eQuator.co.id – SINTANG-RK. Visi Bupati Sintang, Jarot Winarno, terkait pendidikan rakyatnya belum tercapai. Itu sebabnya, ia melakukan kunjungan khusus ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sintang, Selasa (2/1).
“Saya melihat, sejauh kepemimpinan Kadis (kepala dinas) yang baru, selama satu tahun sepuluh bulan, belum ada perubahan berarti di dunia pendidikan Sintang,” tutur Jarot di kantor Disdikbud Sintang.
Hal ini, ia menganalisa, diakibatkan berbagai aspek. “Termasuk akses dan kualitas pendidikan, serta pemerataan tenaga pelajar, termasuk kegaduhan masalah Guru Garis Depan (GGD),” terangnya.
Sesuai visinya, bupati menegaskan, ia ingin mewujudkan masyarakat Sintang yang cerdas, sehat, maju, religius, dan sejahtera. Hal ini tentu ditopang dengan tata kelola pemerintahan yang bersih. Artinya, harus ada perubahan dalam pembangunan termasuk di bidang pendidikan.
Jarot menyampaikan harapannya agar pada 2018, Dikdikbud Sintang lebih fokus memperhatikan kondisi sarana infrastruktur dasar. “Dan prasarana sekolah yang masih kurang dan mengalami rusak cukup parah,” beber dia.
Ketika ditemui keesokan harinya (3/1), bupati lebih eksplisit membicarakan kondisi infrastruktur dasar fasilitas pendidikan Sintang. “Kita pahami lah ya, di Sintang itu ada kegawatdaruratan insfratruktur fasilitas pendidikan,” ungkapnya. Imbuh Jarot, “Yang kerusakannya ringan itu dapat diperbaiki dengan dana BOS masing-masing sekolah, misalnya engsel rusak, jendela rusak, ada bocor sedikit”.
Sedangkan, lanjut dia, kalau rusak yang agak berat baru menggunakan dana transfer daerah, dana alokasi khusus, atau APBD murni. “Memang dana kita terbatas, menurun, tapi kita harus tingkatkan determinasi kita, kemudian lagi tingkatkan peran komite sekolah,” pinta Jarot menyampaikan solusi atas kondisi terkini kegawatdaruratan infrastruktur pendidikan Sintang.
Menurut dia, sekolah milik masyarakat. “Kalau ada yang ringan, seperti pagar, jalan masuk dirabat beton, ini bisa dikerjakan oleh masyarakat itu sendiri,” pungkasnya.
Terpisah, Yustinus, Sekretaris Disdikbud Sintang, menyampaikan bahwa salah satu persoalan yang dihadapi pihaknya adalah kondisi sarana prasarana pendidikan di kampung-kampung. “Kita ada 420-an sekolah dasar. Ada berbagai kendala, misalnya belum ada ruang kelas, sementara dana untuk itu kurang sekali,” ujar Yustinus. “Tahun 2017, kita belum banyak mengerjakan pembangunan untuk sarana prasarana sekolah,” tambahnya.
Ia mendukung mendukung solusi yang disampaikan bupati. Yakni untuk perbaikan pada kerusakan ringan seharusnya bisa diurus komite sekolah. “Kita harapkan koordinasi yang lebih baik antara komite sekolah, masyarakat dengan guru dan kepala sekolah sebagai penyelenggara,” pinta Yustinus.
Dari gedung parlemen, Ketua Komisi C DPRD Sintang, Heri Maturida meminta progres perbaikan infrastruktur fasilitas pendidikan di Sintang lebih terlihat. Meskipun, diakuinya, dana untuk itu memang terbatas.
“Tapi kita patut berusaha untuk lebih baik, kita coba berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan provinsi dan pusat, mungkin ada dana-dana yang bisa kita akses untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan kita di sini,” saran Heri. (Humas Pemkab Sintang)