anggota jajaran Polres Pangkalpinang, Rangga Adi Prana salah satunya. Dia masuk dalam manifest pesawat Lion Air JT 610. Hal ini terkonfirmasi dari Kapolres Pangkalpinang, AKBP Iman Risdiono Septana. Katanya, anggota tersebut berangkat pada Jumat lalu (26/10) ke Jakarta dalam tugas.
Rencananya, dengan pesawat Lion Air, Senin (29/10) pagi, provost Polsek Gerunggang itu pulang ke Pangkalpinang. Sayangnya, takdir berkata lain. Dia bersama 181 penumpang lain dinyatakan jatuh dari pesawat Lion Air pukul 07.33 WIB.
“Personel kita Rangga Adi Prana, Provost Polsek Gerunggang. Dia berangkat sendiri dalam keperluan dinas, Jumat kemarin berangkat dari Pangkalpinang,” kata Kapolres Pangkalpinang.
Pihaknya, melalui Kabag Sumda sudah melakukan sambang duka ke rumah keluarga korban agar keluarga diberikan ketabahan dan ditenangkan serta menerima dengan lapang musibah yang dialami. Polres Pangkalpinang ikut berkabung dalam musibah yang menimpa para penumpang itu.
“Berangkat hari Jumat, sementara kita dari Kabag Sumda Polres sudah kerumah keluarga untuk menenangkan keluarga. Belum ada keluarga yang berangkat ke posko utama di Jakarta,” imbuhnya.
Anggota tersebut kata Kapolres sudah bisa dipastikan salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610. Tapi ,sampai saat ini belum dapat dipastikan kondisi korban, karena masih dalam proses evakuasi.
“Sudah bisa dipastikan anggota kita, tapi kondisinya kita belum tahu. Untuk keluarga korban yang ditingkatkan tetap sabar dan berdoa semoga diberikan ketabahan menghadapi musibah ini,” tukasnya.
Kasi Intel BNN Babel, Arfiyandi juga ikut menjadi penumpang Lion Air JT 610. “Sedih, padahal dekat dengan Kasi Intel. Biasa saya yang pesankan tiket, tapi kali ini dia langsung pesan ke travel,” jelas staf BNN yang tidak mau disebutkan namanya.
Korban beberapa waktu lalu berhasil mengungkap tangkapan narkotika jenis sabu sebesar 1,2 kilogram. Dia saat bertugas cukup dikenal baik dan dapat bekerja sama dengan baik.
“Orangnya baik, enak diajak berkawan apalagi dalam hal bekerja. Terakhir kita berhasil tangkap narkoba satu kilo lebih,” tukasnya.
MENGACU MANIFEST
Kejadian kecelakaan pesawat ini pun tidak terlepas dari kesimpangsiuran berita. Seperti halnya informasi atas nama Dollar yang merupakan anggota DPRD Babel. Ada yang menyebutkan bahwa dia selamat dari kecelakaan karena ketinggalan pesawat, ada pula yang mengabarkan bahwa dia sudah berada di dalam pesawat dan ikut menjadi korban.
Simpang siur terkait keberadaan anggota Partai PKB coba ditepis Ketua DPW PKB Babel, M. Tanwin. Dia tampak mengikhlaskan. Menurutnya, data manifest tidak bisa dibohongi, sehingga hal itu menjadi acuan keberadaan Dollar. Dengan begitu, rekannya dari Fraksi Madani dipastikan berada dalam pesawat tersebut.
“Kami semua sedang berduka. Dari enam rekan dewan salah satunya, Pak Dollar anggota saya dari Partai PKB. Saya saat ini sedang berada di posko Lion Air di Jakarta dan saya sudah tanya ke pihak maskapai, beliau masuk data manifest dan itu sudah dipastikan masuk ke pesawat,” ujarnya.
SENANG TAPI BERDUKA
Sonny Setiawan, pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Babel, salah satu calon penumpang Lion Air JT 610 yang selamat. Kendati demikian, dia juga tak kuasa menahan sedih atas teman-temannya yang menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut. Dia selamat karena mengalami ketertinggalan pesawat.
“Nggak tau kenapa saya dari Bandung jam 11.00 malam tapi macet di toll di Cikampek, sehingga saya berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta baru pukul 6.20 WIB. Padahal biasanya, saya sudah sampai bandara itu pukul 03.00 WIB. Karena saya kan biasa seminggu sekali seperti ini,” ujar Sonny.
Tiket pesawat yang sudah di-check in secara online, terpaksa hangus. Dia pun memilih membeli tiket pesawat yang baru dengan menumpang pesawat Sriwijaya Air, karena harus bertugas seperti biasa. Sonny pun terbang pesawat Sriwijaya Air dari Soekarno Hatta pukul 10.00 WIB dan sampai sekitar pukul 11.00.WIB.
“Tentunya saya sangat berduka mbak (wartawan, red) karena teman-teman saya banyak di pesawat itu, bahkan ada teman dekat saya yang biasa satu kantor dan satu mess dengan saya. Saya berharap teman-teman saya masih selamat semuanya,” ujar Sonny.
Tak ada yang bisa mencegah takdir ini. Tak salah bila keluarga yang ditinggalkan berharap adanya keajaiban. Pastinya, menjadi doa kita bersama saat ini adalah hasil akhir yang terbaik atas kejadian ini. (Babel Pos/JPG)