eQuator – Kondisi Irvan Daus sangat memprihatinkan. Bocah 11 tahun yang tinggal di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara ini bukannya membaik paskaoperasi. Namun kian memburuk hingga tak bisa berbuat apa-apa.
KAMIRILUDDIN, SUKADANA
Bingung harus berbuat apa, orangtua Irvan Daus, Jaslian, 38, coba menemui wartawan Rakyat Kalbar di Sukadana, Selasa (10/10). Kepada wartawan koran ini, Jalias yang kerja buruh bangunan ini mengisahkan kondisi terkini Irvan.
“Saat ini Irvan hanya bisa terbaring, tidak bisa duduk apalagi berdiri. Irvan juga tak dapat berbicara, makan bubur semangkuk kecil pun butuh waktu berjam-jam,” kata Jaslian berlinang air mata.
Dikisahkan Jaslian, derita yang dialami anak pertama dari dua bersaudara itu diawali pada tanggal 31 Juli 2015. Ketika itu, Irvan yang masih duduk di bangku kelas I SMPN 5 Sungai Belit itu sakit panas tinggi dan dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Ketapang. Setelah menginap empat malam di rumah sakit swasta itu, Irvan Daus dirujuk ke RSUD dr Soedarso Pontianak. Ketika dibawa ke Pontianak kondisi Irvan dalam keadaan koma. Tiba di RSUD dr Soedarso, dikatakan tim medis bahwa ICU di rumah sakit milik pemerintah itu sudah penuh dengan pasien.
Ia pun membawa putra sulungnya itu ke RSSA Antonius Pontianak. Disana Irvan langsung ditangani intensif, setelah diperiksa dokter, ternyata dinyatakan mengidap penyakit tumor otak. “Ketika mau dioperasi, alat di RSSA Antonius tidak ada, terpaksa Irvan saya larikan ke RS Promedika Pontianak, di RS itu lah Irvan Daus di operasi pada tanggal 5 Agustus 2015,” terang Jaslian.
Empat hari setelah operasi di Promedika, Irvan sadar. Akan tetapi, hanya sebatas sadar namun seperti tidak lagi kenal dengan orang di sekitarnya karena tidak ada respon. Hingga 14 hari berlalu di RS Promedika, Ia pun membawa pulang Irvan ke kampungnya di Tanjung Gunung.
“Sejak pulang dari Promedika hingga sekarang Irvan hanya terbaring. Bedanya setelah operasi hanya tidak lagi koma dan tidak kejang,” ucapnya.
Untuk biaya operasi, Jaslian menghabiskan uang sekitar Rp68 juta. Uang sebanyak itu didapatkannya dengan cara pinjam ke kerabat dan juga jual kebun dan ternak.
“Sekarang, rumah yang saya tempati sudah saya gadai, anggaplah itu bukan rumah saya lagi dan saya dan keluarga hanya numpang, karena saya belum mampu bayar utang yang saya pinjam untuk biaya operasi Irvan,” ujarnya.
Lima bulan paska operasi, sampai sekarang keadaan Irvan Daus masih terbaring lemah, tidak bisa ngomong dan tidak bisa berjalan, bahkan makan pun harus dibantu dari tangan ibunya untuk memasukkan bubur encer ke dalam tenggorokannya.
Melihat kondisi Irvan yang tambah menurun, Jaslian berencana segera membawa Irvan lagi untuk berobat ke Pontianak. Namun kendalanya, diakui Jaslian, ia tidak lagi punya apa-apa.
“Kami hanya punya keinginan untuk menyembuhkan anak kami, terus terang biaya kami tidak ada karena rumah, kebun bahkan binatang peliharaan kambing sudah habis dijual untuk biaya operasi pertama Irvan Daus, bahkan sekarang saya masih menanggung hutang sama orang untuk melunasi biaya pengobatan Irvan Daus sebanyak 45 juta,” tuturnya.
Karenanya, ia berharap mohon bantuan dana kepada dermawan yang peduli untuk biaya pengobatan Irvan selanjutnya.
“Jujur sekarang hidup saya, tinggal belas kasihan orang dan kalau ada orang yang datang menjenguk Irvan Daus dan dikasi uang, dan dari uang itulah saya menumpang belikan makanan untuk saya dan keluarga. Saya ucapkan terimakasih yang sudah menyumbang, atau pun yang sudah baca, mudah-mudahan rezekinya ditambah dan diberikan kesehatan sekeluarga,” doanya.
Dipenghujung pembicaraan, Jaslian berkenan memberikan nomor HP nya 081253865299 serta nomor rekening BRI: 481110006704534 atas nama istrinya, Wina. Bagi dermawan yang memiliki kelebihan harta, mari ulurkan bantuan untuk kesembuhan Irvan Daus.*
Kondisi Irvan Daus sangat memprihatinkan. Bocah 11 tahun yang tinggal di Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara ini bukannya membaik paskaoperasi. Namun kian memburuk hingga tak bisa berbuat apa-apa.
