Lahan Gambut Bisa Hasilkan Tanaman Berkualitas

Manfaatkan Pekarangan untuk Kebun

KEBUN PERCONTOHAN. Mahmudah ketika meninjau kebun PKK Kelurahan Kota Baru, Pontianak Selatan belum lama ini. Humas Pemkot for RK
KEBUN PERCONTOHAN. Mahmudah ketika meninjau kebun PKK Kelurahan Kota Baru, Pontianak Selatan belum lama ini. Humas Pemkot for RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tak memiliki lahan luas bukan berarti tidak bisa berkebun. PKK Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan berhasil memanfaatkan pekarangan dengan panen maksimal.
“Kita berharap dengan adanya kebun percontohan ini, bisa jadi motivasi masyarakat untuk berkebun di halaman masing-masing,” ujar Pjs Wali Kota Pontianak, Mahmudah, Senin (21/5).
Tanaman yang yang paling menonjol labu air, melon dan gambas. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur meski tidak di lahan yang luas. Kebun tersebut dikelola pemerintah, ibu PKK dan kelompok tani.

Hasilnya pun terbilang baik. Walau tanah gambut, terbukti menghasilkan panen berkualitas. Tentunya dengan pengolahan tanah dan pemupukan yang baik. “Masyarakat dapat melihat dan belajar,” ujarnya.
Untuk memudahkan masyarakat belajar, tiap-tiap kecamatan diharuskan mempunyai kebun. Masyarakat setempat akan lebih mudah mendapat transfer ilmu dan motivasi langsung. “Paling tidak dengan berkebun mandiri, kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi,” tutur Mahmudah.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro menyebutkan, keberadaan kebun-kebun percontohan sengaja untuk memotivasi masyarakat. Mengingat selama ini komoditi pangan Kota Pontianak kebanyakan didatangkan dari luar. “Tapi dengan menanam sendiri, paling tidak kebutuhan keluarga tercukupi,” ujarnya.

Walau pun Kota Pontianak banyak tanah gambut, namun hasil kebun bisa optimal. Saat ini sudah ada teknologi, sistem pemupukan, teknik dan pengolahan tanah. “Ada pengairan yang cukup, sehingga bisa kita sinergiskan untuk jenis tanaman apa pun tumbuh di lahan gambut,” tukasnya.
Untuk membantu mewujudkan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan PKK dan kelompok tani di tiap kecamatan. Selain berkebun konvensional, masing-masing kecamatan sudah ada tanaman hidroponik. Sayur-mayur tersebut dijual secara daring. “Sekarang orang paham, beda tanaman bebas pestisida dan tidak,” tukasnya.

Harga tanaman hidroponik bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram. “Kita makan langsung tanpa dicuci untuk lalap, tidak masalah,” jelasnya.
Saat ini antusias masyarakat berkebun semakin baik. Malah jadwal penyuluh pertanian makin padat. Sehingga potensi pertanian masyarakat pun tergarap baik. Misalnya untuk komoditi bawang di Pontianak Utara.  “Dalam waktu dekat petani akan panen dan diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan dalam kota,” demikian Bintoro.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi