eQuator.co.id – Jakarta–RK. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengangkat Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina. Selain itu, Kementerian BUMN juga merombak dua direksi yakni direktur hulu dan direktur SDM Pertamina.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, meyakinkan pengangkatan ini tidak ada muatan politis apa pun sebab telah berdasarkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo. “Khususnya untuk Pertamina selama ini ada beberapa kali pergantian. Ke depan kita harapkan tidak ada pergantian tiba-tiba direksi Pertamina,” ujarnya di Kementerian BUMN kemarin (29/8).
Nicke Widyawati menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) berdasarkan Surat Keputusan no. 232/MBU/08/2018 tanggal 29 Agustus 2018 tentang Pengalihan Tugas, Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Selama 4 tahun ini Kementerian BUMN telah 2 kali mencopot direktur utama Pertamina dan beberapa kali merombak jajaran direksi. Pada 3 Februari 2017 Menteri BUMN Rini Soemarno mencopot Dwi Soetjipto dari kursi dirut Pertamina lantaran isu matahari kembar di tubuh perusahaan migas tersebut. Posisi Dwi untuk sementara waktu diisi oleh Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani.
Pemerintah lalu mengangkat Elia Massa Manik sebagai dirut definitif dengan masa kepemimpinan tersingkat sejak 16 Maret 2017 hingga 19 April 2018. Pencopotan mantan direktur utama PTPN holding ini salah satunya masalah kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan tumpahan minyak di Balikpapan.
Pertamina pun belum memiliki dirut definitif selama 4 bulan hingga pemerintah menetapkan Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebagai direktur utama perseroan.
Nicke merupakan direktur utama perempuan kedua setelah Karen Agustiawan yang menjabat sebagai Dirut Pertamina selama tahun 2009 hingga 2014. Sayangnya, kini Karen tersangkut kasus dugaan korupsi investasi perusahaan di Blok Baster Manta Gummy (BMG) Australia pada 2009 silam dengan potensi kerugian negara senilai Rp 568 miliar.
Penetapan ini membuat Nicke bisa mengambil sejumlah keputusan strategis terkait dengan investasi di hulu, hilir maupun percepatan pembangunan kilang. “Ada 3 amanat pemerintah pertama mengurangi impor, implementasinya harus terjadi semester dua,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati. Kedua, memulai kembali pembangunan kilang serta terakhir implementasi B20.
Kilang yang menjadi prioritas untuk segera dibangun adalah kilang Balikpapan lantaran lahan dan FEED (Front End Engineering Design) sudah siap. Pertamina juga memprioritaskan menyelesaikan masalah lahan di GRR (Grass Root Refinery) Tuban. Pertamina memiliki proyek 4 RDMP (Refinery Development Master Plan) dan 2 GRR (Grass Root Refinery).
“Kita targetkan tanda tangan IPC dan early work semua dikerjakan itu adalah Balikpapan. Itu prioritas. Yang lainnya Cilacap akan garap terus tapi kembali lagi target harus jelas. Dua target itu yang kita kejar,” imbuhnya.
Selama ini Pertamina memang dinilai lambat dalam pengembangan kilang untuk menekan impor BBM. Percepatan pembangunan kilang ini juga selaras dengan target pemerintah menekan impor BBM.
Indonesia terpaksa mengimpor sebanyak 50 persen dari total kebutuhan BBM sebesar 1,6 juta barel per hari. Bila tidak ada pembangunan kilang baru dan upgradinguntuk meningkatkan kapasitas kilang, ketergantungan impor BBM akan semakin besar dan membahayakan kedaulatan energi nasional. Adanya pembangunan kilang baru dan upgrade kilang membuat produksi BBM di dalam negeri bisa mencapai 2,5 juta barel per hari pada 2030.
RUPS juga memutuskan mengangkat Dharmawan H Samsu sebagai Direktur Hulu dan Kushartanto sebagai Direktur SDM Pertamina. Dharmawan merupakan profesional di bidang migas dengan posisi strategis sebagai Head of Country BP Indonesia. Pengangkatan tersebut sekaligus memberhentikan dengan hormat Syamsu Alam sebagai Direktur Hulu Pertamina.