KAMIRILUDDIN, SUKADANA
Bingung harus berbuat apa, orangtua Irvan Daus, Jaslian, 38, coba menemui wartawan Rakyat Kalbar di Sukadana, Selasa (10/10). Kepada wartawan koran ini, Jalias yang kerja buruh bangunan ini mengisahkan kondisi terkini Irvan.
“Saat ini Irvan hanya bisa terbaring, tidak bisa duduk apalagi berdiri. Irvan juga tak dapat berbicara, makan bubur semangkuk kecil pun butuh waktu berjam-jam,” kata Jaslian berlinang air mata.
Dikisahkan Jaslian, derita yang dialami anak pertama dari dua bersaudara itu diawali pada tanggal 31 Juli 2015. Ketika itu, Irvan yang masih duduk di bangku kelas I SMPN 5 Sungai Belit itu sakit panas tinggi dan dibawa ke Rumah Sakit Fatimah Ketapang. Setelah menginap empat malam di rumah sakit swasta itu, Irvan Daus dirujuk ke RSUD dr Soedarso Pontianak. Ketika dibawa ke Pontianak kondisi Irvan dalam keadaan koma. Tiba di RSUD dr Soedarso, dikatakan tim medis bahwa ICU di rumah sakit milik pemerintah itu sudah penuh dengan pasien.
Ia pun membawa putra sulungnya itu ke RSSA Antonius Pontianak. Disana Irvan langsung ditangani intensif, setelah diperiksa dokter, ternyata dinyatakan mengidap penyakit tumor otak. “Ketika mau dioperasi, alat di RSSA Antonius tidak ada, terpaksa Irvan saya larikan ke RS Promedika Pontianak, di RS itu lah Irvan Daus di operasi pada tanggal 5 Agustus 2015,” terang Jaslian.
Empat hari setelah operasi di Promedika, Irvan sadar. Akan tetapi, hanya sebatas sadar namun seperti tidak lagi kenal dengan orang di sekitarnya karena tidak ada respon. Hingga 14 hari berlalu di RS Promedika, Ia pun membawa pulang Irvan ke kampungnya di Tanjung Gunung.
“Sejak pulang dari Promedika hingga sekarang Irvan hanya terbaring. Bedanya setelah operasi hanya tidak lagi koma dan tidak kejang,” ucapnya.
Untuk biaya operasi, Jaslian menghabiskan uang sekitar Rp68 juta. Uang sebanyak itu didapatkannya dengan cara pinjam ke kerabat dan juga jual kebun dan ternak.
“Sekarang, rumah yang saya tempati sudah saya gadai, anggaplah itu bukan rumah saya lagi dan saya dan keluarga hanya numpang, karena saya belum mampu bayar utang yang saya pinjam untuk biaya operasi Irvan,” ujarnya.
Lima bulan paska operasi, sampai sekarang keadaan Irvan Daus masih terbaring lemah, tidak bisa ngomong dan tidak bisa berjalan, bahkan makan pun harus dibantu dari tangan ibunya untuk memasukkan bubur encer ke dalam tenggorokannya.
Melihat kondisi Irvan yang tambah menurun, Jaslian berencana segera membawa Irvan lagi untuk berobat ke Pontianak. Namun kendalanya, diakui Jaslian, ia tidak lagi punya apa-apa.
“Kami hanya punya keinginan untuk menyembuhkan anak kami, terus terang biaya kami tidak ada karena rumah, kebun bahkan binatang peliharaan kambing sudah habis dijual untuk biaya operasi pertama Irvan Daus, bahkan sekarang saya masih menanggung hutang sama orang untuk melunasi biaya pengobatan Irvan Daus sebanyak 45 juta,” tuturnya.
Karenanya, ia berharap mohon bantuan dana kepada dermawan yang peduli untuk biaya pengobatan Irvan selanjutnya.
“Jujur sekarang hidup saya, tinggal belas kasihan orang dan kalau ada orang yang datang menjenguk Irvan Daus dan dikasi uang, dan dari uang itulah saya menumpang belikan makanan untuk saya dan keluarga. Saya ucapkan terimakasih yang sudah menyumbang, atau pun yang sudah baca, mudah-mudahan rezekinya ditambah dan diberikan kesehatan sekeluarga,” doanya.
Dipenghujung pembicaraan, Jaslian berkenan memberikan nomor HP nya 081253865299 serta nomor rekening BRI: 481110006704534 atas nama istrinya, Wina. Bagi dermawan yang memiliki kelebihan harta, mari ulurkan bantuan untuk kesembuhan Irvan Daus.*