eQuator.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (OSO) berpesan, supaya masyarakat tidak diintervensi dalam mengikuti Pilkada Serentak 2018, Rabu (27/6). Senator asal Kalimantan Barat (Kalbar) itu menegaskan, bahwa rakyat sudah cerdas dan tidak bisa diintervensi oleh siapapun.
“Lindungi warga yang akan menggunakan hak pilih. Rakyat sudah cerdas, jangan diintervensi,” kata OSO saat melakukan Kunjungan Kerja DPD dalam Rangka Pelaksanaan dan Pengawasan Pilkada Serentak 2018 di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar di Pontianak, Selasa (26/6).
OSO mengatakan, rakyat juga tentu tidak mau diintervensi dalam memberikan hak pilihnya. Masyarakat tidak akan mau memilih pemimpin yang tidak berpihak kepada rakyat. “Kami pingin semua pemimpin yang dihasilkan bermartabat dan berpihak kepada rakyat,” ungkapnya.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menegaskan, siapapun yang melakukan pelanggaran harus ditindak tegas. “Siapa pun dia harus ditindak,” tegasnya.
Menurut OSO, Bawaslu maupun KPU harus benar-benar profesional dan bermartabat dalam menjalankan tugasnya. Dia meminta aparat keamanan juga bisa menjaga suasana kamtibmas di Kalbar.
OSO meminta penyelenggara pemilu maupun aparat keamanan memastikan, bahwa rakyat aman dalam memberikan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS). OSO menambahkan, suksesnya pelaksanaan pilkada merupakan salah satu wujud kemakmuran daerah. Sebab, kemakmuran itu adanya di daerah. “Maka bila pingin lihat Indonesia makmur, maka lihat dulu daerah, betulkah sudah makmur dan barulah ada Indonesia yang makmur,” papar OSO.
Dia mengapresiasi seluruh masyarakat Indonesia yang ikut menciptakan suasana kondusif, aman, dan tidak menebar ancaman kebencian pada masa Pilkada Serentak 2018.
Suasana seperti ini sangat penting agar masyarakat yang melaksanakan pemilihan, bisa memberikan hak suara sesuai hati nurani masing-masing dan tidak mendapat paksaan serta tekanan dari mana pun. “Harapannya, dengan suasana seperti ini mampu memunculkan pasangan pemimpin yang benar diinginkan dan sesuai kebutuhan masyarakat di daerah ini (Kalbar, red) khususnya. Serta pemimpin yang berkomitmen membangun Kalbar,” kata OSO.
Seperti diketahui, sebanyak 171 daerah yang terbagi atas 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota akan menggelar pilkada, Rabu (26/6). Jumlah itu termasuk Pemilihan Gubernur Kalbar, Wali Kota Pontianak, Bupati Sanggau, Kubu Raya, Mempawah dan Kayong Utara.
OSO yakin pilkada di Kalbar akan berjalan aman dan lancar. Kesuksesan Pilkada Serentak 2015 dan 2017 harus menjadi pelajaran, supaya pada 2018 ini bisa lebih sukses lagi.
Karena itu, OSO menegaskan aparat dan seluruh stakeholder harus mengawal pilkada agar damai, aman dan demokratis. “Saya yakin akan tertib aman dan lancar,” ungkapnya.
Penjabat Gubernur Kalbar, Doddy Riatmadji mengatakan, tolok ukur kesuksesan pilkada adalah pelaksanaan yang tepat waktu, aman, lancar dan ikut berperannya seluruh elemen masyarakat.
Dia menambahkan, kepedulian masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pilkada. Karena itu, ujar dia, butuh peran dari seluruh komponen di Kalbar agar masyarakat kondusif dan tidak mudah terpengaruh. Yang tidak kalah penting, kata Doddy, kesadaran partai politik memegang teguh etika juga akan menjamin kelancaran pilkada. “Perlu pemahaman dan kesadaran, bahwa pelaksanaan demokrasi harus menerima kekalahan dengan berjiwa satria dan lapang dada,” kata Doddy dalam kesempatan itu.
Pertemuan tersebut juga dihadiri anggota DPD RI asal Kalbar Maria Goreti, Abdul Rahmi, Rubaeti Erlita, Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Achmad Supriyadi, Wakapolda Kalbar Brigjen Sri Handayani, Komisioner KPU Kalbar Mujiyo, Ketua Bawaslu Kalbar Ruhermansyah dan lainnya.