eQuator.co.id – Tampil lumrah di sela riuh motor bermerek dan bermodel sama itu membosankan. Jika ingin tampil beda dan mengekspresikan diri, modifikasi jadi pilihan tak terelakkan.
Tingginya minat modifikasi motor di kota-kota besar, membuatnya ranah modifikasi tumbuh pesat. Meski demikian, penggila modifikasi tetap enggak boleh asal rombak motor. Sebab hal itu akan memuncilkan risiko keamanan bekendara.
Ari Suprianto, Kepala Mekanik Bengkel Proteknik mengatakan, supaya menghasilkan motor nyaman dan aman modifikator wajib tahu soal struktur bawaan motor, sehingga motor tetap nyaman saat dikendarai.
“Kadang motor modifikasi itu, ada yang frame-nya bagus tapi tidak enak dibawa. Cepat capai, dan tidak nyaman. Itu karena bengkelnya kurang pengalaman. Bengkel harus ngerti struktur bawaan motor dan bisa ngitung dari sasis dan struktur motor sehingga motor enak dipakai,” kata Ary di bengkelnya yang terletak di Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa kemarin.
Untuk itu, ia menyarankan pada builder yang ingin memodifikasi motot agar memilih bengkel yang tepat dan telah memiliki pengalaman menangani banyak motor, sehingga tidak menyesal belakangan.
“Jadi kalau pilih bengkel yang bisa ngitung framedan struktur motor seluruhnya, motor bakal lebih enak dan aman dipakai bahkan bisa lebih enak dari buatan pabrik,” ujarnya.
Untuk itu yang harus diperhatikan adalah pengelasan motor yang dimodifikasi apakah sesuai standar pabrik atau tidak, bisa diukur sistem pengelasannya yang menggunakan alat tertentu, hasilnya halus, rapi dan presisi. Ini penting karena frame motor adalah pondasi motor.
“Kalo yang benar.Pengelasannya kan harus punya standar yang biasanya dipakai pabrik itu. Misalnya pakai las apaan, kita harus pake las itu. Kalo kemudian kita buat stdandarnya lebih rendah dari pabrik, takutnya saat di pake lasannya putus,” tukasnya. (JawaPos.com/JPG)