Pembacok Kojek Ditembak Polisi

DITEMBAK. Herianto usai mendapatkan perawatan medis dari Dokkes Polda Kalbar, Pontianak, Jumat (16/2). Kakinya ditembak kepolisian lantaran hendak melarikan diri. Achmad Mundzirin-Rakyat Kalbar

eQuator.co.idPontianak-RK. Jumlah tersangka kasus pembunuhan Ridwan alias Kojek, petugas keamanan Pasar Flamboyan Pontianak, bertambah. Setelah Mutiam beserta anak dan menantu, kini Herianto yang berhasil diungkap dan ditangkap Polresta Pontianak.

Tersangka pembunuh Kojek yang ke-4 itu ditangkap kepolisian di Jalan Tabrani Ahmad, Pontianak, Jumat (16/2) sekitar pukul 21.00. Selama tiga hari, Herianto bersembunyi di sebuah rumah yang berada di kawasan Kecamatan Pontianak Barat tersebut.

Polisi yang mengembangkan penyelidikan setelah menangkap Mutiam beserta anak dan menantunya, Holil dan Taufik, mengetahui keberadaan Herianto.

Pada mulanya, Tim Jatanras Polresta Pontianak berhasil mengamankan Herianto tanpa perlawanan. Hanya saja, kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni, saat proses pencarian alat bukti, yakni senjata tajam yang digunakan untuk membunuh, Herianto melakukan perlawanan. Hendak melarikan diri.

“Saat itu, anggota langsung melepaskan tembakan peringatan namun yang bersangkutan tidak mengindahkan. Terpaksa dilumpuhkan dengan menembak kakinya,” terang Husni, ditemui di Dokkes Polda Kalbar, saat Herianto diberikan perawatan medis, Jumat (16/2) malam.

Polresta Pontianak, lanjut dia, masih melakukan pendalaman untuk mengungkap apakah ada keterlibatan pelaku lainnya. “Kasus ini terus kita kembangkan penyidikannya,” tegasnya.

Tersangka Herianto ini, menurut Husni, sudah buron selama tiga hari. Berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti, tersangka terlibat menganiaya korban menggunakan senjata tajam.

Kepada sejumlah wartawan, Herianto menyatakan keterlibatannya lantaran dijanjikan bakal dapat imbalan. “Saya hanya diminta bantu. Holil menjanjikan, kalau berhasil menumbangkan Budi, saya akan diberi pekerjaan sebagai pengawas penagihan,” bebernya, saat berada di RS Bhayangkara, Polda Kalbar.

Lanjut dia, setelah permintaan itu, pada Rabu 14 Februari dirinya pun datang ke pasar untuk membantu Holil jika terjadi keributan. “Pas di pasar keributan itu terjadi. Saya mendapat pedang dari Holil, lalu pedang itulah yang saya pakai untuk membacok korban,” aku Herianto.

Setelah pembacokan itu, ia melarikan diri ke rumah temannya di daerah Sungai Jawi, Pontianak Barat. Terus melarikan diri hingga ke salah satu rumah di Jalan Tabrani Ahmad.

“Sore setelah kejadian, saya baru mendapat kabar jika korban meninggal. Saya lalu melarikan diri karena takut ditangkap,” tutupnya. (Zrn)