Nasir Terima Sertifikat UNESCO

Kapuas Hulu Cagar Biosfer Baru

CAGAR BIOSFER. AM Nasir membacakan pernyataan sebagai penerima sertifikat cagar biosfer dari Man and Biosphere UNESCO pada Sidang ICC-MAB UNESCO Ke 30 di Palembang, Rabu (25/7). BBTNBKDS for RK
CAGAR BIOSFER. AM Nasir membacakan pernyataan sebagai penerima sertifikat cagar biosfer dari Man and Biosphere UNESCO pada Sidang ICC-MAB UNESCO Ke 30 di Palembang, Rabu (25/7). BBTNBKDS for RK

eQuator.co.id Putussibau-RK. Betung Kerihun Danau Sentarum (BKDS) Kapuas Hulu resmi dikukuhkan menjadi cagar biosfer baru pada Sidang ICC-MAB UNESCO ke 30 di Palembang, Rabu (25/7). Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH yang hadir dalam acara tersebut didaulat untuk membacakan pernyataan sebagai penerima sertifikat cagar biosfer dari Man and Biosphere UNESCO itu.
“Ini merupakan bukti komitmen Kabupaten Kapuas Hulu menjaga kelestarian alam, sehingga mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional,” ujar Nasir usai kegiatan.
Nasir mengaku sangat mendukung dan bangga dengan dinobatkannya Kapuas Hulu salah satu cagar biosfer. Yakni Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu. Dengan menyandang status baru tersebut, dia berharap memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Bumi Uncak Kapuas.
Pemberian status cagar biosfer ini sekaligus menegaskan akan pengakuan internasional terhadap kelestarian alam di provinsi paling timur Kalbar itu.
“Ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus melestarikan dan menjaga Bumi Uncak Kapuas dari kerusakan akibat manusia,” tegasnya.
Bupati dua periode ini menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Karena terus bekerja sama dalam mewujudkan konservasi dan memberikan sumbangsih terhadap kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu.
Penetapan Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu ini bersamaan dengan 23 Cagar Biosfer lainnya dari 19 negara. Direktur MAB-Indonesia Prof. Dr. Ir. Y Purwanto, DEA menyambut baik atas pengukuhan tersebut. Ini merupakan langkah baik bagi Kapuas Hulu serta Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Diharapkan dengan “branding baru” ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik. “Juga mendukung status Kapuas Hulu sebagai kabupaten konservasi,” harap Purwanto.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNKBDS) Ir. Arief Mahmud MSi yang turut mendampingi Nasir mengungkapkan, dengan branding baru tersebut diharapkan terwujudnya keharmoniasan hubungan masyarakat Kapuas Hulu dalam memanfaatkan taman nasional sesuai sistem zonasi yang ada. “Keharmonisan ini dapat berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui kata Arief, tahun 2003 Kapuas Hulu telah telah ditetapkan sebagai kabupaten konservasi. Sekitar 65 persen luas wilayah Kapuas Hulu merupakan hutan. “Baik hutan konservasi, hutan lindung maupun hutan produksi,” jelasnya.
Sebagian besar penduduk Kapuas Hulu sangat menggantungkan kehidupannya terhadap kelestarian hutan. Baik pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti gaharu, madu. “Maupun potensi satwanya seperti ikan awana, hingga potensi airnya serta wisata,” paparnya.
Keterpaduan hidup antara masyarakat Kapuas Hulu dengan taman nasional sangat harmonis. “Sebagai zona inti cagar biosfer, hutan lindung dan hutan produksi, zona penyangga, serta kawasan areal pengunaan lainnya sebagai zona transisi,” tuturnya.
Masyarakat dapat memanfaatkan dan mengelola hutan tersebut sesuai kaidah konservasi sehingga lestari. Keharmonisan ini patut diapresiasi oleh berbagai kalangan baik nasional maupun internasional. “Kedepannya Kapuas Hulu dapat dijadikan contoh bagi kabupaten lain untuk keterpaduan pembangunan ini,” demikian Arief.

Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi