eQuator.co.id – Sambas-RK. Biji karet selama ini hanya dikirim ke Malaysia untuk pembibitan. Inovasi pun dilakukan Tim Pengabdian Masyarakat (PKM) Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), mengolah biji karet sebagai bahan baku alternatif makanan. Pelatihan dan pendampingan telah dilakukan kepada ibu-ibu PKK dan Posyandu di Desa Sepandan-Durian (Sepadu), Kecamatan Teluk Keramat.
“Penelitian ini sangat berguna untuk masyarakat, karena biji karet sangat melimpah dan tidak termanfaatkan secara maksimal,” kata salah satu peneliti dari Program Studi (Prodi) Pengembangan Produk Agroindustri Poltesa, Andi Maryam SSi MPd, Rabu (24/10).
Andi Maryam memaparkan, penelitian dilakukan untuk mengoptimalisasi biji karet sebagai bahan pangan alternatif. Selain Andi Maryam, penelitian ini diketua Dian Sari SP MMA dari Program Studi Agrobisnis. Mereka melibatkan mitra sebanyak 10 orang untuk membantu proses pengolahan biji karet. “Kami ingin berbagi pengetahuan mengenai pemanfaatan biji karet, sebagai bahan baku alternatif yang dapat diolah menjadi makanan kepada masyarakat Kabupaten Sambas,” kata Andi Maryam.
Kandungan gizi yang terdapat pada biji karet, ungkap Andi Maryam, berdasarkan hasil uji di lembaga uji bersertifikat yaitu Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Pontianak, biji karet mengandung lemak 40,9%, protein 15,6%, dan karbohidrat 31,6%. Selain uji tersebut, hal yang paling penting adalah menguji kadar sianida yang merupakan zat berbahaya bagi tubuh. “Sehingga pengolahan biji karet harus dilakukan secara cermat, yaitu membuang sianida yang terdapat pada biji karet, sebelum dilakukan pengolahan,” terangnya.
Kemudian, melewati proses reduksi yaitu melalui perebusan selama dua jam, dan perendaman dengan mengganti air rendaman secara berkala setiap 6 jam selama seminggu. Berdasarkan hasil uji, kadar sianida berkurang dari 3,98 mg per kilogram biji segar menjadi 0,53 mg per kilogram. “Menurut Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM (2010) kadar asam sianida yang masih ditoleransi oleh tubuh tidak melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari,” ujarnya.
Ide pemanfaatan biji karet sebagai bahan makanan, setelah Tim PKM berdiskusi dengan kelompok kader Posyandu dan ibu-ibu PKK Desa Sepadu. “Sebagian masyarakat Desa Sepadu biasanya mengumpulkan biji karet yang dijual kepada pengepul dan dikirim ke Malaysia untuk pembibitan. Namun, alangkah baiknya jika ada penelitian terkait pengolahan biji karet ini selain hanya dijual ke Malaysia,” kata Ketua Mitra, Surati.
Sementara itu, Ketua Tim Peniliti, Dian Sari SP MMA menjelaskan, jika mitra terampil mengolah biji karet, baik proses reduksi sianida maupun pengolahannya menjadi berbagai produk olahan, maka dapat meningkatkan nilai jual. Sehingga bisa menjadi pendapatan keluarga. “Kegiatan PKM pengolahan biji karet ini telah kami laksanakan pada 3 Agustus 2018, dimana telah menghasilkan produk olahan seperti keripik pedas manis, es krim, dan tempe berbahan baku biji karet,” jelasnya.
Dia berharap, kedepan penelitian terus dilakukan terkait pengolahan biji karet yang aman untuk dikonsumsi. Sehingga Desa Sepadu dapat menjadi bank biji karet siap olah.
Reporter: Sairi
Editor: Yuni Kurniyanto