BP Indonesia merupakan salah satu investor migas asing terbesar di Indonesia yang berkantor pusat di London, Inggris. Bisnis utama perseroan di kegiatan eksplorasi dan produksi migas khususnya LNG Tangguh. LNG Tangguh merupakan mega proyek pembangunan kilang di Teluk Bintuni, Papua Barat untuk menampung gas alam dari beberapa blok migas di sekitar Teluk Bintuni seperti Blok Berau, Blok Wiriagar dan Blok Muturi.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng mengatakan salah satu pertimbangannya adalah dibutuhkan sosok yang memiliki pengalaman di perusahaan migas multinasional. “Membawa talent-talent baru. Pak Alam bagus dan dia sudah 4 tahun memimpin. Saya juga tekankan tadi supaya mereka tolong masih saling berhubungan,” imbuhnya.
Dia juga meminta kepada pemerintah agar tidak melakukan pergantian direksi Pertamina secara cepat. “Paling tidak 5 tahun agar bisa membangun timnya, mengembangkan ke depan langkah-langkah strategisnya di hulu, di pengolahan sampai mega proyek di bidang infrastruktur, pemasaran dan SDM,” ujar Tanri.
Sementara itu, Kushartanto sebelumnya merupakan Direktur SDM PT Jasa Marga Tbk, President Director Ktalents Asia serta berbagai perusahaan lainnya sebagai profesional di bidang SDM.
Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan penetapaan Nicke sebagai Direktur Utama Pertamina mengakhiri spekulasi adanya tarik-menarik kelompok kepentingan dalam Pertamina. “Penetapan itu sangat penting lantaran Plt Dirut sudah menjabat lebih 3 bulan, juga banyak corporate action strategis yang harus segera diputuskan oleh dirut Pertamina definitif,” urainya.
Menurutnya, setelah menjadi Pertamina-1, Nicke harus melakukan beberapa agenda mendesak yakni mengamankan program Presiden. Antara lain tidak menaikkan harga premium dan solar serta menjaga agar tidak terjadi kelangkaan BBM di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian memperbaiki sistem distribusi gas 3 kg subsidi agar tepat sasaran, mengimplementasikan kebijakan BBM Satu Harga dan mempercepat pembangunan kilang minyak untuk mengurangi impor BBM.
Di hulu, Nicke harus melakukan optimalisasi lifting di Blok terminasi. “Pertamina juga harus masuk di blok baru sehingga ke depan lifting dapat ditingkatkan di atas satu juta barel per hari;” ujarnya.
Nicke juga harus segera menyelesaikan integrasi holding migas untuk menjadi world class oil and gas company. Selain itu, holding migas harus mampu menurunkan harga gas di dalam negeri hingga menjadi USD 6 per mmbtu.
“Tanpa melakukan agenda tersebut dikhawatirkan Nicke akan mengalami nasib serupa dengan Dirut Pertamina sebelumnya, yang dicopot sebelum berakhir periode kepemimpinan di Pertamina,” ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap Nicke bisa lebih fokus untuk investasi di dalam negeri. Lantaran masih banyak sumber-sumber minyak yang bisa dieksplorasi dan dikelola. Tapi, justru sumber-sumber tersebut juga diminati perusahaan dari luar negeri.
”Dari pada Pertamina keluar ke Iran, ke Aljazair lebih baik di dalam negeri. Investasi,” kata JK usai membuka Pameran the 7th Indonesia EBTKE Conference and Exibition di Balai Kartini, kemarin (29/8).
Sudah banyak blok-blok sumber minyak yang diambil alih oleh Indonesia. Misalnya di blok Mahakam dan blok Rokan di Riau juga diserahkan ke Pertamina. Sumber minya di Papua juga perlu digarap. Semua itu untuk memperkuat pengelolaan sektor hulu Pertamina.
”Jadi harus hulunya harus kuat. Kalau hilirnya sudah kuat,” imbuh dia.
PT Pertamina memang telah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengelola blok misak dan gas Rokan di Riau. Pertamina akan menjadi pengelola Blok Rokan yang punya potensi produksi 1,5 mliar barel pertahun itu mulai 2021 hingga 2041. Pertamina butuh dana hingga USD 7,2 miliar.
Sedangkan Blok Mahakam di Kalimantan Timur itu resmi dikelola Pertamina sejak Januari lalu. Blok Mahakam salah satu sumber gas bumi di Indonesia yang menyumbangkan 13 persen produksi gas nasional.
”Bu Nieke membangun refinery (kilang minyak, Red), membangun instalansi, menangani Kalimatan, menangani Riau yang diambil Pertamina,” jelas JK. (Jawa Pos/JPG)