Lebih dari 20 Anak di Kalbar Terkena Rubella

PEMATERI. dr. Nevita, salah seorang anggota IDAI Kalbar yang tergabung dalam Rumah Ramah Rubella tengah memberi materi dalam kegiatan Editor Meeting dan Workshop Jurnalis, Kampanye Imunisasi MR Kalbar 2018, di Hotel Santika Pontianak, belum lama ini—Ocsya Ade CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Di Kalimantan Barat baru terbentuk Rumah Ramah Rubella. Komunitas terbuka itu diperuntukkan khususnya bagi para orang tua dengan anak yang terkena Congenital Rubella Syndrome.

Orang tua yang sekedar ingin tahu apa itu Congenital Rubella Syndrome dan dampaknya atau ingin tahu tentang fisioterapi, pengasuhan atau lainnya dari anak yang spesial juga boleh bergabung di komunitas ini.

Di komunitas itu, semua dapat berbagi, belajar, dan berkeluh kesah bersama. ‘Rumah’ adalah suatu tempat di mana semua orang merasa diterima oleh keluarga. ‘Ramah’ adalah attitude yang diharapkan antar sesama anggota keluarga. ‘Rubella’ mengacu pada Congenital Rubella Syndrome yang saat ini menjadi concern komunitas ini.

“Alhamdulillah di Kalbar sudah terbentuk Rumah Ramah Rubella,” ujar dr. Nevita, salah seorang anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalbar yang tergabung dalam Rumah Ramah Rubella kepada Rakyat Kalbar, belum lama ini.

Ia menuturkan, saat ini di Kalbar sudah ada lebih 20 anak yang terkena rubella. “Jadi, orang tua dan anak-anak rubella berkumpul di satu komunitas yang ada dokter anak, dokter THT, dokter mata. Dalam wadah itu, kita bisa memberikan dan saling menukar informasi dengan penanganan kesehatan atau ada perkembangan apa mengenai anak-anak rubella,” katanya.

Nevita menerangkan, karena Rumah Ramah Rubella di Kalbar baru terbentuk, untuk sementara ini pihaknya memetakan bahwa anak rubella tersebar di Pontianak.

“Itu yang saya ketahui. Karena Rumah Ramah Rubella di Kalbar ini baru. Di Singkawang ada, Bengkayang juga ada (anak rubella),” terangnya.

Dari IDAI Kalbar, kata Nevita, juga berharap jika ada masyarakat ingin mencari informasi tentang rubella, silakan bertanya kepada ahli vaksin. “Jangan percaya dengan informasi yang belum tentu kebenarannya,” pesan Nevita.

Lanjutnya mengatakan, adanya wadah ini untuk berusaha membetulkan suatu yang sudah rusak. “Anak rubella tidak bisa sembuh. Cuma bisa dicegah dengan vaksin MR. Maka, dalam wadah ini kita hanya ingin membetulkan yang rusak,” tuturnya.

Nevita mencontohkan, jika anak terkena rubella dan menyerang pendengaran. Maka cuma dapat diperbaiki dengan cara memasang implan koklea atau memberikan stimulasi elektrik di telinga.

“Jadi adanya Rumah Ramah Rubella, itu kan semua ibu-ibu berkumpul. Saling menguatkan dan memotivasi satu sama lain,” tutup Nevita. (oxa)